16. Full Sun 🌻

4.4K 310 23
                                    

Maaf karena chapter 15 kebalik jadi agak acak-acakan, mohon maaf sekali lagi para pembaca!

🌻🌻🌻

Tepat setelah Haechan dan sang kakak masuk kedalam rumah, Haechan langsung beranjak menuju jendela rumahnya, untuk memastikan apakah Hendery benar-benar sudah pergi atau belum, karena ia lupa tak menjelaskan perkataannya dengan bahasa isyarat.

Ia menghela nafas lega ternyata Hendery sudah tidak ada di sana, ia berbalik untuk menghampiri kakaknya namun ia merasa ada yang aneh, seperti ada cairan yang keluar dari hidungnya Haechan pun mengusap hidungnya itu, dan ia melongo kaget melihat a...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menghela nafas lega ternyata Hendery sudah tidak ada di sana, ia berbalik untuk menghampiri kakaknya namun ia merasa ada yang aneh, seperti ada cairan yang keluar dari hidungnya Haechan pun mengusap hidungnya itu, dan ia melongo kaget melihat ada darah di tangannya.

Ia menghela nafas lega ternyata Hendery sudah tidak ada di sana, ia berbalik untuk menghampiri kakaknya namun ia merasa ada yang aneh, seperti ada cairan yang keluar dari hidungnya Haechan pun mengusap hidungnya itu, dan ia melongo kaget melihat a...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi?" Ucapnya.

Ini bukan kali pertama Haechan mimisan sudah berkali-kali ia mimisan, dan beberapa hari belakangan ini ia merasa ada yang salah dengan tubuhnya, namun ia hanya menganggap tubuhnya hanyalah kelelahan biasa.

Haechan mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, dan mengelap darah itu cepat-cepat sebelum ada seseorang yang melihatnya, lalu ia kembali memasukkan sapu tangan itu ke dalam sakunya lalu ia berniat untuk melangkah, namun seseorang laki-laki tiba-tiba ada di hadapannya entah sejak kapan, suara kedatangan laki-laki itupun tak terdengar sama sekali, membuat Haechan kelabakan.

"B-bang Mark?" Ucapnya sedikit gugup.

Mark terlihat seperti sedang menatapnya penuh penghakiman, membuat Haechan makin kepanikan semoga Mark tidak sempat melihat darah itu, jujur Haechan belum siap untuk memberitahukan masalah ini pada Kakaknya, hal ini hanya akan membuat sang kakak cemas dan bisa, mempengaruhi pendidikan Mark.

"Lo gak makan lagi?" Ucap Mark.

Haechan memilih tak menjawab pertanyaan Mark itu dan memilih diam tak bersuara, Mark menghela nafas berat lantas ia mengangkat sebuah kertas dari tangannya.

"Kalo Mama nulis lo gak boleh makan, apa lo bakal gak makan sampe sakit? Hah?" Tanya Mark.

Haechan diam.

"Ya udah! Kalo lo emang mau nurutin apa kata Mama lo makan masakan gue, kita beli bahan makanan dulu" Ujar Mark yang berniat pergi melewati Haechan.

"Eh!" Mark berhenti lalu memundurkan langkahnya membuat Haechan mengerutkan keningnya.

A Little Story Full Sun | Lee Haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang