🌻🌻🌻
Malam itu, pukul 08.00 KST. Mark dan teman-teman sedang berdiri di zebra cross. Sedang menunggu Haechan, keadaan di sana cukup ramai oleh orang-orang, mengingat festival lampion sudah pun di mulai. Menunggu cukup lama, hampir 1 jam lamanya.
"Mana ya, ketiga orang itu?" ucap Hendery yang barusan melihat jam tangannya.
"Iya, ini udah satu jam kita nunggu." Lanjut Mark.
Ya, mereka berlima duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana. Menunggu cukup lama, sampai pada akhirnya yang di tunggu tiba. Dari sebrang, seorang laki-laki yang mengenakan setelan pakaian Hoodie yang sama sedang berdiri di sana. Anak itu melambai. Mereka sontak membalas lambaian itu, lalu kedua orang itu menyebrang jalan untuk menghampiri mereka.
"Loh! Kalian gak sama Haechan?!" pekik Hendery kebingungan.
Mereka berdua menggeleng. Satu dari mereka mencoba menjelaskan.
"Tadi emang sama kita, tapi kitanya duluan." ucap Jisung menjelaskan.
"Lah, kenapa gitu?" Tanya Mark heran.
Chenle bergemam. Ia langsung menghela nafas panjang sebelum menjelaskan, "Kita gak mau ganggu makan malem dia, sama Ayahnya." Tegas Chenle.
Hendery Mark saling menatap. Lalu mereka tersenyum, mendengar hal itu mereka tak jadi khawatir. Karena mereka senang mendengar kabar membahagiakan itu.
'Akhirnya, Ayah kembali menyayangi Haechan. Mulai sekarang Haechan gak akan-menderita lagi' batin Mark.
"Teman-teman!"
Bak rembulan bersinar terang di tengah-tengah kerumunan. Lee Haechan, tengah berdiri di sebrang jalan sambil melambai, senyuman lebar menyapa hangat teman nya itu. Bagaikan sebuah isyarat jika hari ini, adalah hari terbahagia nya sepanjang masa hidupnya.
"Akhirnya, Haechan dateng juga," ujar Mark sambil tersenyum manis.
Haechan berdiam diri di tempat sejenak. lantas anak itu terlihat sedang mencoba memeriksa keadaan, namun kendaraan begitu ramai berlalu lalang. Anak itu sampai kesulitan untuk menyebrang, akhirnya anak itu terpaksa harus menunggu lampu merah menyala.
Mark menatap Haechan. Semilir angin malam menerpa wajahnya. Rambut coklat nya bertiup oleh angin malam. Rembulan yang berada di tepat atas kepala Haechan, membuat wajah anak itu bersinar. Manik mata anak itu memancar indah tak terduga. Mark tersenyum melihat bagaimana bahagia nya anak itu hari ini.
Akan tetapi.
Nyut
Nyeri hebat menyerang dadanya. Menghantarkan arus detak yang begitu cepat, Mark meremat dadanya. Sangat sakit sekali sehingga ia ingin menangis, lampu hijau sudah menyala. Semua orang di seberang itu mulai melangkah kan kaki mereka, untuk menyebrangi jalan itu. Begitu pula Haechan yang bersiap untuk melangkah maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Story Full Sun | Lee Haechan ✓
Fanfiction"Bunda Haechan capek.... " "Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."