Gerimis, Susu Strawberry dan Cerita

509 42 0
                                    

Sore ini keenam saudara itu memutuskan untuk berlatih fisik di tempat gym yang tak jauh dari rumah mereka. Joan dan Millo yang pada dasarnya sudah memiliki tubuh yang bagus idaman para gadis dengan santainya memakai singlet hitam, berbeda dengan yang lainnya yang lebih memilih mencari aman dengan mengenakan kaos berlengan pendek. Mereka menuju tempat mereka masing-masing, karena mereka sudah terbiasa dengan peralatan gym disana maka mereka sudah tidak memerlukan seorang guide lagi. Sebelum memulai pastinya mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu. Millo berjalan mendekati treadmill menyetel alat tersebut pada kecepatan sedang, sebelum memulai Millo terlebih dahulu memasang airpod-nya untuk mendengarkan musik.

"Hai sayang." Panggil gadis cantik bersurai merah.

"Ningsih." Ucap Zidan yang tengah berada ditempat Bench Press. Gadis yang dipanggil Ningsih yang tak lain adalah kekasih Zidan kini mengambil duduk disamping kekasihnya yang masih melakukan latihan angkat beban itu.

"Aku lihat tidak ada yang berubah dengan tubuh mu." Ejek Ningsih, Zidan hanya mendengus mendengarkan ucapan kekasihnya itu. Bisa kah kekasihnya itu sekali saja memujinya? Selama mereka pacaran Zidan tidak pernah mendengar kekasihnya itu memuji dirinya.

"Mana mau berubah bentuk tubuhnya jika beban yang dipakai selalu sama." Celetuk Haidar dari arah timur, tempat sepeda statis disampingnya ada Ayden yang melakukan olahraga yang sama dengannya.

"Ganti lah barbel mu itu ke yang lebih berat, atau Lo emang sanggup sampai situ?" Cibir Haidar. Lelaki berkulit tan itu memang handal dalam hal cibir mencibir, jika ada lomba cibiran pasti Haidar pemenangnya.

"Cih, dari pada Lo tiap kesini naik sepeda tapi nggak pernah sampai ke tujuan." Celetuk Zidan. Mereka tertawa puas mendengar perkataan Zidan terkecuali Haidar yang kini malah mencebikkan bibirnya.

Untungnya tempat gym sudah di sewa oleh mereka selama dua jam kedepan sehingga tidak ada orang yang akan terganggu dengan keberisikan mereka.

"Oh iya, Ningsih kok bisa tahu kita ada disini?" Tanya Joan yang kemudian menegak air mineralnya.

"Diberitahu Zidan Mas." Jawab Ningsih. Meskipun gadis itu sudah mengenal saudara Zidan bahkan Papa Zidan tetapi rasanya masih canggung bagi gadis itu.

"Cih, bulol. Bucin tolol, kemana-mana laporan emang Lo pos kamling kemana-mana harus laporan." Celetuk Haidar yang sudah menghentikan aktivitasnya dan duduk disebelah Joan yang terlebih dahulu beristirahat.

Zidan tak menanggapi ucapan Haidar, menanggapi lebih lanjut sama saja mengibarkan bendera perang. Ingat, Haidar itu tidak suka jika ada orang yang mengalahkan argumennya, jadi lebih baik mengalah jika tidak mau berargumen dengan Haidar.

***

Gerimis, susu strawberry dan cerita adalah perpaduan lengkap untuk menemani malam yang sunyi. Rasa sakit dikepalanya sudah menghilang, mungkin ini karena tadi sepulang sekolah dia langsung beristirahat. Nigel tengah membaca novel online favoritnya, yang judulnya "RUMAH IMPIAN" entah mengapa saat membaca cerita tersebut dia seperti tengah membaca ceritanya sendiri, yah kurang lebihnya seperti itu. Secara garis besar cerita itu menceritakan tentang hubungan keluarga yang sudah tidak harmonis lagi semenjak sepeninggalan si Ayah pemeran utama cerita, sama seperti hidupnya yang tidak pernah memiliki hubungan harmonis dengan keluarga. Perbedaan cerita yang dia baca dengan kehidupannya adalah, si pemeran utama tidak merasakan bagaimana rasanya dirundung oleh tujuh orang sekaligus dalam jangka waktu yang hampir bersamaan.

'Salah satu hal paling susah dalam menjalani hidup adalah belajar ikhlas, ikhlas dengan semua yang telah kita lalu,ikhlas dengan semua luka yang kita terima dan pastinya ikhlas dengan garis yang sudah Tuhan takdirkan pada kita'

NIGEL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang