12

82 43 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading


Tok.. Tok... Tok..

Suara ketukan pintu terdengar dari luar ruangan. Didalamnya terdapat seorang gadis yang tengah meringkuk didalam kegelapan. Dia enggan untuk bergerak maupun beranjak dari tempatnya.

"Temen non dateng lagi. Dia nyariin non." Tapi karena tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam kamar. Bi imah kembali mengetuk pintu kamar itu.

Tok... Tok... Tok...

"Ayo non keluar. Non Lyn udah dua minggu didalam kamar."

"Bilang aja gak ada bi." jawab gadis itu dengan nada suara lemah.

"Tapi non-"

"Bi, aku pengen sendiri."

"Sekali aja temui temen non."

"Bi please."

Bi imah menghela napas.
"Baik non."

Kemudian bi Imah keluar untuk menemui seorang laki-laki yang sedang memaksa untuk masuk.

"Saya mau ketemu Lyn bentar."

"Gak usah nyari non Lyn lagi. Dia gak ada disini."

"Bohong, saya tau Lyn didalam."

"Lebih baik anda pergi sekarang."

Tapi bukannya pergi laki-laki itu malah berteriak.
"LYN GUE TAU LO DI DALAM."

"LYN KELUAR LO!."

"DENGAN SEMBUNYI GAK AKAN NYELESAIN MASALAH LYN."

"LO MALAH BIKIN MEREKA SEMUA NGERASA KALO LO EMANG SALAH."

Melihat itu para penjaga rumah Lyn berusaha memaksa laki-laki itu untuk pergi.
"Nona gak ada didalam, lebih baik anda pergi."

Laki-laki itu menepis tangan para penjaga yang menahannya masuk.
"Saya bisa pergi sendiri."

"Tapi saya mohon, kalau Lyn benar didalam bilang kedia, dia mau sembunyi sampe kapan?."

Setelah mengatakan itu dia berjalan pergi meninggalkan rumah Lyn. Lagi-lagi dia harus pulang tanpa mendapat apa-apa. Sudah 5x nya dia datang kemari tapi hasilnya nihil dia selalu diusir oleh penjaga dan pembantu rumah itu.

Tanpa laki-laki itu sadari. Seorang gadis tengah mengintipnya dari balik jendela. Dia bisa melihat dengan jelas yang terjadi diluar sana. Tapi dia enggan untuk keluar.

"Maaf bang, Aku belum cukup berani buat ketemu kalian."

***

"Harusnya tadi kamu dirumah aja, Na." Ucap Ares karena mengkhawatirkan kondisi kekasihnya. Tetapi bukannya mendengarkan kekasihnya ini malah tersenyum sambil menatapnya, yang membuat Ares kesal.

"Keana aku serius."

"Iya Galak."

"Galaksi."

"Iya iya Galak_"

"si." Lanjutnya.

"Jangan senyum-senyum." Titah Ares. Tapi Keana malah terkekeh.
"Keana."

"Apa? Wajahmu lucu tau, kalo lagi kesel."

"Hmm."

Keana menyadari pacarnya semakin kesal, jadi dia memegang tangan Ares.
"Aku udah sembuh Ares."

AERILYN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang