14. Lelaki Cerewet

888 208 43
                                    

"Wah, Alig! Tumben banget ini tempat bersih, biasanya juga jadi pembuangan sampah terakhir."

Seorang laki-laki melangkah masuk ke dalam apartemen dengan pencahayaan minim dari lampu-lampu kecil di sudut bawah ruangan. Ia terus melangkah, membuka kulkas dengan tenang, seakan ini adalah tempat tinggalnya.

"Seriusan ini apartemen Si Uto? Kok isinya jadi penuh sama sayur? Coca-Cola, Fanta dan kawanannya kemana ini?" Walaupun berkomentar, lelaki dengan kaus putih dibalut dengan kemeja garis-garis itu tetap mengambil kotak makan berisi rendaman lemon dan madu. "Ini bundanya si Uto udah tau anaknya punya apartemen apa, ya?"

Seakan tahu di mana letak gelas dan yang lainnya, Jihoon dengan lihai membuat lemon tea di tengah-tengah suasana apartemen yang temaram ini. Dengan gelas di tangan, dia berjalan menuju meja makan. Menikmati teh hangat dipadukan dengan lemon dan madu. "Udah pasti ini bundanya Uto tau. Kripik kentang aja sampe dimasukin ke toples. Nggak mungkin anak Trejo pelaku yang beresin tempat ini."

Waktu menunjukkan pukul empat dini hari, sebentar lagi adzan subuh akan berkumandang, tetapi seorang laki-laki bermata sipit dengan pakaian ala anak kuliah tidak sempat mandi itu baru pulang dari kampus, menyelesaikan masalah organisasi.

Dia adalah Park Jihoon. Mahasiswa semester tengah yang mulai merasa salah jurusan dan memilih sibuk pada organisasi kampus yang ia ikuti.

Hari ini saja misalnya, Jihoon baru pulang karena sedang membuat sebuah projek kerja tahunan. Kali ini ia menjadi ketua pelaksana dan membuatnya harus memantau langsung semua proses kegiatan.

"Mandi dulu atau lanjut bobo ganteng, ya?" gumam Jihoon sembari memutar-mutarkan sendok tehnya. "Tidur aja, deh. Pinjem baju Haruto biar nggak lengket banget ini badan."

Tak mempedulikan gelas teh yang masih sisa setengah, Jihoon langsung beranjak dari posisi duduknya. Masuk ke dalam salah satu kamar yang memang selalu menjadi tempat peristirahatan ia dan teman-temannya. Bahkan, karena sudah terlalu sering menginap di apartemen ini, Jihoon tidak lagi memerlukan lampu utama untuk mendekat ke lemari pakaian.

"Pantes rapi, ternyata ada Si Chio nginep," gumam Jihoon pelan saat melihat gundukan tertutup selimut di tempat tidur dengan pencahayaan lampu tidur di nakas sampingnya.

Takut mengganggu tidur manusia yang Jihoon kira Mashiho. Lelaki itu melangkah dengan sangat pelan, ia juga begitu hati-hati membuka pintu lemari dan sembarangan menarik kaus di dalamnya. Melepas pakaian di tubuh, lalu menggantinya dengan baju milik Haruto. Tak hanya baju, Jihoon juga mengganti celananya dengan celana yang bersih.

Setelah semuanya selesai, Jihoon langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang kosong, menutup matanya sembari menarik jatah selimut pada manusia yang sebelumnya menguasai benda itu.

.
.
.

"LO SIAPA?"

Rasanya Jihoon belum lama memejamkan mata, tetapi teriakan membahana sudah mengganggu tidur nyenyaknya. Tak hanya sampai di situ. Ketika Jihoon belum sepenuhnya sadar, ia tiba-tiba sama mendapatkan sebuah tendangan kencang hingga membuat tubuhnya outside dari ranjang.

"ANJIR! APAAN, SIH?" Dengan wajah mengantuk dan mata masih menutup, Jihoon mengusap kepalanya yang terbentur nakas sebelah ranjang.

"LO SIAPA?"

Mata Jihoon dengan sempurna terbuka kala indra pendengarnya menangkap suara perempuan dan asing oleh telinga. "HEH, LO YANG SIAPA?" balas Jihoon tak kalah berteriak.

Perempuan berambut berantakan karena bangun tidur, mata membulat sempurna, serta tangan yang berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut. Itu adalah objek pertama yang Jihoon tangkap dan berhasil membuatnya hampir terkena serangan jantung.

METAMORPIKIR SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang