Siuman

467 38 0
                                    

Tama memandang meja bartander dengan wajah sendu, tempat biasanya Nigel berdiri disana dan melayani pelanggan membantu Dean bekerja. Teringat awal mereka bertemu, Nigel yang saat itu datang dan meminta izin supaya bisa bekerja ditempatnya. Lelaki manis yang mengenakan seragam sekolah saat itu membuatnya ingin melindunginya.

Tama teringat kembali masa-masa mereka berdua, bercanda dan tertawa saling berbagi cerita dan lain halnya. Dia pikir Nigel memang sosok yang ceria dan suka menebar senyuman, namun siapa yang menyangka jika dibalik senyum lebar yang selalu dia tampilkan nyatanya tersimpan jutaan luka yang disembunyikan.

Dilihatnya kalender yang menempel di dinding sebelah kiri meja bartender, terhitung sudah tiga hari Nigel dinyatakan koma, Tama bisa tahu semuanya dari Ayden. Yah Kakak Nigel yang memberitahu semuanya soal Nigel. Tentang Nigel yang sakit sampai jatuh koma.

drrtt.... drrttt.....

Sebuah pesan masuk tertera di layar ponselnya, Tama membaca pesan tersebut hanya melalui layar depan saja tanpa berniat membuka dan membaca isi keseluruhannya, meski begitu Tama sudah paham maksud dari pesan tersebut.

"Dean, kafe lagi sepi mending tutup aja. Lo ikut Gue sekarang." Ucap Tama saat keluar dari ruangannya.

Dean yang tengah asyik mengelap gelas-gelas yang baru saja di cuci itu dibuat bingung oleh ucapan Tama barusan.

"Kemana?" Tanyanya masih melakukan aktivitas yang sama.

"Udah ikut aja." Kata Tama.

Dean meletakkan gelas yang baru saja di lapnya itu diatas meja bartender, dan membuang kain yang dia gunakan sembarangan melepaskan apronnya dan menyusul Tama yang sudah keluar terlebih dahulu. Sebelum benar-benar keluar, Dean memastikan tidak ada listrik apapun yang menyala, setelah semuanya dirasa sudah beres Dean langsung bergegas menyusul Tama yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Lama, dasar siput."  Kata Tama saat Dean baru saja membuka pintu mobil.

Bahkan dirinya saja belum duduk dengan benar, tetapi lelaki disebelahnya itu sudah mengatainya siput.

Tak mau urusan menjadi panjang Dean memilih diam meskipun dalam hati kecilnya dia ingin sekali menjambak rambut lelaki disampingnya hingga botak.

***

"Mas, mi minum" Ucap Nigel susah payah sebab tenggorokannya terasa sakit.

Tama yang ada disana langsung dengan sigap mengambilkan segelas air dan tak lupa memberikan sedotan, sedangkan Dean menyetel ranjang Nigel agar lelaki itu bisa bersandar. Perlahan tapi pasti Nigel mulai menyedot air bening tersebut masuk ke dalam tenggorokannya guna menghilangkan dahaga. 

Namun, kali pertama yang dia rasakan saat air itu mulai membasahi tenggorokannya adalah rasa sakit, mungkin ini karena efek dia lama tidak minum dan itu membuat tenggorokannya kering.

"Sudah?" Tanya Tama saat Nigel kembali menyodorkan gelas yang masih terlihat penuh itu.

Nigel mengangguk, masih sulit untuknya membuka suara. wajahnya masih terasa kaku. Dean kembali menyetel ranjang Nigel agar dia bisa tidur dengan nyaman.

"Apa Kamu perlu sesuatu? Mau apel? Mas baru saja selesai mengupasnya" Tawar Dean sembari memegang apel yang telah terkupas.

Nigel menggeleng sebagai jawabannya.

"Ya sudah kalau tidak mau." Ucap Dean dan langsung menggigit apel ditangannya, hal itu sontak membuat Tama refleks menoyor kepala Dean.

" Ucap Dean dan langsung menggigit apel ditangannya, hal itu sontak membuat Tama refleks menoyor kepala Dean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NIGEL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang