Kami sama sama telanjang bulat di dalam bathup karna airnya masih jernih dan belum tertutup semua dengan sabun aku bisa melihat kontol pak misdi tanpa halangan sedikitpun.
Aku bolak balik memperhatikan punyaku dan punya pak misdi terlihat begitu berbeda. Dari warna ukuran dan bentuk kepala nya. Walau punya pak misdi masih lemas dan punyaku sudah berdiri namun ukurannya sangat jauh berbeda bisa 2x lipatnya. Ditambah disekitaran punyaku tidak nampak bulu sedangkan punya pak misdi bulunya sangat lebat namun rapi.
Dengan reflek dan rasa keingin tahuanku yang tinggi aku segera memegang kontol pak misdi.
"Kok punya bapak tidak berdiri sama seperti punya rey pak. Tapi besarnya jauh beda . warna nya juga beda" ucapku polos
"Jelas beda den. Aden masih remaja bapak sudah dewasa. "Ucap pak misdi sedikit panik.
"Apa nanti punya rey bakal seperti punya bapak begini. Tapi rey ngak mau warna nya item jelek" ucapku
"Yang hitam begini jauh lebih enak den" ucap pak misdi.
"Kata siapa pak" ucapku tak kalah ingin tahu
"Kata istri bapak den."
Akupun hanya mengangguk ngangguk dan terus menggenggam kontol pak misdi.
"Kalau milik aden namanya titid den masih bisa bertambah nanti karna masih kecil. Tapi kalau punya bapak namanya kontol karna sudah besar dan dewasa".
Akupun melepas kontol pak misdi kemudian meraba bagian atasnya.
"Ini kok ada rambutnya pak punya rey ngak ada"
"Ini bukan rambut den ini namanya jembut. Nanti kalau aden sudah dewasa sudah bertambah umurnya pasti bakal numbuh bulu seperti punya bapak"
Aku hanya mengangguk mendengar penjelasan pak misdi. Akupun tak perlu khawatir dengan suasana seperti ini sebab tidak akan ada orang yg berani masuk ke kamar ku selain pak misdi dan orang tuaku. Sedangkan mereka sudah sibuk dengan pekerjaan mereka. Mereka tidak pernah memeberitahu aku tentang banyak hal. Dari pak misdi lah aku mendapatkan banyak pelajaran yang belum pernah aku pelajari baik di sekolah maupun di rumah.
"Bapak kok di perut dan di dada juga numbuh rambutnya sedangkan rey juga ngak ada . Rey pengen punya rambut seperti ini juga ucapku mengusap perut dan dada pak misdi kadang aku mengusap bagian tetek miliknya. Pak misdi pun hanya bisa memejamkan mata.
"Belum saat nya den. Nanti suatu saat jika den rey sudah dewasa pasti bakal numbuh juga. Karna papa aden juga memilikinya seperti punya bapak" ucap pak misdi
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTI SEBUAH CINTA
Non-Fictioncinta sejati hanyalah dia yang begitu berarti dalam hidupmu. walau banyak sekali cinta yang datang tapi dia yang bertahan adalah bukti cinta sejati