Disini lah Nigel sekarang berdiri didepan rak makanan khusus tepung, kedua matanya mencari-cari tepung yang dia mau. Dapat, dia mendapatkan tepung pancake yang sedari tadi dicarinya. Tadi saat Ningsih mengatakan ingin meminta sesuatu kepada Nigel Zidan mengizinkannya, awalnya Nigel takut jika kekasih Kakaknya itu meminta sesuatu yang aneh namun ternyata dia hanya meminta untuk dibuatkan pancake.
Nigel memasukkan tepung pancake kedalam troli, karena sudah berada di supermarket sekalian saja dia belanja karena bahan makanan sudah mulai menipis. Sembari mendorong trolinya Nigel mengingat-ingat kebutuhan apa saja yang perlu dibelinya. Nigel terus melangkah dan saat melihat rak berisi kacang-kacangan Nigel mengingat sesuatu.
"Ah Iya, Ningsih bilang dia mau ada tambahan kacang di adonan pancakenya." Seru Nigel.
Tadi sebelum berangkat ke supermarket Ningsih sempat membisikkan Nigel jika dia ingin tambahan kacang di adonannya, namun ada yang mengganjal disini kenapa gadis itu mengatakannya dengan cara berbisik? Kenapa tidak langsung saja. Tak mau mengambil pusing Nigel mulai mencari kacang yang cocok untuk dicampur dengan adonan pancake. Semua kacang yang ada disana masih berbentuk utuh padahal dia tengah mencari bubuk kacang.
"Ini saja, nanti di halusin sendiri." Ucapnya mengambil salah satu kaleng kacang dan menyimpannya di troli.
Nigel melihat kearah trolinya, semua bahan untuk pancake sudah dibelinya sekarang gilirannya untuk mencari bahan-bahan persediaan kulkas. Nigel mendorong trolinya lagi dan mulai membeli persediaan kulkas.
***
Haidar sedari tadi mencebik kesal melihat sepasang kekasih dihadapannya itu. Bagaimana tidak, Zidan dan Ningsih yang tengah berpelukan sembari menonton film romantis yang menceritakan tentang kapal yang tenggelam. Ningsih, gadis itu dengan tidak tahu malunya menyenderkan kepalanya ke bahu sang kekasih dan menggenggam tangannya. Begitupun dengan Zidan yang seolah buta jika ada Haidar disana yang sedang mengawasi mereka berdua meskipun sebenarnya tidak ada gunanya.
Jika ada yang bertanya mengapa Haidar tidak bergi saja dari sana, jawabannya tidak bisa. Millo meminta Haidar untuk mengawasi Zidan dan Ningsih, karena lelaki itu tahu bagaimana sifat Ningsih yang arogan dan Zidan yang akan menerima apapun yang Ningsih lakukan.
Seperti sekarang, Ningsih mengecup pipi Zidan sekilas.
"Sialan, mata ku suci ku ternodai." Pekik Haidar, kedua matanya menutup saat melihat adegan ciuman barusan.
"Gue pikir Lo lugu ternyata Lo suhu." Celetuk Haidar sembari melihat kearah gadis bersurai merah itu.
Haidar tidak pernah menyangka bahwa Ningsih yang selama ini dipandangnya polos dan lugu ternyata tidak seperti yang dia kenal.
"Kenapa? Lo mau Gue cium juga?" Ucap Ningsih yang mendapatkan cubitan dipingganya, siapa lagi jika bukan Zidan kekasihnya.
Ningsih tersenyum dan mengelus rahang Zidan, perlahan gadis itu mulai memajukan wajahnya begitupun dengan Zidan. Sekarang kedua pasangan itu mulai memejamkan matanya.
"GOBLOK!!! Kalau mau ciuman jangan didepan Gue bangsat! Gue jomblo." Haidar berteriak sembari melempar bantal sofa kearah mereka berdua.
Zidan merotasikan bola matanya, Haidar selalu saja merusak suasana sedangkan Ningsih hanya terkekeh melihat kedua saudara itu.
***
Pancake buatan Nigel sudah siap, begitupun dengan makan malam. Di tatanya makanan-makanan tersebut di meja makan. Ayden yang datang terlebih dahulu langsung duduk dikursinya tak lama Agham datang dengan rambut basah, kelihatannya lelaki itu baru selesai mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGEL (TAMAT)
Teen FictionIni kisah tentang anak bungsu bernama Nigel Ghaitsa yang selalu dibanding-bandingkan dengan keenam kakaknya, kata siapa jadi anak bungsu itu enak. Siapa yang mengatakan jika anak bungsu itu dimanja dan apapun yang diinginkan di turuti. Buktinya Nige...