Derap langkah kaki dari sepasang sepatu pantofel hitam yang mengetuk lantai terdengar cukup kuat. Sekar datang ke rumah sakit guna menemui dokter bernama Cleo Ardiwinata. Sesuai perkataannya kepada Raffa bahwasanya ia akan membongkar kejanggalan yang menimpa teman baiknya.
Sekar merupakan detektif perempuan yang penuh ambisi saat dihadapkan sesuatu yang menurutnya cukup menantang. Pernah suatu waktu saat perempuan itu berniat menjadi pelamar untuk pertama kali di kepolisian, beberapa pria justru meragukan kemampuan Sekar karena gender yang membuat Sekar terhalang mencapai impiannya.
Tetapi setelah menunjukkan kemampuan terpendamnya, pria yang meragukan itu bungkam seketika. Kepala polisi memberi kesempatan kepada Sekar untuk bertugas menangkap sekumpulan gangster dan hasil tak terduga membuat Sekar naik pangkat. Selain ambis, Sekar merupakan perempuan yang tidak suka bermain-main. Hidupnya dipenuhi keseriusan, untuk itu mengapa Sekar belum menikah karena Sekar tidak memikirkan pasangan jika pekerjaan sudah membuatnya nyaman.
Wendi dan Sekar adalah teman dekat sejak kecil. Senang maupun duka mereka selalu bersama. Mungkin bukan teman lagi, melainkan sahabat atau justru soulmate. Disaat orangtua Sekar tiada saat itu, Wendi kecil dengan baik hati mau membagi kasih sayang ayah ibunya kepada Sekar agar Sekar bisa kembali merasakan cinta keluarga yang utuh.
Wendi satu tahun lebih muda dari Sekar, meskipun tak seumuran tetapi mereka berinteraksi tanpa embel-embel 'kakak-adik' agar terasa seperti teman sebaya.
Sekar ingin membalas kebaikan Wendi dengan membantu menyelesaikan kejanggalan di hatinya. Sekar tak percaya jika sahabat tersayangnya tiada karena leukemia yang dideritanya, padahal sudah jelas bahwa Wendi tidak mempunyai riwayat penyakit leukemia sebelumnya. Wendi selalu menjaga pola makannya dengan memakan makanan yang bergizi, bahkan Raffa tak dibiarkan memakan atau minum yang mengandung kadar gula atau garam berlebihan, alkohol, dan yang mengundang penyakit lainnya.
Selain makanan, Wendi juga sangat menyukai olahraga. Kemungkinan persen kecil penyakit menyerang tubuhnya. Itu tidak mungkin. Jika Wendi menerapkan hidup sehat 5 sempurna maka penyakit tidak akan menggerogoti tubuhnya.
Knock knock knock
Sekar mengetuk pintu ruangan Leo setelah diberitahukan oleh resepsionis dimana ruangan dokter muda itu berada.
"Masuk."
Samar suara terdengar dari dalam menyuruhnya masuk. Tanpa ragu Sekar pun lantas menarik gagang pintu lalu mendorongnya. Seorang lelaki tampan yang diduga adalah Leo tengah memandangnya dengan senyuman ramah, menyapa tamunya.
"Selamat malam," sapa Sekar.
"Ah iya, selamat malam juga. Apa keluhan anda?"
Sekar menautkan kedua alisnya. "Aku datang kemari tidak ingin memeriksakan kondisi tubuh, melainkan ingin menanyakan suatu hal kepadamu."
"Baiklah, silakan duduk, saya mendengarkan," tutur Leo ramah.
Sekar pun duduk di kursi yang tersedia di depan meja Leo. Menautkan kedua telapak tangannya memandang wajah Leo yang masih setia memberinya senyuman. Terlihat seperti idiot, pikir Sekar.
"Kau yang memberikan obat berdosis tinggi kepada Wendi, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Nono
FanfictionBagaimana perasaanmu saat seorang ibu tiba-tiba menyerahkan anaknya kepada orang asing? Itulah yang Raffa alami. ©Lillavias