36. Full Sun 🌻

4.6K 289 14
                                    

🌻🌻🌻


Hari mulai gelap, waktu terus berjalan. Suara detik jam dinding di sebuah ruang rawat, mengisi keheningan ruangan itu. Ketiga anak Tenny setia menunggu sang Ibu. Yang tadi sempat tak sadarkan diri. Mereka terlihat termenung, gelisah melamun diam tanpa berkedip. Merasakan angin malam, yang perlahan masuk melalui fentilasi ruang rawat itu.

Tenny terbangun. Membuka matanya yang terasa berat, akibat terus menangis sejak tadi. Sontak membuat mereka bertiga, langsung berdiri dan menghampiri nya.

"Bunda"

"H-haechan, dimana?" Tanyanya lemah sambil berusaha untuk duduk.

Namun Hendery lekas mencegah pergerakan Tenny, berniat mencegah Tenny untuk bangun.

"Bunda istirahat dulu. Bunda baru aja siuman," ujarnya pelan.

"Gak bisa!"

Tenny menepis paksa tangan Hendery, hingga Hendery agak menepis sedikit. Tenny lekas turun dari bangsal tidurnya, lalu bergegas pergi menuju kamar Haechan. Ketiga anaknya pun langsung mengejarnya dengan cepat.

"Bunda!"

•••

Beberapa menit berjalan mereka tiba di lantai dua. Tempat di mana ruangan ICU itu berada, di sana tak ada siapa-siapa. Kecuali, Mark yang terlihat baru saja keluar dari ruangan itu. Lengkap dengan pakaian khusus, pengunjung ruang ICU. Seling beberapa detik, Taeyong yang lengkap dengan seragam Dokter nya, juga ikut keluar dari ruangan itu.

"Tae!" Panggil Tenny yang sudah tiba di sana dengan ketiga anaknya.

Taeyong menoleh, juga dengan Mark yang matanya terlihat sembab. Mark tak ingin mengganggu pembicaraan itu, lalu ia memutuskan untuk kembali ke dalam ruang ICU.

"Gimana keadaan Haechan? Dia baik-baik aja kan?!" tanyanya cemas.

Taeyong menghela nafas kasar. Ia terlihat tak ingin membicarakan hal ini, hingga membuat Tenny makin khawatir. Tenny mengguncang tubuh Taeyong.

"Jawab Tae!!"

"Untuk saat ini iya, tapi——" Taeyong menggantung kalimatnya, membuat Tenny makin ketakutan.

Sedangkan ketiga anaknya itu, hanya diam menyimak sambil memasang raut cemas.

"T-tapi apa?" Tenny melepas genggaman tangannya dari lengan Taeyong, merasakan kembali mata nya yang perlahan menguarkan air mata.

Taeyong hanya mampu menunduk tak berdaya. Ia juga sama halnya dengan mereka, sedang meneteskan air mata.

"Karena Hemofilia itu. Haechan— bisa aja mengalami pendarahan serius," semua tercengang mendengar perkataan itu.

"Malam ini, akan menjadi malam yang akan menentukan nasib Haechan. Kalian berdoalah untuk kesembuhan Haechan, aku tau Haechan anak yang kuat."

Tenny hampir terjatuh lemas, tapi dengan cepat Taeyong menopah nya. Sehingga Tenny tak jadi jatuh.
Ketiga anak itu pergi untuk memeluk tubuh Ibu nya. Sedangkan di sisi lain, Johnny yang baru tiba berdiri tak menyangka, bahwa putra bungsunya itu. Sedang berjuang di garis hidup dan mati.

"Kenapa?—kenapa kau harus melakukan hal ini padaku Tuhan?, aku baru ingin memperbaiki kesalahanku tapi—kenapa harus kau lakukan hal ini?" ujar Johnny yang terpuruk keadaan.

A Little Story Full Sun | Lee Haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang