"Bunda Haechan capek.... "
"Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."
" Ikhlas dan sejati akan bertemu dalam senyuman tulus, senyuman tulus yang tidak disertai arti apa-apa "
=======
Tentu saja mereka semua terkejut dan tidak menyangka, namun Jisung mencoba memberikan penjelasan kepada semuanya, namun sepertinya ia bingung harus menjelaskan darimana sementara ia melirik ke arah Chenle, Chenle menatap nya sekilas lalu membuang pandangan.
"Coba periksa lagi!" Pintah Taeil Yuta langsung mengangguk.
"Kunci?" Yuta mengambil dan menunjukkan sebuah kunci dimana kunci itu adalah kunci.
"Kunci perpustakaan?" Ucap Taeil yang langsung paham kunci apa itu.
Kunci yang ada gantungan buku sebagai aksesoris nya, iya itu adalah kunci perpustakaan namun kenapa ada di dalam tas Jisung.
"B-bukan saya pelakunya!" Jisung mencoba mengelak tuduhan itu sekilas ia menoleh kearah Renjun.
"Dia! Renjun pelakunya!" Jisung langsung menunjuk ke arah Renjun dimana Renjun disana memasang raut bingung.
"Chenle!" Jisung kembali menoleh kearah Chenle namun Chenle tetap tak ingin menatap Jisung, ia lebih memilih bersembunyi di belakang Haechan.
Chenel ingat waktu itu saat Jisung terlihat sedang menyembunyikan buku, ia semakin tak menyangka ini alasan dibalik perlakukan kemarin ia kecewa, bukannya tak percaya.
"Jisung ikuti keruangan Bapak!" Ucap Yuta yang membawa barang bukti itu dan langsung meninggalkan kelas.
"Yang lain tetap dikelas dan belajar Jungwoo tolong ya, dan Haechan bisa ikut Bapak?" Haechan langsung mengangguk.
"Baik"
Taeil melangkah pergi meninggalkan kelas diikuti oleh Haechan, Chenle berniat untuk ikut menemani Haechan namun Jisung menghadangnya, dengan tatapan memelas Jisung meminta agar Chenle mempercayainya.
"Percaya sama gue!" Tegas Jisung kepada Chenle namun, Chenle tidak menjawab.
Chenle nampak menghela nafas berat lantas ia berbalik berniat pergi.
"Chenle!"
Chenle berhenti sejenak tanpa memandang Jisung.
"Berani berbuat berani bertanggung jawab" Ucapnya yang langsung meninggalkan tempat itu.
Jisung pasrah menerima masalah ini, mau bagaimana pun tidak akan ada yang mempercayainya, sementara semua bukti sudah tertuju padanya, akhirnya ia berjalan menyusul Yuta tanpa menoleh menatap anak-anak kelas.
"Gak salah kita milih bos" Ujar Jeno memuji Renjun, Renjun yang merasa terpuji langsung tersenyum puas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Tibalah Haechan di ruang wakil direktur yaitu ruangan milik Taeil, disana hanya ada mereka bertiga yang sedang membahas perihal masalah ini, mereka masih saling menerka-nerka siapakah pelaku yang sebenarnya, karena ada keraguan dalam pikiran mereka mengenai Jisung yang sebagian pelaku nya.