"Bunda Haechan capek.... "
"Kenapa hidup harus semenyakitkan ini? Kenapa harus Haechan? Kenapa Haechan yang harus menanggung derita ini? Apa salah Haechan? Haechan cuma mau hidup seperti layaknya anak kandung."
Pagi ini di kediaman rumah Lee Taeyong, mereka sedang berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama, Haechan juga ada di sana karena hari itu Haechan memang menginap di rumah ini, tanpa memberitahu Mark yang mungkin saat ini menghawatirkan keberadaan dirinya, sejak sarapan di mulai Haechan hanya diam menatap makanan selama kurang lebih 15 menit lamanya.
"Bang Mark" Ujarnya sambil menunduk sendu membuat mereka ikut terdiam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Abang ngerti perasaan Haechan, tapi kita cuma gak mau kalo Haechan kenapa-napa" Ujar Hendery cemas.
Ting Tong
Perhatian mereka teralihkan ketika mendengar suara bel rumah berbunyi, seketika Tenny langsung berdiri untuk pergi menuju pintu rumah itu.
"Kalian lanjut makannya Bunda mau bukain pintu dulu" Ujarnya yang langsung melenggang pergi.
Tenny langsung pergi ke arah pintu ketika ia sampai di sana, ia mengintip siapa yang memencet bel dari lubang yang ada di pintu itu, ia melihat punggung laki-laki paruh baya yang membelakangi pintu, karena penasaran akhirnya Tenny membukakan pintu itu.
"Iya? Ada apa?" Tanya Tenny yang berusaha ramah pada laki-laki itu, spontan laki-laki itu pun berbalik menghadap Tenny.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi bener kamu ada di Korea"
Tenny kaget dengan kedatangan Johnny, darimna Johnny tahu rumah kediaman keluarga nya, darimna Johnny tahu.
"J-johnny" Ucap Tenny kelabakan Haechan yang mendengar nama Ayah nya di sebut langsung menoleh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
