14

71 44 4
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading

Gadis itu tengah berjalan keluar gerbang sekolah. Suasana sekolah sudah mulai sepi lantaran banyak yang sudah pulang dan hanya ada beberapa siswa yang masih disana. Hari ini dia harus terlambat pulang karena ada pelajaran tambahan dari guru mapelnya. Alhasil sekarang ini dia harus pulang sendiri. Sebenarnya bukan masalah besar baginya karena sebelumnya dia juga sering pulang sendirian. Tapi yang menjadi masalah baginya adalah bus akan lewat satu jam lagi. Dan dia sangat malas jika harus menunggu terlalu lama.

Dia menghentikan langkahnya. Dan berdecak kesal ketika melihat ada 5 sampai 6 laki-laki yang sedang berkumpul dihalte bus. Itu sangat mengganggunya. Apa lagi dia melihat diantara orang-orang itu terdapat satu orang yang sangat dia kenal yaitu mantannya, Rio. Sekarang dia bingung karena saat ini hanya bus jalan satu-satunya untuk pulang. Sehingga mau tidak mau dia harus tetap berjalan menuju halte bus itu.

Sesampainya disana dia duduk ditempat duduk paling pojok. Enggan untuk memperdulikan para laki-laki itu. Karena tujuannya saat ini adalah bus dan rumah. Dia terus menatap layar handphonenya hanya tinggal setengah jam lagi bus itu akan datang. Sehingga dia akan terbebas dari sini. Dia berharap mereka tidak akan ada yang mengganggunya. Tapi harapannya pupus ketika seseorang tiba-tiba saja mencolek pipinya.

"Nungguin aku?." Tanya orang itu.

Lyn mengernyit,
"Dih siapa yang nunggu lo, gue nunggu bus."

Laki-laki itu malah tertawa,
"Yang bener aja Lyn, bus terakhir udah lewat dari tadi. Hari ini gak ada bus yang sampe jam 6 sore."

Lyn terkejut mendengar itu. Sial, dia tidak tau. Jika saja dia tau dia tidak akan ikut pelajaran tambahan hari ini. Persetanan dengan nilainya, setidaknya dia tidak akan kebingungan seperti ini.

"Pulang bareng Rio aja sih Lyn." Suruh salah satu teman Rio.

Dengan cepat Lyn menolak.
"Gak."

"Gak mau pulang?." Tanya Rio.

"Gue bisa pulang sendiri."

Rio terkekeh,
"Jalan?."

"Terserah gue."

"Udah sih gue anter aja."

"Gak."

"Kenapa? Biasanya juga pulang bareng kan?."

Lyn berdecak,
"Stop ganggu gue Rio!." Tekan gadis itu.

"Wow pacar lo galak juga yo." Ucap salah satu teman Rio yang berambut ikal.

"Biasa lah bro." Rio terkekeh. Kemudian menarik tangan Lyn.
"Ayo pulang."

Lyn enggan ikut.
"Lepasin!." Pintanya.

"Nurut sayang."

"GUE BUKAN PACAR LO ANJING."

Rio mencengkram tangan Lyn.
"Nurut." Tekannya.

Lyn berusaha melepaskan tangannya tapi tenaga Rio lebih besar. Tiba-tiba sebuah motor berhenti didepan halte. Pengendaranya adalah seorang laki-laki, dia turun dari motornya kemudian melepas helmnya.

AERILYN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang