ep 19

3.4K 71 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam pak misdi mengajak aku pulang karna malam ini hendak turun hujan karna suara gemuruh langit sudah sering terdengar ditambah lagi aku sudah ngantuk saat itu pula.

Sebenarnya wawan menyuruh aku tidur disini tapi karna tolakan dari bapaknya akhirnya aku tetap ikut pak misdi pulang. Baru sampai setengah jalan hujan tiba tiba datang dengan derasnya. Sehingga pak misdi menggendongku supaya bisa cepat sampai rumah.

Namun sayang kami sudah basah sesampainya dirumah. Pak misdi dengan sigap mengeringkan tubuhku dengan handuk dan menyuruhku untuk ganti dengan baju tidur. Entah mengapa aku tidak merasa malu walau dalam keadaan telanjang bulat di lihatin oleh istri nya pak misdi.

"Sekarang den rey istirahat ya bisa tidur di kamar wawan . Nanti kalau ada perlu den rey tinggal panggil bapak di kamar satunya."

"Iya pak. Rey tidur duluan selamat malam pak buk". Ucapku

Akupun segera masuk kamar wawan dan adiknya. Kamar yang tak begitu besar tapi terlihat rapi dan bersih. Hanya 1/3 dari kamarku luasnya.

Aku pun langsung berbaring di atas kasur yang hanya 1/3 dari ukuran kasurku dirumah.
Tak lama kemudian pak misdi yang sudah berganti pakaian dan memakai sarungpun masuk ke kamar ini.

"Maaf ya den Ini selimutnya. Dan maaf rumah bapak kecil dan sempit adanya seperti ini."

Akupun hanya mengangguk karna aku benar benar capek pengen tidur.
Pak misdi segera keluar kamar.

Sebelum aku tertidur aku sempat mendengar samar samar ucapan pak misdi

"Enak ya buk suasana mendukung dan tepat. Hujan hujan begini ditambah rumah sepi . Bapak bisa memuaskan dahaga ibuk sepuasnya."

"Rey gimana"

"Rey sudah tidur tadi bapak masuk matanya tinggal 5 watt."

"Ya sudah ayo pak segera buka sarungnya"

"Iya buk bapak sudah ngak sabar ingin mengentoti memek ibuk bapak sudah kangen. Ibuk tidak lupa kb kan. Bapak ingin keluar didalam "

Setelah itu aku tidak mendengar suara apapun lagi . Aku hanya mendengar decitan kasur entah itu suara apa . Pikirku pak misdi dan istrinya sudah tidur. Dan akupun langsung terlelap dalam mimpiku.

Mungkin karna efek kehujanan tadi ditambah udara yang dingin . Akupun terbangun dan merasa ingin buang air kecil saat itu pula. Saat aku lihat jam aku baru tidur selama belum ada 10 menit yang lalu

Karna di kamar ini tidak ada kamar mandinya terpaksa aku harus ke belakang untuk pipis.

Saat aku keluar kamar nampak suasana rumah sepi dan gelap. Aku mengurungkan diriku untuk pipis karna takut. Namun aku malah mematung di depan pintu kamar pak misdi di kamar yang terang terlihat jelas pak misdi sedang menindih istrinya. Entah mereka sedang melakukan apa. Tapi aku melihat baik pak misdi atau istrinya sama sama telanjang bulat. Padahal mereka tidak sedang mandi. Aku juga melihat posisi kaki dari istri pak misdi terbuka dengan lebar ke samping sedangkan pak misdi menindih istrinya dan pinggulnya bergerak maju mundur.

Aku belum pernah melihat adegan ini seumur hidupku. Aku juga makin tambah penasaran dengan apa yang sebenarnya mereka lakukan di malam yang dingin ini.

"Ahh... Terus pak... Enak.. ahhh... Ibuk kangen sama bapak. Puasin memek ibuk"

"Iya buk.. ahh.... 6 bulan bapak tahan bapak juga tidak melakukan dengan wanita lain. Puasin bapak malam ini. Bapak ingin membanjiri memek ibuk"

Karna pipisku tidak bisa ditahan lagi akhirnya aku berlari menuju kamar mandi membuang rasa takutku . Setelah aku sampai aku segera pipis dan menyiramnya.

Namun saat aku keluar dari kamar mandi pak misdi sudah menyalakan lampu yang terang dan menanyaiku.

"Kenapa den " tanya pak misdi yang hanya memakai sarung tanpa baju menghampiriku

"Tadi kebelet pipis karna suasana sedikit gelap rey dari kamar langsung lari dan menutup mata" ucapku

Namun yang membuatku aneh kenapa di bagian depan sarung pak misdi nampak mengembang seperti membuat tenda.

"Ya sudah den lain kali jangan lari sambil menutup mata takutnya nanti kepleset dan jatuh" ucap pak misdi senyum.

"Iya pak"

"Ya sudah kita kembali ke kamar lagi. Den rey kembali tidur ya"

"Iya pak"

Pak misdi segera mematikan lampu utama dan segera menuntunku untuk masuk ke kamar.
Pak misdi pun duduk di ranjangku sebentar memastikan aku tertidur kembali.

Saat dirasa aku sudah tidur pak misdi beranjak keluar kamar menuju kamarnya kembal

Aku yang pura pura tertidurpun langsung membuka mataku

"Gimana pak sudah tidur?"

"Sudah buk tadi kebelet pipis katanya karna takut makanya lari dan menutup mata. "

"Kira kira bakal tau ngak pak apa yang kita lakukan"

" Tenang buk rey masih sangat polos dia anak yang jujur . Apalagi sama bapak"

"Ya sudah pak . Kita lanjut lagi. Ibuk tidak jadi keluar tadi"

"Sama buk bapak juga ngak jadi keluar. Bapak tancepin lagi ya sekarang"

"Iya pak malah makin lama makin enak jadinya"

Setelah percakapan itu hanya desitan suara ranjang yang aku dengar. Walau aku penasaran sebenarnya aku takut untuk melihatnya lagi . Ditambah udara yang dingin dan gelap membuatku takut yang hanya bisa sembunyi di bawah selimut sehingga aku kembali tertidur tanpa tau apa yang sedang terjadi setelah itu.

ARTI SEBUAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang