29. Forever can't

3.4K 539 18
                                    

Ujian untuk masuk perguruan tinggi akan dilaksanakan besok hari pada pukul 7.45 am. Zidan tidak bisa jauh-jauh dari buku pelajaran karena ia harus berkonsentrasi agar bisa lolos seleksi masuk ke universitas favoritnya.

Sedangkan Raffa kini tengah sibuk menatap layar laptop yang menampilkan beberapa kalimat untuk diselesaikannya segera. Pengerjaan proposal penting untuk meeting bersama klien mengenai produk terbaru dari perusahaan.

Keduanya sibuk pada pekerjaan masing-masing sehingga rumah yang mulanya bising, riuh, dan gaduh, menjadi tentram terkendali.

Waktu terus berjalan sampai tak sadar jika jarum jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Bertepatan pekerjaan Raffa telah usai, maka ia lekas membenahi seluruh barang-barangnya. Membawa masuk benda elektronik yang amat penting itu ke dalam kamar kemudian menata beberapa stopmap menjadi satu tumpukan.

Raffa melirik pintu kamar Zidan yang tertutup tidak rapat. Mungkinkah Zidan masih belajar? Raffa memutuskan untuk memeriksa ke kamar sang adik, karena biasanya Zidan jika hendak tidur, dia akan menutup rapat pintu atau bahkan menguncinya.

"Astaga, anak ini benar-benar." Bagaimana tidak, Raffa dikejutkan oleh Zidan yang tertidur begitu pulas berbantalkan kedua tangannya yang terlipat di atas meja belajar.

Raffa mengembuskan napasnya panjang. Lantas segera menutup buku pelajaran yang dibiarkan terbuka. Raffa melepas kacamata baca Zidan lalu mematikan lampu belajar. Ia tidak tega membangunkan Zidan, apalagi posisi tidur Zidan yang bisa saja akan membuat tubuhnya itu terasa pegal esok hari.

"Zidan, kakak tidak bisa membopong tubuhmu. Kau berat. Tolong bangun sebentar dan pindah ke tempat tidur. Jangan sampai besok badanmu sakit karena tidur dalam posisi terduduk," titah Raffa lembut. Ia berbicara halus membangunkan Zidan yang kini menggeliat.

Mata sipit itu perlahan terbuka. Zidan tersenyum melihat Raffa ada di sampingnya sambil menatap dirinya.

Dia mengusap mata sebelah kanannya. Remaja itu melirik jam dinding yang sekarang menunjukkan pukul 10.15 pm.

"Tidur bersamaku ya, kak?"

"Tidak mau, kakak ingin tidur sendiri malam ini."

"Ayolah, kak."

"Huftt ... baiklah-baiklah. Kau duluan saja, kakak ingin menutup gorden depan." Raffa beranjak keluar dari kamar Zidan.

Setelah beberapa detik berlalu, Raffa pun kembali. Tak lupa menutup pintu dan mematikan lampu. Raffa terkekeh ringan melihat Zidan sudah tertidur dengan posisi tengkurap. Raffa memasukkan tubuhnya ke dalam selimut berwarna kelabu tua, berbaring di sebelah Zidan yang terlelap dengan damai. Raffa memejamkan mata saat rasa kantuknya menjemput. Ia benar-benar sangat lelah.

"Habiskan sarapanmu, kau harus makan banyak supaya mendapat energi untuk seleksi hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Habiskan sarapanmu, kau harus makan banyak supaya mendapat energi untuk seleksi hari ini."

"Iya kak, bawel sekali, seperti istri saja."

Baby NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang