=========
Ending
Terimakasih, karena kalian sudah mau menemaniku untuk melengkapi kisah ini.
====
Langit kian kelabu. Bayang-bayang pepohonan di luar sana termaram. Desau angin masuk ke sela-sela fentilasi koridor rumah sakit. Udara yang bergerak, menerpa dingin, membuat bulu kuduk berdiri.
Malam makin kelam tangis anak laki-laki itu menjadi simponi yang menyakitkan. Tangan yang bergetar, mata yang sembab. Menjadi saksi bisu jika saat ini anak laki-laki itu begitu ketakutan.
Beberapa waktu lalu, mereka berhasil membawa Mark ke rumah sakit. Dan saat ini, anak itu sedang diberikan perawatan intensif di ruangan IGD. Sementara yang lain menunggu di luar dengan perasaan gelisah, takut dan enggan untuk berbicara.
Sudah hampir satu jam lamanya sejak Mark di masukkan ke ruangan itu, namun belum ada satupun kabar dari dalam. Tertegun dalam diam, Haechan sejak tadi hanya bisa menangis dan menangis. Sementara Hendery, terus menenangkan anak itu agar tetap tenang.
Haechan mendengar jelas suara-suara ricuh keluar masuk ruangan itu. Ada yang bilang, Mark kehilangan banyak darah. Hal itu makin membuatnya sangat takut. Bagaimana, jika hal yang buruk terjadi pada Mark?
Di tengah-tengah keheningan luar ruangan itu, datanglah dua orang yang merupakan teman dari Haechan. Mereka adalah Lucas dan Winwin. Mereka berdua, baru saja datang setelah mengawal penjahat itu ke kantor polisi.
"Siapa pelakunya?" tanya Hendery yang langsung beranjak menghampiri kedua orang itu.
Dengan tatapan sendu, salah satu dari mereka mencoba memberitahu. "Renjun"
Satu nama yang membuat mereka memekik terkejut. Tentunya tidak dengan Chenle, anak itu sudah menduga dalang dari penusukan itu, bukan lain adalah Renjun.
"Gak ada habisnya tuh orang buat ulah!" Geram Chenle.
Haechan hanya bisa termenung. Ia tak menyangka jika Renjun bisa sejahat ini padanya. Ia pikir, Renjun akan jera setelah mendapat hukuman dari pihak sekolah, namun ia tak menyangka jika anak itu malah berbuat nekat. Ingin mencelakakan Haechan, tapi naas malah Mark yang terkena.
"Renjun. Dia lagi di tangani pihak polisi." ujar Lucas.
Sama halnya Haechan yang sejak tadi diam, Johnny juga sama. Johnny hanya melamun di sana, di bangku yang tersedia di sana.
"Johnny"
Seseorang baru saja tiba membuat mereka menoleh, namun sang pemilik nama enggan menoleh. Ia terlalu lesu, walaupun sekedar menolehkan kepalanya.
Wanita berparas cantik walaupun ada beberapa kerutan di wajah nya. Wanita paruh baya, berambut hitam panjang sedang menghampiri Haechan. Haechan hanya diam sambil menatap takut ke arah wanita itu.
"M-mama."
Haechan berlutut di hadapan Ibu tirinya. Wajahnya tertunduk dengan air mata penyesalan, Haechan siap untuk mendapatkan caci maki ataupun pukulan. Sebab ia, memang pantas mendapatkan nya. Karena dialah, anak kesayangan So-jeong masuk rumah sakit.
"M-mama maafin Haechan. Ini semua salah Haechan," ujar Haechan sambil terus memohon maaf pada Ibunya.
Air mata mengalir terus dari pelupuk mata So-jeong. Ia kesal ingin rasanya menampar anak laki-laki di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Story Full Sun | Lee Haechan ✓
Fanfikce"Bunda Haechan capek.... " "Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."