" Matahari ku kehidupan ku yang tersakiti "
•••
Mark berniat menemui sang Ayah namun dirinya sedikit ragu, saat ia baru keluar dari kamar Haechan ia tak sengaja melihat Ayahnya dari lantai dua, baru keluar dari area dapur dalam keadaan sempoyongan seperti habis minum-minuman keras.
Mark marah melihatnya tekadnya untuk menghadap sang Ayah makin kuat, ia memutuskan untuk menghampiri Ayahnya namun Ayah nya sudah masuk ke dalam ruang kerja, membuat Mark mau tak mau ikut masuk disana Ayahnya sedang duduk di sofa seperti kepusingan.
Mark memasuki ruangan itu untuk pertama kalinya, Johnny yang duduk di sana tak sengaja menoleh yang mendapati, Mark berdiri di depan pintu.
"Mark?"
"Dari semua kejadian ini aku sadar satu hal ..."
Johnny berusaha memperbaiki posisi duduknya, walaupun ia mabuk tapi ia masih bisa mengendalikan dirinya.
"Kamu ngapain disini? Sana masuk kamar kamu ini udah malem" Ucap Johnny yang berusaha menetralkan rasa mabuknya.
"Seseorang pernah bilang kalo tempat yang dibilang rumah ini sebenarnya adalah tempat penyiksaan ..."
Johnny mengerutkan keningnya.
"Seharusnya aku setuju sama pendapat orang itu tapi aku ..." Mark menggantung kalimatnya sambil menahan Isak tangis.
"Aku malah marah sama pendapat nya yang padahal bener"
"Apa maksud kamu Mark! Jangan ngelantur!" Bentak Johnny.
"Ayah sadar gak si? Atau cuma pura-pura gak sadar kalo selama ini yang Haechan dapetin cuma siksaan dari Ayah!!!" Teriak Mark.
Johnny tak menjawab matanya berkedip kaku matanya mulai berkaca-kaca.
"Dan yang kalian lakuin selama ini cuma menghindari fakta, kalian anggap ini rumah? Apa kalian yakin?"
"Penjara bahkan lebih baik dari pada tempat yang di sebut rumah ini" Finalnya yang langsung pergi meninggalkan Johnny sendiri.
"Hah ..."
••
Pagi telah tiba mentari bersinar terang menyinari seluruh alam semesta, dan aura dingin yang menyapa seluruh alam semesta, jam menunjukkan pukul 07.00 pagi Mark masih tertidur pulas di meja belajar Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Story Full Sun | Lee Haechan ✓
Fanfiction"Bunda Haechan capek.... " "Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."