"Bunda Haechan capek.... "
"Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."
Jisung, Chenle dan Haechan sedang membersihkan halaman sekolah yang luas itu, beda dengan Haechan dan Jisung yang begitu bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya, Chenle malah bermalas-malasan membantu dan terlihat hanya terus menyapu di satu tempat saja.
Itu pun tidak selesai-selesai disini yang berkeringat hanya Jisung dan Haechan, sedangkan Chenle sedikit pun tidak berkeringat karena anak itu, menyapu di tempat yang teduh dibawah pohon berteduh di sana.
"Chan lo bukanya mau olimpiade ya kok malah sibuk bantuin Jisung?" Tanya Chenle.
Seketika Haechan tersenyum tanpa menoleh menatap Chenle, dan masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Iya kenapa gak belajar aja, gue sama Chenle bisa beresin pekerjaan ini" Ucap Jisung dan langsung ditanggapi tak terima oleh Chenle.
"Gue?" Ucap Chenle pelan.
"Nanti aja belajarnya kapan lagi kita bisa liat sultan pegang sapu kaya gini" Ucap Haechan menggoda Chenle.
"Pegang sapu si tapi perasaan tuh anak diem di satu tempat gak pindah-pindah" Ucap Jisung dengan tatapan datar.
"Hey Jisung~ah lo tau panas gak, Kakek gue bisa marah-marah kalo warna kulit gue tiba-tiba item kek lo" Ucap Chenle enteng.
Jisung menatap datar dengan kekesalan yang tertahan, Haechan sedikit tertawa kecil oleh perkataan Chenle, sebelum akhirnya dirinya kembali menyapu halaman.
Setelah menghabiskan beberapa menit akhirnya perkejaan mereka selesai, kini mereka bertiga duduk di kursi yang ada disana, keringat bercucuran membuat Jisung sedikit melonggarkan seragamnya beda dengan Haechan, yang menjadikan tangannya sebagai kipas.
Sedangkan Chenle jangan tanya tentang anak itu bahkan satu pun keringat tak ada, karena pada akhirnya Jisung lah yang mengerjakan pekerjaan Chenle, Chenle terus mengomel seperti burung beo hingga membuat Jisung pusing dibuatnya.
Chenle yang terus bertanya kapan selesainya membuat Jisung geram, bagaimana pekerjaan mereka bisa selesai, jika Chenle hanya mengomeli tanpa membantu.
"Capek juga ya ..." Ucap Chenle yang membuat Jisung melirik tak suka sedangkan Haechan hanya terkekeh kecil.
Dari kejauhan tampak seorang laki-laki berdiri di balik pohon besar, dan terlihat sedang memperhatikan mereka bertiga entah sejak kapan.
"Lo salah bang karena nutupin kebenaran ini"
"Gue gak mungkin ngasih lo pelajaran jadi, adiklo lah yang bakal menggantikan posisi lo"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diam-diam laki-laki itu memotret Haechan dengan ponselnya, kemudian laki-laki itu pun pergi dari sana setelah tersenyum miring, ketiga orang itu masih belum menyadari jika ada seseorang yang diam-diam memotret Haechan.