chapter 3

503 49 0
                                    

Matahari kini sudah berani menampakkan dirinya. Pertanda datangnya hari baru yang mungkin menyenangkan. Membangunkan pemuda manis yang sedang tertidur nyenyak. Hari ini pemuda manis itu sekolah. Belajar menuntut ilmu demi meraih masa depannya. Walaupun itu tidak menjamin.

Pukul 5.25

Haechan terbangun dan pergi ke kamar mandi. Hari ini dia sangat bersemangat. Entahlah dia pun tidak tahu kenapa dia sangat bersemangat. Yang dia tahu pulang sekolah nanti dia akan bertemu dengan Renjun. Anak laki-laki yang baru ia temui 2 hari yang lalu. Itu sangat lucu, tetapi dia sudah nyaman dengan anak laki-laki itu.

Haechan memakai pakaiannya dan turun ke bawah untuk bertemu ibunya. Haechan sangat bersemangat sampai-sampai dia terjatuh. Untung Haechan tidak apa-apa walaupun kepalanya terbentur kayu.

"Haechan"teriak Joy

Joy sangat terkejut saat ada suara seperti barang yang jatuh. Saat di lihat itu Haechan yang terjatuh dari tangga dan memegang kepalanya yang terbentur.

"Haechan, kamu kenapa?kamu gak papa kan?aduh, kok bisa jatuh sih. Sini eomma obatin"kata Joy khawatir pada Haechan

"Aku gak papa eomma. Anak mu ini kan kuat hehe"

Joy menggeleng mendengar jawaban dari anaknya itu dan memukul kepalanya. Orang yang di pukul meringis. Ibunya itu bisa menjadi baik dan seram secara bersamaan.

"Eomma kok Echan di pukul sih"kata Haechan sambil mengerucutkan bibirnya

"Makanya udah tau sakit kaya gini sok-sokan kuat"kata Joy sambil mengobati luka Haechan

"Kan Haechan emang kuat eommaaa"Kata Haechan masih mengerucutkan bibirnya

"Iya anak eomma ini emang kuat. Anak paling kuat sedunia"

Joy tersenyum dan mengelus kepala Haechan. Anaknya ini adalah kekuatan untuknya. Dia bertahan karena Haechan. Dan dia tidak mau Haechan terluka sedikitpun. Air bening keluar dari mata Joy yang membuat Haechan khawatir.

"Eomma kenapa?eomma nangis?maaffin Echan ya eomma. Echan akan hati-hati kok. Eomma jangan nangis nanti Echan juga ikutan nangis"kata Haechan sambil mengusap air mata Joy.

Joy tersenyum dan menggeleng.

"Eomma nggak nangis sayang. Cuma eomma terharu aja. Sekarang kamu udah besar ya"kata Joy mengusap air matanya

"Eomma jangan nangis ya"ucap Haechan memeluk erat tubuh Joy

Joy meneteskan air matanya kembali saat Haechan memeluknya. Dia mengingat saat Haechan masih kecil. Saat Haechan terjatuh yang langsung menghampirinya dan memeluknya sambil menangis.

"Sudah,ayo makan"ajak Joy

Haechan tersenyum dan mengangguk lucu. Joy sangat senang karena memiliki anak seperti Haechan. Joy berharap Haechan akan membanggakannya dan tidak akan pernah mengecewakan dirinya.

"Habiskan makannya terus berangkat sekolah ya. Eomma mau kerja"kata Joy mengecup kening Haechan

"Iya eomma, Haechan mengerti. Haechan bukan anak SD lagi kalau eomma tahu"ucap Haechan masih fokus pada makanannya

"Haha iya iya"kata Joy dan pergi bekerja

"Aku sayang eomma"kata Haechan melihat kepergian Joy

                                         ✿

"Yeji"panggil Hyunjin

"Apaan sih anjir. Ganggu aja Lo"ucap Yeji ketus

"Ih, ayang Yeji kok gitu sama apa Hyunjin" ucap Hyunjin sambil mengerucutkan bibirnya

"Najis anjirt. Gak usah gitu deh Lo. Gak cocok!"Yeji

"Gak usah ganggu Yeji. Dia gak suka sama Lo"kata Haechan yang tiba-tiba datang

"Ayolah Chan, bantu gw"

"Maaf Jin, gw gak bisa. Gw duluan"kata Haechan dan meninggalkan Yeji dan Hyunjin

"Chan,tunggu"ucap Yeji dan mengejar Haechan

Hyunjin menghela nafas dan mengikuti Yeji dan Haechan. Hyunjin ingin dalam posisi Haechan tapi itu gak mungkin. Haechan ya Haechan. Hyunjin tetap Hyunjin.

Saat sampai di kelas, wajah Haechan murung. Yeji dan Hyunjin pun bingung kenapa Haechan begitu. Biasanya dia akan membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang sudah di kerjakan.

"Chan Lo kenapa kok muka lu kusut?"tanya Hyunjin

"Kagak"

"Serem jawabnya. Lo lagi suka sama orang ya?"Hyunjin

"YAK!! Dimana-mana kalau orang lagi suka sama orang itu senyum-senyum sendiri. Bukan murung kaya gini"kata Yeji memukul kepala Hyunjin

"Kan Haechan beda, yang"Hyunjin

Hyunjin mendapatkan pukulan lagi setelah mengatakan itu. Sungguh, Yeji jijik saat Hyunjin memanggilnya sayang.

"Maaf-maaf. Eh, atau jangan-jangan gara-gara luka Lo" ucap Hyunjin menunjuk ke luka di kening Haechan

Yeji terkejut dan melihat ke kening Haechan. Terlihat ada perban yang menutupi luka Haechan. Dan Yeji baru menyadarinya saat Hyunjin yang bilang.

Ternyata yang terkejut karena Haechan terluka bukan Yeji saja. Karena ada seorang pemuda tampan mendengarkan percakapan mereka dari tadi. Dia terlihat sangat khawatir pada Haechan. Namun dia hanya bisa diam dan mendengarkan mereka bicara di balik jendela kelas mereka.

"Lo kok bisa luka sih Chan"tanya Yeji melihat luka di kening Haechan

"Tadi gw jatuh dari tangga rumah gw terus gak sengaja kebentur"Haechan

"Gila sih Chan, selain kening Lo ada lagi yang luka gak?"tanya Hyunjin

"Gak ada kayanya. Tenang aja ini gak sakit kok. Dan juga tangga rumah gw kan pendek"kata Haechan sambil nyengir

"Sama aja itu Chan bahaya"kata Yeji masih memperhatikan luka di kening Haechan

TBC~~

MAYBE???[Renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang