"Bunda Haechan capek.... "
"Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."
" Jika tujuan matahari diciptakan untuk menyinari alam semesta, maka apakah tujuan Haechan dilahirkan juga demikian? "
~ Lee Haechan
============
Bel sekolah berbunyi nyaring menandakan jika pelajaran terakhir telah usai, semua siswa dikelas itu mulai membereskan peralatan belajar mereka kedalam tas masing-masing, Kyung-soo pun menutup kelas hari itu dan melangkah untuk keluar.
Semua ikut keluar dari kelas bertebaran kemana-mana meninggalkan kelas, tepat saat Kyung-soo hendak menginjak kakinya menuju pintu keluar, Renjun menghadang nya dengan senyuman ramah.
Kyung-soo sontak mengerutkan keningnya heran.
"Ada apa?"
"Bapak liat aja besok, kayanya Haechan bakal membuka kedok dirinya" Ucap Renjun yang membungkukkan badannya sebelum pergi dan disusul oleh kedua teman Renjun.
Kyung-soo pun tak ingin memikirkan hal itu lagi dan keluar dari kelas, Haechan nampak masih setia berdiri di sana dengan tatapan melasnya, Kyung-soo menghela nafas berat lagi dan lagi dirinya masih tidak bisa percaya jika anak itu adalah anak nakal.
"Kamu boleh pulang" Ujar Kyung-soo yang melanjutkan perjalanan nya kembali ke ruang guru.
"Terimakasih Pak!" Ucap Haechan sesempat mungkin karena Kyung-soo makin jauh.
Haechan pun berjalan menuju kelas namun ia baru ingat sesuatu.
"Seragam!" Dengan cepat Haechan berlari menuju rooptop untuk mengambil seragam sekolah nya yang mungkin sudah kering.
Disaat Haechan berlari melintasi anak tangga menuju rooptop, Renjun muncul dari tangga bawah dengan senyuman jahat nya yang menoleh ke arah Haechan pergi.
"Renjun!"
Sahutan seseorang yang baru saja tiba dari belakang Renjun membuat Renjun berbalik, disana ada Jisung yang sedang berdiri di hadapan Renjun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo gak lupa kan?" Renjun langsung melepaskan tasnya kala mendengar ucapan Jisung, dan seperti nya terlihat sedang mencari sesuatu.
"Tenang aja seperti dengan yang gue janjikan, nih!" Renjun mengulurkan sebuah buku yang terlihat cukup tebal dari dalam tasnya.
Jisung pun menerimanya sedikit ragu-ragu.
"Materi matematika yang udah gue buat khusus buat lo yang udah bantuin melancarkan rencana gue" Ujar Renjun yang kembali mengenakan tasnya.
"T-tapi ini kan bukunya Haechan?" Jisung mengerutkan keningnya sambil membuka-buka buku itu.
"Udahlah namanya aja Haechan, tapi sebenarnya itu buku gue kok tulisan agak beda ya karena gue buat khusus buat lo, udahlah gue duluan ..." Renjun menepuk pelan pundak Jisung sebelum pergi meninggalkan nya.