🌻🌻🌻🌻
Ketika Haechan membuka matanya perlahan ia di kejutkan dengan apa yang di lihatnya, tempat yang ia pijak saat ini adalah tempat yang paling indah menurut nya, tempat yang jarang sekali ia kunjungi Sungai Han di Seoul yang indah di malam hari.
Hembusan nafas lega Haechan keluarkan ketika hebusan angin Sungai Han menerpa wajahnya, akhirnya Haechan bisa kembali lagi mengunjungi tempat ini setelah sekian lama, Sungai Han sangat indah malam ini apalagi tempat yang ia pinjak ini, di hiasi hiasan seperti sebuah pesta.
"Selamat ulang tahun Haechan!!"
Haechan menoleh ke belakang di sana ada teman-temannya, juga ada Abang dan Paman Taeyong juga Pak Taeil berdiri di sana, dengan Mark yang membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin 17 tahun di atasnya, hadiah inilah yang membuat nya terharu bahkan bahagia hingga ingin menangis, hadiah ini terlalu indah hingga ia tak bisa berkata-kata lagi.
Semua orang tersenyum bahagia, Mark mendekati Haechan lalu menggeleng kecil.
"Jangan nangis"
"Haechan gak tau mau ngomong apa, kalian inget ulang tahun Haechan?" Ucapnya penuh haru.
Tenny mendekat mengandeng Haechan untuk duduk di alas yang tersedia di sana, di ikuti oleh yang lain yang ikut duduk bersama di sana, sementara kuenya juga ikut di letakkan di atas meja kecil di hadapan Haechan, agar mempermudahnya meniup lilin serta memotong kue itu.
"
Tiup lilinnya" Pitah Mark.
Haechan menatap sejenak meja di hadapannya, meja yang di penuhi oleh berbagai macam makanan, dan sebuah kue ulangtahun berukuran sedang
Happy Birthday
Tulisan di atasnya membuat nya agak tak percaya, hari ini 06 Juni tepat di usianya yang ke 17 tahun akhirnya, ia bisa merasakan hari ulang tahun yang sebenarnya di mana banyak orang yang ia sayang, sedang merayakan ulang tahun nya bersama dirinya, dan hari ini keinginan bukan untuk meniup lilin, ataupun memotong kue atau menerima sebuah hadiah hari ini, ia hanya ingin tertawa lepas seakan benar-benar lepas dari segala bebannya.
"Ayo tiup lilinnya"
Ucapan Chenle menyadarkan nya, Haechan tersenyum lebar ia memejamkan matanya, mengangkat tangannya lalu menggenggam nya, mengucapkan sebuah doa dalam hatinya sebelum akhirnya meniup mati lilin itu.
Semua bertepuk tangan gembira, Ibu Haechan mendekat lalu memotong kue itu menjadi beberapa potongan, mengambil satu potongan lalu menyuapinya ke Haechan, Haechan menerima suapan itu lalu bergantian menyuapinya ke Ibu nya, seperti itu seterusnya bergantian menyuapi yang lain sampai kue itu akhirnya di bagi-bagi pada semua orang yang hadir.
Tak lama saat mereka sedang bahagia ria sambil menyantap kue itu, datanglah beberapa bodyguard yang bukan lain bodyguard Haechan, sontak hal itu membuat mereka kebingungan sambil menatap kearah tuan dari bodyguard itu.
"Apa ini?" Tanya Haechan ketus.
Chenle tersenyum, lalu para bodyguard itu mulai meletakkan beberapa barang bawaan mereka, dan meletakkan nya ke hadapan Haechan satu persatu, lalu para bodyguard itu pergi setelah menyelesaikan tugasnya, membuat mereka terheran-heran hingga melongo karena melihat hadiah dari Chenle begitu banyak sekali.
"Gue lupa kalo disini ada anak sultan" Ujar Hendery tak menyangka.
"Ya ampun bikin iri" Cibir si bungsu Yangyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Story Full Sun | Lee Haechan ✓
Fanfiction"Bunda Haechan capek.... " "Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."