"Bunda Haechan capek.... "
"Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."
" Dunia belum pada kondisi terbaiknya, karena ada cara untuk membuatnya jadi lebih baik. "
' Lee Haechan
===============
Tepat saat bel pulang berbunyi Haechan yang biasanya pulang lebih akhir, kini anak itu berlari lebih dulu mungkin pikir yang lain anak itu, mencoba kabur dari Renjun namun Haechan bukanlah kabur, melainkan pergi ke ruang guru untuk mengejar guru yang belum lama ini membagikan nilainya.
Haechan tiba di ruang guru tepatnya di meja guru bernama Park Soo-young, seperti biasanya guru cantik itu akan menyambut nya dengan senyuman cantik nya.
"Ada apa nak Haechan?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bu, tolong periksa lagi nilai saya pasti ada yang salah" Ucapnya dengan nafas terpenggal-penggal.
"Nak Haechan sistem koreksi sekolah ini sudah sangat canggih, jadi pasti gak akan keliru Ibu juga sudah koreksi manual memang ada beberapa jawaban kamu yang salah"
Haechan menghela nafas berat dengan raut sayu, begitu kecewa nya dirinya dengan hasil ujian kali ini.
"Maaf mengganggu waktu Ibu, saya permisi" Haechan pun pergi dari tempat itu dengan perasaan sedih.
Baru saja keluar dari ruangan itu tidak di duga-duga, ada tiga orang yang setia menunggu di sana yang kini sedang menatapnya, Haechan lupa soal mereka bertiga sebab terlalu sibuk memikirkan perihal nilainya.
Ketiga anak laki-laki itu mendekati nya, lalu seorang dari mereka mendekati telinga Haechan dan berbisik.
"Ikut gue!" Sang ketua dari geng itu pun berjalan mendahului kedua temannya, setelah mengucapkan kalimat itu.
Mau tak mau ia harus mengikuti ketiga orang itu, atau persoalannya akan makin rumit jika dirinya kabur atau mengadu, ia pun ikut pergi dengan tujuan yang entah kemana.
Setelah keluar dari lingkungan kelas, mereka tiba di tempat awal Haechan di beri peringatan, belakang kelas.
Renjun berjalan ke bangku kosong dan duduk di bangku tersebut, sambil melipat kedua tangannya.
Posisi Haechan saat ini ditengah-tengah ketiga orang itu, Renjun duduk di hadapan Haechan sedangkan Jeno, dan Jaemin berdiri di belakang Haechan tak lama setelah itu, Jaemin menendang belakang lutut Haechan sehingga anak itu, terjatuh berlutut di depan Renjun yang membuat nya mengaduh pelan.
"Aduh"
"Hey Renjun! Mau diapain dia?" Tanya Jaemin yang meminta instruksi selanjutnya, Renjun memiringkan kepalanya dengan sebuah ulasan senyum seringai.
