ep 31

3.1K 68 0
                                    

"Laba laba hitam raksasa"

Aku senyum dan menjawab

"Sudah tidak takut sama laba laba"

Kami berdua pun tertawa terakhir pak misdi berkata begitu sejak aku masuk sma.

"Rajin nya anak bapak. Ya sudah ini cemilan dan susunya. Bapak mau turun dulu siapin makan malam takut ganggu anak bapak"

"Makasih ya pak. Jadi tambah semangat belajarnya"

"Iya den. Bapak pamit dulu ya mau mandi gerah"

"Iya pak."

Pak misdi langsung keluar kamarku. Aku meminum susu dan cemilan sambil mengerjakan PR ku. Tak butuh waktu lama untuk aku menyelesaikannya. Aku segera turun saat waktu sudah pukul setengah 8 malam.

Saat aku turun aku melihat meja makan masih kosong. Aku mencoba mencari pak misdi dikamarnya mungkin saja kecapekan dan tertidur sebab rumah nampak sepi dan pak misdi tidak terlihat sama sekali.

Sudah kebiasaan ku kalau masuk pintu pak misdi tanpa mengetuknya. Betapa kagetnya aku saat itu saat aku membuka pintu pak misdi sedang tiduran sambil mengocok kontolnya yang sudah berdiri tegak. Pak misdi hanya melepas kait celana nya dan menurunkan resletingnya tanpa melepas celana kolor dan celana panjanganya.

Pak misdi pun juga tak kalah kagetnya melihat aku yang sudah berdiri di depan pintu. Pak misdi kaget dan melepas tangannya sehingga kontolnya berdenyut denyut menghadap ke atas namun belum keluar.

"Maaf pak" ucapku sambil menutup kembali pintu kamar nya dan berlari ke kamarku.
Namun sial aku terjatuh di lantai karna ada sekat lantai antara kamar pak misdi dan ruang tamu. Akupun meringis kesakitan

"Aduhh...... "

Pak misdi pun langsung berlari menghampiriku

"Kenapa den?"

Aku hanya bisa memegangi lututku yang ngilu.

Pak misdi membantuku untuk bangun. Namun yang membuatku gagal fokus. Tonjolan di celana panjang pak misdi nampak jelas terlihat. Kontol itu mengarah ke samping.

Pak misdi menuntunku kembali ke kamar. Dari bawah sampai ke kamarku kontol pak misdi masih terlihat sama belum sama sekali kendor.

Sesampainya dikamar pak misdi menidurkan ku dan memijat lututku. Saat itu aku hanya memakai celana boxer diatas lutut. Bapak pun sedikit menaikkannya dan mengurut bagian lutut dan pahaku.

"Maaf pak yang tadi."

"Ngak papa santai saja den. Den rey juga sudah besar. Pasti den rey juga pernah seperti tadi"

"Rey tidak pernah melakukan lagi pak terakhir sama bapak itu waktu rey masih kecil"

"Bagus kalau begitu. Masih ada yang sakit den ?" Ucap bapak sambil terus memijit ku namun bapak hanya fokus di bagian pahaku saja.

"Tidak pak sudah tidak sakit. Kangen ibuk ya pak. Ya kalau kangen bapak lanjutkan saja. Maaf rey sudah mengganggu bapak"

"Iya den tadi habis telpon kok tiba tiba bapak kepengen mungkin karna sudah kangen nya jadi bapak mengocok milik bapak" sambil terus memijit bagian pahaku.

Aku melirik ke bagian kontol pak misdi kontol itu juga belum normal masih terlihat jelas seperti tadi.

ARTI SEBUAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang