ep 37

2.6K 83 9
                                    

Hari ini aku tidak keluar kamar sama sekali sekalipun itu makan malam dan papa mamaku membujukku untuk keluar dari kamar. Hari ini aku benar benar merasakan keanehan dalam diriku. Kenapa aku tidak seperti yang lainnya. Walau banyak cewek cantik yang secara terang terangan ingin menjadikan diriku sebagai pacarnya . Namun aku sama sekali tidak mempunyai rasa.

Berbeda jika aku dimanja oleh pak misdi maupun om wi. Entah mengapa aku sangat menyukainya. Terlebih lagi jika memandang kedua wajah itu membuat jantungku kian berdebar. Ditambah saat tidur siang tadi aku bermimpi melakukan sesuatu dengan pak misdi. Dengan senyum tipis nya pak misdi memasukkan kejantanan nya ke dalam tubuhku.

Untuk kesekian kalinya aku bermimpi seperti itu padahal aku sendiri belum pernah melakukan nya dengan siapapun. Fikiran itu yang selalu menghantuiku.

"Den rey ini bapak. Bapak boleh masuk. Bapak bawakan makan malam untuk den rey" suara parau pak misdi terdengar dari luar kamarku.

"Rey malas makan pak"

"Katanya siang tadi nyuruh bapak untuk ke kamar den rey"

"Rey tidak mau diganggu siapapun"

"Den rey marah sama bapak ?"

Aku hanya diam. Fikiran ku lagi kacau. Aku tidak bisa bercerita tentang semua ini kepada siapapun. Aku hanya bisa memendam semua sendiri.

"Kalau den rey marah ya sudah bapak minta maaf. Bapak akan kembali ke kamar bapak. Besuk bapak berangkat pagi pagi"

Aku langsung berlari menuju pintu sambil membukakan pintu untuk pak misdi mendengarkan apa jawaban barusan.

Namun yang aku lihat pak misdi masih tetap saja berdiri di depan pintu kamarku sambil membawa makan malam untukku sambil tersenyum.

Entah mengapa senyuman itu selalu membuat hati ini damai dan tenang.

"Bapak boleh masuk" ucapku

Setelah pak misdi masuk aku kembali mengunci pintu kamar dari dalam.

"Malam ini bapak harus tidur di kamar rey. Tidak ada tawar menawar " ucapku.

"Ada apa dengan anak bapak ini. Tiba tiba merajuk seperti ini?"

"Pak .... " Ucapku terhenti.

"Iya den ada apa?"

"Rey boleh curhat sama bapak? Tapi bapak jangan marah apapun yang ingin rey katakan saat ini?"

"Iya den. Tapi den rey makan dulu ya?"

"Ngak mau. Rey ngak mau makan kalau ngak disuapin bapak"

"Merajuk nya seperti anak gadis"

"Memang rey kan anak gadis. Hanya suara rey saja laki laki. Selebihnya seperti anak perempuan."

"Den rey bicara apa ?"

"Kenyataan nya memang begitu kan pak. Bapak sendiri pasti berfikiran seperti itu"

Pak misdi hanya diam. Tidak mau menjawab pertanyaanku.

"Sudah den sekarang den rey makan dulu. Biar bapak suapin. Keburu malam. "

Walau aku tidak selera makan tapi dengan terpaksa aku mau menerima makanan yang di suapin oleh pak misdi sampai habis.

Setelah semua habis pak misdi berdiri hendak keluar kamar ku.

"Bapak mau kemana?"

"Mau beresin ini dulu den sebentar" ucapnya sambil membawa piring kotor.

"Tapi janji ya bapak nanti kembali kesini dan tidur dikamar rey"

ARTI SEBUAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang