Happy Reading 🎃
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Haahh.. " Ujar seorang pria paruh baya tapi masih terlihat tampan saat terbangun. Ia melihat ke sekeliling dengan bingung dan meraba raba tubuhnya.Pria tersebut adalah Derrick. Derrick melihat semua anggota tubuhnya, utuh. Derrick yakin bahwa anggota tubuhnya sudah hancur lebur saat bom yang terpasang ditubuhnya meledak.
Derrick bahkan memukul dirinya sendiri untuk meyakinkan bahwa ini nyata.
Plaakk..
Derrick diam sambil memegang wajahnya. Ia mengambil handphone yang terletak di atas nakas disamping tempat tidurnya. Derrick melihat tanggal yang tertara dihandphone tersebut. Tubuhnya menegang saat melihat tanggal yang tertera disana. Tanggal tersebut adalah tiga tahun sebelum ia memutuskan untuk meledakkan diri. Tak sadar air matanya pun luruh, entah itu air mata kebahagiaan ataupun air mata penyesalan.
Derrick turun dari tempat tidurnya dan berlari keluar dan membuat kegaduhan ditengah malam tersebut. Derrick berlari menuju rumah kecil yang terletak di paling sudut mansion Smit. Rumah yang menjadi saksi bisu betapa kejamnya dirinya terhadap putri kandungnya sendiri.
Ia terduduk lemah didepan pintu rumah yang tampak mengerikan tersebut karena sudah lama tak berpenghuni dan diisi sarang lawa. Ia menangis saat mengetahui bahwa putri telah pergi dan kesalahan tersebut terulang lagi.
Derrick sangat takut akan masa depan dan ia hanya bisa menangis seperti orang bodoh, tetapi sepertinya dirinya memang bodoh.
" Dad?!"
"Dad! Are you okay? " Tanya Felix sambil memegang pundak Derrick. Ia terbangun karena mendengar suara gaduh dari luar.
Derrick menoleh ke arah Felix dan Gabriel yang sekarang memandang aneh dan penasaran dirinya. Ia tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Felix.
Derrick pun berdiri dan melangkah masuk tapi saat diambang pintu ia menghentikan langkahnya. Alih-alih menjawab pertanyaan Felix dan Gabriel ia malah bertanya kembali.
"Dimana bik asih? "
"Bik asih sudah mengundurkan diri dari seminggu yang lalu, " Walaupun meresa aneh Gabriel tetap menjawab.
Setelah mendengar jawaban dari Gabriel, Derrick pun langsung masuk tanpa menoleh ke belakang dan meninggalkan Felix dan Gabriel yang penasaran akibat sikapnya.
"Kak, daddy kenapa? " Tanya Felix kepada Gabriel.
Gabriel menoleh kearah Felix " Tidak tahu! " Jawab Gabriel singkat. Kepalanya menjadi sangat pusing memikirkan kejadian-kejadian yang terjadi, ia merasa familiar dan tak asing. Setelahnya ia pun pergi dari sana setelah mengusir para pekerja yang ikut.
" Aneh, " Guman Felix sambil berjalan masuk.
***
Caitlyn berdiri didepan pintu ruangan yang menjadi tempat ia mengikuti ujiannya. Ia tersenyum tipis sambil memegang kartu peserta yang tergantung di lehernya. Ia tak sabar mengikuti ujian dan menjadi lulusan terbaik dan kuliah di tempat impiannya.
Caitlyn masuk kedalam dan setelah mencocokkan nomornya dengan kursi yang akan ia duduki Caitlyn pun langsung mendudukkan bokongnya disana.
" Pagi Caitlyn! " Sapa seorang gadis manis kepada Caitlyn sedikit canggung.
Caitlyn menoleh kearah gadis tersebut. Gadis tersebut adalah salah satu teman sekelasnya dan Caitlyn tidak mengetahui namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : Outcast Daughter
Fantasy[ Follow dulu sebagai pajak parkir ] Dikehidupan awal dia sangat mengharapkan cinta keluarga tapi bahkan sampai ia mati pun tak mendapatkannya. Dia adalah.... CAITLYN AMBERLEY! Gadis menyedihkan yang mengharapkan kasih sayang keluarga,Gadis bodoh...