38. Ramalan kedua

1.5K 169 16
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Tiga hari telah berlalu sejak kejadian itu dan selama itu juga mengacuhkan Caitlyn dan terus menghindari nya.

Dan tak tanggung tanggung nyonya Cearnands juga tiada henti mencari masalah dengan nya.

Dan seperti sekarang, ketika Caitlyn membuka pintu kamarnya terlihat juga gavrilo yang baru keluar dari kamarnya juga. "Ilo! " Panggil Caitlyn.

Ia harus menyelesaikan permasalahan itulah pikiran Caitlyn. Caitlyn takut jika masalah ini semakin lama dibiarkan akan berdampak pada hubungan mereka.

Hilangnya komunikasi bisa menyebabkan terjadinya kerenggangan dalam sebuah hubungan dan Caitlyn tak ingin hal itu terjadi.

Caitlyn takut, ia takut akan ditinggalkan lagi dan kembali sendiri.

Seakan tuli gavrilo hanya melewati Caitlyn dengan cuek bahkan menoleh saja tidak.

Mata Caitlyn memanas, jantungnya bergemuruh, sakit. "Gavrilo archery Cearnands! " Panggil Caitlyn menyebut nama lengkap Gavrilo.

Tak ada tanggapan, " Ilo kita perlu bicara! Dengan sikap kamu seperti ini buat aku sakit. Kamu tau bahkan aku berfikir apa selama ini ungkapan cinta kamu hanya omongan kosong belakang tapi semuanya aku tepis semua karena aku yakin kalau kamu cinta sama aku. "

"Ilo, kamu cinta kan sama aku? " Tanya Caitlyn lirih bahkan suaranya sudah bergetar.

Gavrilo berhenti mendengarkan semua ungkapan Caitlyn sebelum melanjutkan langkah nya tanpa  menjawab pertanyaan Caitlyn.

Runtuh sudah pertahanan Caitlyn, air mata yang sedari tadi ia tahan kini berjatuhan tak terkendali. Caitlyn kembali berbalik masuk ke dalam kamarnya dan melimpah semua kesedihannya.

Gavrilo sampai di lantai bawah atau lantai satu dan langsung disambut oleh nyonya cearnands.

"Gavrilo sayang, ayo sini! " Ujarnya antuasias.

"Kenalin ini Sofia calon untuk kamu, cantik bukan dan pastinya dia berasal dari keluarga terpandang. " Sambung nyonya cearnands.

"Hay, aku Sofia! " Ucap seorang wanita yang berdiri disamping nyonya cearnands. Usianya lebih tua dari Caitlyn dan bahkan wajahnya terlihat tua juga dari pada gavrilo.

"Hmm, "

"Ayo ajak Sofia jalan-jalan, "

"Maaf ma, gavrilo ada urusan. Dan dia bukan tipe gavrilo, dia terlalu tua! " Tolak gavrilo.

"Sayang, maafin mama ya. Aduh mama gak maksud hahaha... " Ucap nyonya cearnands ngawur dan tak jelas.

"It's okay, gavrilo pamit. "

Gavrilo pergi keluar dengan ekspresi Datar dan dingin. Ia mengangkat panggilan telepon yang masuk, "hmm, " Jawab gavrilo.

"Tuan, saya sudah menemukan lokasi nya, "

"Bagus, terus pantau mereka jangan sampai lengah," Gavrilo membuka pintu mobilnya dan melaju kencang meningalkan kediaman cearnands.

Sedangkan di lantai atas Caitlyn memandang kepergian gavrilo dengan wajah sedih,

"Sudah lah tuan rumah, anda tidak perlu bersedih. Little bee yakin tunangan anda tidak akan meninggalkan anda, dia kan sangat mencintai anda. "

"Ya, kamu benar little bee. Gavrilo masih mencintai ku! " Ucap Caitlyn meyakinkan dirinya sendiri.

*****

Saat ini Caitlyn sedang berada di pasar rakyat. Jam menunjukkan pukul 4 sore.

Ya, sekarang ia akan menjalani tugasnya yaitu menggagalkan ramalan kedua.

Caitlyn dengan menggulung lengan baju kemeja nya dan memperkuat ikatan rambutnya. "Fokus cai, semangat! " Ujarnya menyemangati dirinya sendiri.

Caitlyn memperhatikan ke sekeliling  , ia juga membuka soflen sebelah kanannya yang memperlihatkan mata abu-abu indahnya.

Ia memfokuskan penglihatan nya kepada mata barunya, Caitlyn memandang kerumunan dengan mata yang menyipit tajam.

Caitlyn merasakan mata kirinya tersebut terasa hangat dan ia memilih memejamkan matanya. Setelah sekian detik Caitlyn kembali membuka matanya. Dan ajaibnya ia bisa melihat menerawang jauh.

Caitlyn tidak terkejut karena ia sudah diberi tahu oleh little bee fungsi mata yang ia dapat tersebut.

"Dapat, " Guman Caitlyn menatap tajam kerumunan didepannya.

Caitlyn berlari menerobos kerumunan dengan matanya yang tak lepas dari sosok yang memakai baju serba hitam lengkap dengan topi dan masker.

Caitlyn terus berlari saat melihat sosok tersebut akan pergi setelah menutup tas yang ia bawak. "Sial! " Decak Caitlyn kesal karena langkah terus saja  terhambat akibat kerumunan.

Caitlyn juga melihat orang-orang dengan seragam seperti polisi berlalu hilir mudik dan menghampiri setiap pengunjung setelahnya pengunjung tersebut akan pergi dengan wajah takut.

Caitlyn paham situasi sekarang orang-orang yang ia lihat tersebut adalah penjinak bom dan mereka sedang mengevakuasi warga dengan diam-diam agar tidak terjadi kegaduhan, maybe.

Caitlyn rasa cara mereka terlalu memakan waktu, jika terus seperti ini tidak akan memungkinkan ramalan tetap berjalan seperti semestinya.

"LARI ADA BOM! TERORIS! " teriak Caitlyn membuat keributan langsung menjadi hening sebelum mereka panik berlari tak tentu arah.

"LARI KESELATAN! " mereka langsung mengikuti intruksi Caitlyn sedangkan Caitlyn berlari kearah sebaliknya.

Ia dapat melihat teroris tersebut melihat benci kearahnya sebelum beranjak ingin kabur.

Caitlyn mempercepat langkahnya, ia berjalan kearah dimana tempat bom tersebut diletakkan.

"Sial! " Geram Caitlyn saat melihat waktu yang tersisa.

Caitlyn mulai mengotak atik bom tersebut dengan tangan yang sedikit gemetar.

Setelah menemukan kabel yang ia cari Caitlyn langsung mengeluarkan gunting.

Seorang polisi dengan baju kursus mendekati nya, " Nona bair saya yang melakukan nya, "

Caitlyn mengangguk dan bergeser sedikit dari posisi. Toh orang didepan nya jelas lebih paham dari padanya.

Pria dengan baju penjinak bom tersebut menoleh kearah Caitlyn, terimakasih non... Ca.. aitlyn? "

"R-reza, "




TBC

ADA YANG INGAT REZA?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN KALAU BISA, VOTE GRATIS KOK GAK BAYAR.
.
.

SPAM NEXT👉



REBIRTH : Outcast  DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang