ep 24

3.1K 77 0
                                    

Setelah semua selesai aku dan pak misdi masuk kamar dan pintu pun dikunci.

"Kenapa sih pak dikunci"

"Ngak papa den takut ada laba laba besar masuk"

"Ihh bapak nakut nakutin rey."

"Kan ada bapak disini. Sudah sekarang tidur  ya sudah malam."

"Iya pak"

Hujan pun turun dengan derasnya. Mungkin aku anak kota belum terbiasa dengan cuaca di desa seperti ini. Tiba tiba aku menggigil kedinginan walau sudah makai selimut pun. Padahal kalau di rumah suhu kamarku selalu dingin pakai ac tapi ini beda.

Memang kebiasaanku tidur tanpa memakai daleman hanya menggunakan baju tidur saja.

"Pak ... Bapak... Rey kedinginan " ucapku menggigil saat tengah malam.

Pak misdi langsung bangun dan mengambil selimut milik wawan. Dipakai buat menutupi tubuhku. Jadi aku makai double selimut

"Masih kedinginan den?"

"Masih pak"

"Sini biar bapak peluk . bapak kelonin den rey". Ucap pak misdi sambil masuk ke selimut

Karena tempat tidur ini sempit sehingga aku memilih tidur miring dan di peluk pak misdi dari belakang.

Karena aku tidak memakai daleman terasa sekali bahwa belahan pantatku langsung bertemu dengan jedolan milik pak misdi

Ada perasaan aneh dari dalam diriku seakan menyukai belahan pantat ku bersentuhan langsung dengan jedolan pak misdi. Pak misdi juga langsung tertidur lagi. Tapi aku sengaja menggerak gerakan tubuhku . Seakan mencari posisi yang enak. Padahal aku ingin menggesek gesekan ke jedelon itu. Aku juga merasa pak misdi tidak memakai daleman hanya kolor seperti biasanya.

Badanku rasanya malah panas dingin. Ada sesuatu hal yang mendesak dari dalam diriku untuk menikmati lagi cairan manis dari kontol pak misdi. Tapi aku juga takut pak misdi marah marah seperti kemarin.

Tapi aku berfikir mungkin itu adalah obat supaya aku sembuh karna aku sangat menyukainya.

Aku mencoba untuk tidur terlentang. Pak misdi pun jug ikut terlentang karna kasur yang sangat sempit.

Aku melihat kontol pak misdi terjiplak ke samping terlihat besar.

Aku melihat pak misdi yang masih tertidur nyenyak aku membuka resletingnya pelan pelan kemudian pengait celananya. Saat itu pula entah mengapa jantungku berdebar sangat cepat.

Aku mulai menenangkan diriku sebentar saat setelah tenang aku mencoba menurunkan kolor yang sudah kendor milik pak misdi.

Saat itu pula kontolnya berdiri menantang keatas.

Aku mencoba untuk menggenggam nya membuat gerakan sehalus mungkin . Pak misdi pun masih terlelap mungkin karena capek merawatku hari ini.

Tak berapa lama karna kocokan ku di kontol pak misdi . Keluarlah cairan putih bening sedikit demi sedikit.

Aku tersenyum senang. Entah mengapa aku tidak ingin menggunakan tangan ku seperti kemarin takut jika pak misdi bangun. Aku coba memajukan wajahku dan berharap jika aku menggunakan lidahku untuk menjilati cairan itu pak misdi tidak terbangun.

Aku kemudian menggenggam kontol pak misdi. Aku juga langsung menjilati cairan itu dengan lidahku. Aku sangat menyukainya. Sebab rasanya manis. setiap kali cairan itu keluar aku langsung menjilatinya lubang dan kepala kontol pak misdi tidak mau menyisakan sedikitpun.

Namun saat aku sedang asyik menjilati cairan di lubang pak misdi. Pak misdipun langsung terbangun

"Den rey ngapain?"

Aku tidak menjawab karna aku sedang asyik menjilati cairan itu. Bener bener manis rasanya seperti madu

Pak misdi hanya mematung menyaksikan apa yang aku lakukan.

"Sudah den sudah . Kotor itu jangan" ucap pak misdi sambil menarik tubuhnya duduk dan memasukkan kontolnya lagi dan membenarkan celana panjangnya"

"Kenapa pak. Padahal rey suka sama cairan itu manis. Siapa tau rey bisa sembuh. Buktinya saja kemarin rey minum itu paginya papa ngebolehin rey ikut bapak"

"Bapak bilang tidak boleh ya tidak boleh"

Hujan makin turun dengan derasnya pak misdi . Matanya seakan berkaca kaca.

"Rey ngak mau temenan lagi sama bapak. Bapak jahat. Rey benci sama bapak. Rey mau pulang saja. Sekalian rey aduin ke papa. Kalau bapak pernah keluar rumah tanpa seijin papa . Itupun seharian."

Pak misdi hanya diam sambil duduk tangan kiri digunakan untuk menopang kepalanya.
Akupun langsung masuk ke dalam selimutku dan akupun menangis.

ARTI SEBUAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang