.
.
.
.
.
.
.Happy Reading
Dari pagi Lyn sudah sibuk dengan wajan dan kompornya didapur. Dia ingin memasak. Kebetulan rumahnya sedang sepi karena papa dan mama tirinya pergi keluar kota. Dan bi Imah pulang kampung untuk mengurus anaknya yang sedang sakit. Alhasil dia harus memasak ditemani dengan Arga. Laki-laki itu pagi-pagi sekali sudah datang kerumahnya. Padahal Lyn sudah bilang dia baru akan keluar rumah sekitar jam 9. Tapi laki-laki itu tetap ngotot ingin datang pagi-pagi. Sekalian ingin numpang makan katanya.
"Aku kan udah bilang abang jangan dateng kepagian, kan jadinya malah bantuin aku masak." Ucap Lyn sambil memotong bawang dan cabai.
Arga malah terkekeh,
"Gapapa Lyn, kayak sama siapa aja.""Ya kan gak enak bang, masa aku nyuruh tamu masak."
"Gue yang mau, bukan lo yang nyuruh."
Mendengar itu Lyn mendengus.
Arga tersenyum melihat reaksi Lyn. Menurutnya dia terlihat menggemaskan saat menunjukkan raut wajah kesal ataupun sedang menggerutu.
"Ashh.." Gadis itu meringis merasakan tangannya teriris pisau. Dengan sigap Arga meraihnya dan membawanya ke wastafel untuk membersihkan lukanya.
"Hati-hati makanya." Ucap Arga sambil masih sibuk dengan luka Lyn.
Lyn menunduk,
"Maaf."Arga tersenyum sambil mengusap rambut Lyn.
"Kotak P3Knya dimana?."Lyn menunjuk rak atas.
"Disana."Arga mengikuti arah tunjuk Lyn. Kemudian dia segera mengambil kotak P3K di rak atas.
"Gak perlu bang, ini cuma luka kecil."
"Udah nurut aja." Ucapnya,
Lyn diam sambil mengamati apa yang laki-laki itu lakukan. Dia bisa melihat Arga dengan telaten mengobati lukanya.
"Gue pernah jadi anggota PMR waktu masih sekolah." tuturnya.
Mendengar itu Lyn menatapnya tidak percaya.
"Hah?."Dia terkekeh,
"Aneh ya?.""Eum bukan gitu, kayak agak gak percaya aja."
"jangankan lo temen-temen gue aja gak percaya."
"Kenapa gitu?."
"Ya karena gue yang biasanya bikin orang babak belur, bisa ngobatin orang."
Lyn terkekeh,
"Iya juga sih.""Udah." ucap Arga setelah selesai memasangkan plester pada jari Lyn.
"Thanks." Lyn baru akan melanjutkan aktivitasnya tadi, tapi Arga terlebih dahulu mencegahnya.
"Lo duduk aja. Biar gue yang masak."
Lyn menggeleng,
"Gak mau, aku mau masak."Arga terkekeh,
"Lo gak percaya gue bisa masak?.""Gak gitu, aku pengen__"
"Hm? Pengen apa?."
"Masak buat bang Al." Lanjutnya pelan. Arga terdiam mendengar itu.
Kemudian dia tertawa pelan,
"Oh buat Al.""Iya." Jawab Lyn sambil kembali melanjutkan aktivitas memasaknya.