.
.
.
.
.
.
.
Happy ReadingSuasana ruang makan dipenuhi oleh canda dan tawa. Mereka menikmati makan malam dengan sangat bahagia. Apa lagi hidangan malam ini spesial yang memasak adalah mama Al. Lyn diam-diam tersenyum melihat keluarga Al. Karena untuk pertama kalinya ia berada diantara keluarga yang hangat dan harmonis. Selama ini dirinya tak pernah tau bagaimana bentuk keluarga yang utuh, ia hanya tau satu-satunya keluarga yang ia punya saat itu adalah mamanya. Sedangkan papanya terlalu sibuk dengan pekerjaan.
Celine berdehem, ia menatap Al dan Lyn secara bergantian, "Jadi kapan kalian mau nikah?." Al tersedak mendengar ucapan mamanya yang tiba-tiba.
"Ma..." Panggil Al.
"Apa?."
"Kita belum ada pikiran kesana."
"Kenapa? Kamu juga udah cukup umur."
"Lyn masih sekolah, ma."
"Sekolahnya tinggal beberapa bulan lagi kan, kalian bisa tunangan dulu. Iya kan, Lyn?."
"Hah?." Lyn menoleh kearah Al, kini mereka saling bertatapan. "Itu, Lyn juga gak tau." Jawab Lyn
"Astaga kalian ini sama aja."
"Al nunggu Lyn siap aja ma." Ujar Al.
"Ntar lo keburu bangkotan, bang." Celetuk Rey.
"Padahal bang Rey juga tua." Sahut Keana.
"Lah? Tapi lebih tua bang Al."
"Sama aja."
"Heleh, tuaan juga Ares."
"Dih kok bawa-bawa Ares." Keana tak terima.
"Ya, nyatanya gitu."
"Tapi yang ngebet nikah kan bang Rey."
"Gak juga, gue mah nanti nunggu Lala siap dulu."
"Masa sih."
"Heem." Jawab Rey.
"Terus yang waktu itu?."
Rey mengerutkan kening "Apa?."
Keana tersenyum penuh arti. "Mama, masa Nana pernah liat bang Rey sama Lala–" belum sempat Keana menyelesaikan kalimatnya Rey lebih dulu membekap mulut Keana.
"Kenapa?." Tanya Azka.
"Gapapa, pa. Nana emang suka ngaco."
Celine menatap Rey curiga, "Bener?mama Celine aduin ke mamamu kalo kamu macem-macem."
"Gak, ma. Rey gak pernah macem-macem" Jawab Rey.
"Bohong, Nana liat sendiri bang Rey–" Rey kembali membekap mulut Keana.
"Apa sih kalian, astaga." Ujar papa Al
"Diem, nanti gue beliin coklat." Bisik Rey pada Keana.
"Dih, Abang kira Nana segampang itu?."
Rey berdecak, "Ya udah gue tambahin uang jajan lo."
"Berapa hari?."
"Tiga."
"Gak mau, sebulan."
"Lo meras gue?."
"Gak mau? Yaudah."
"Iya, oke. Sebulan."
"Nice, berarti coklat sama uang jajan."
"Lah anjir dua-duanya?."