Chapter 25

235 38 1
                                    

Haechan dan Renjun kini dalam perjalanan ke rumah Haechan. Renjun sempat membujuk si manis agar mau walaupun Renjun harus tersiksa.

"Chan" panggil Renjun

"Heum" jawab Haechan

"Kau takut?" Tanya Renjun melihat ketakutan dari balik mata Haechan

"Huum, aku sangat takut. Aku takut kehilanganmu" kata Haechan memeluk lengan Renjun

"Kamu tidak akan kehilanganku bear" kata Renjun menenangkan Haechan

"Janji?"

" Aku janji bear"_ Renjun

"Aku tidak butuh janji mu Njun. Aku butuh bukti" kata Haechan mempoutkan bibirnya

"Haha, baiklah-baiklah aku akan membuktikannya" kata Renjun mengusap kepala kekasihnya

"Fokuslah pada jalan!"_Haechan

Renjun terkekeh dan fokus mengendarai mobilnya.



Kini Haechan dan Renjun sedang duduk bersama pasangan Johnten dan Joy. Haechan sangat takut dan memegang tangan Renjun erat. Renjun yang tau Haechan sedang takut hanya berusaha menenangkannya dengan mengelus punggung tangan Haechan.

"Huang Renjun" panggil Joy datar, tidak ada ekspresi sama sekali di wajah Joy.

"Iya Tante" jawab Renjun lancar walaupun ada rasa gugup

"Kau mencintai anak saya?"_Joy

"Sangat"

"Benarkah? Kalau saya tidak percaya bagaimana?" Tanya Joy sambil mebaik turunkan alisnya

"Eomma/Joy" teriak Haechan dan Johnny bersamaan

"DIAM!!" instruksi Joy yang membuat Johnny dan Haechan tidak jadi mengeluarkan suaranya

"Jawab!" Kata Joy penuh penekanan

"Saya sangat mencintai Haechan melebihi diri saya sendiri. Saya akan melakukan apa pun demi dia. Saya akan melindungi dia dari apa pun. Saya Huang Renjun sangat mencintai Haechan dan berjanji akan melindunginya dan bersamanya suka maupun duka" kata Renjun yakin

"Buktikan! Akan ku serahkan anakku Haechan padamu. Asalkan kau menepati janjimu itu! Jika kau membuat Haechan meneteskan air matanya. Jangan berharap kau BERSAMANYA!" kata Joy penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Tentu saja Tante" kata Renjun berbinar. Sedangkan Haechan sudah menangis haru.

"Eomma. Terimakasih" kata Haechan sambil memeluk Joy membuat pasangan Johnten dan Renjun tersenyum melihatnya.

"Tentu sayang. Sudah jangan menangis!" Kata Joy menghapus air mata Haechan

"Aku sangat mencintaimu, eomma"_ Haechan

"Eomma lebih mencintaimu, chanie"_ Joy

"Ekhem sepertinya kami akan pergi" kata Johnny

"Baiklah, terimakasih sudah kesini"_ Joy

"Tentu saja, aku pulang ya" kata Johnny berdiri dari tempatnya

"Appa tunggu!" Cegah Haechan dan berlari ke arah Johnny.

"Kenapa?" Tanya Johnny saat Haechan ada di depannya

"Makasih appa" kata Haechan memeluk tubuh Johnny erat

"Sama-sama" kata Johnny tersenyum lalu pergi dari sana.

Kini cuma hanya ada Renjun, Haechan dan Joy saja. Suasananya sangat canggung, menurut Renjun.

"Maaf tant.....

"Eomma!" Potong Joy

"Hah? Maksudnya Tante?" Tanya Renjun bingung

"Sekarang panggil saya eomma!" Kata Joy tersenyum. Renjun tersenyum senang, dan memeluk Joy. Haechan yang melihat itu mempoutkan bibirnya dan memeluk Renjun bersama Joy. Hati Joy menghangat melihat Haechan tersenyum dan menemukan cintanya. Dia tidak salah mengikuti saran Johnny.

Flashback on......

Johnny dan Ten datang ke rumah Joy. Untung saja Joy berada di rumahnya dan belum berangkat bekerja. Awalnya Joy mengusir kedua orang itu namun terhenti saat Johnny berkata bahwa Haechan ada di rumahnya. Joy memerah marah tapi dia berusaha untuk menenangkan dirinya.

"Baiklah, silahkan masuk" kata Joy datar. Johnny dan Ten segera masuk dan duduk di sofa yang di tunjukan oleh Joy.

"Katakan apa yang kau mau!" Kata Joy saat duduk di sofa

"Restui hubungan Renjun dan Haechan Joy. Renjun anak yang baik, dia pasti bisa menjaga anak kita" mohon Johnny.

"Haechan hanya anakku John" kata Joy tak terima saat Johnny mengatakan "anak kita"

"Dia juga anakku Joy! Kau jangan egois dan terjebak dalam masa lalu. Aku sudah mencari kalian kemana-mana. Dan kumohon sekarang Joy. Aku tidak mau kehilangan anakku lagi! Jangan menjauhkannya dariku! Kumohon Joy!" Kata Johnny hampir terisak

"Aku tidak egois! Kau yang pergi meninggalkan kami hanya karena laki-laki seperti dia" kata Joy menunjuk Ten.

"Jangan bawa-bawa dia Joy! Kau pikirkanlah kebahagiaan Haechan! Jangan memikirkan dirimu sendiri" kata Johnny berteriak. Dia tidak suka jika Ten di bawa-bawa dalam masalah ini.

"Aku tidak memikirkan diriku sendiri. Aku selalu berjuang demi dia dan bekerja untuknya sendiri. Tanpa dirimu John. Tanpamu!" Kata Joy dan menegaskan kalimat terakhirnya.

"Aku tidak ada karena kau pergi begitu saja Joy! Sudah tidak usah membahas masa lalu. Yang aku ingin bahas adalah tentang Haechan dan Renjun!" _ Johnny

"Kau mengharapkan aku merestui hubungan Haechan dan Renjun? Jangan harap John! Dia itu laki-laki harus memiliki pasangan perempuan! Aku tidak ingin anakku menjadi sepertimu" _ Joy

"Walaupun itu mempertaruhkan kebahagiannya?" Tanya Johnny mengangkat alisnya

"Dia pasti akan cepat melupakan Renjun. Aku akan memcari pasangan untuknya!" Joy

" Kau yakin akan itu? Kau kan sudah lama bersama Haechan. Kau pasti sudah mengenalnya bukan? Dan kau pasti tau sifat Haechan bagaimana?" Johnny

"Aku ibunya, aku tau dia itu bagaimana!" Joy

" Kau yakin? Bahkan kau tidak tau, tadi dia menangis sendiri di taman" Johnny

"Apa? Dia menangis?" Joy terkejut

"Wah benar-benar. Apa kau sudah merasa menjadi ibu yang terbaik untuknya? Kebahagiaan dia saja harus kau renggut hanya karena masa lalu. Aku mengatakan ini hanya untuknya. Aku tidak mau dia sedih. Aku mohon Joy, ini untuknya" _ Johnny

"Baiklah, bawa Renjun dan Haechan kesini"_ Joy

"Itu adalah keputusan yang baik Joy" Johnny.

Flashback off

" Baiklah. Oh iya kalian harus dihukum" Joy

"Hah? Di hukum karena apa romma?" Haechan

"Karena kalian bolos. Ayo ikut eomma sekarang" kata Joy menyeret Haechan dan Renjun

"Eomma ampun kita gak akan bolos lagi" kata Haechan dan Renjun

"Aku senang karena mereka sudah bahagia. Walaupun dia tidak tau aku adalah ayah kandungnya" kata Johnny menatap rumah Haechan di dalam mobilnya. Ternyata mereka belum pergi.

"Nanti dia pasti akan tau" kata Ten menguatkan Johnny.

TBC......

MAYBE???[Renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang