Sebuah Permintaan

470 42 0
                                    

Kana tengah membantu kedua orangtuanya berkemas barang-barang mereka yang akan dipindahkan ke rumah baru, tak semua barang di rumah lama dipindahkan hanya sebagian yang menurut Mamanya perlu dibawa ke rumah baru. Kebanyakan barang yang mereka bawa selain pakaian foto-foto keluarga, sisanya seperti peralatan makan dan memasak dibiarkan saja. Toh mereka masih bisa membeli lagi nantinya.

Kana melipat pakaiannya memasukkannya kedalam koper, dia tak sendiri ada Rizka sahabatnya yang ikut membantunya merapikan pakaiannya.

"Gue pasti bakal kangen banget sama Lo Na." Ucap Riska sembari melipat pakaian Kana.

"Yaampun, Gue cuman pindah ke kompleks belakang bukan pindah planet. Lagi pula kita kan masih satu sekolah." Ucap Kana.

Dua koper besar berisi pakaian Kana sudah siap, Kana berdiri dan menggeret koper berwarna ungu sementara Rizka menggeret koper Kana satunya yang berwarna biru. Mereka berdua menuruni tangga, dibawah sana ada Mama  Kana yang tengah membereskan barang bawaan yang lainnya.

"Ini ditaruh mana Ma?" Tanya Kana.

"Kamu kasih ke Mang Udin aja sayang." Ucap Mama yang tengah sibuk menata pigora kedalam kardus.

Mereka berdua pergi keluar menghampiri Mang Udin yang terlihat tengah membantu Papa Kana memasukkan kardus yang entah berisi apa kedalam bagasi mobil. Kana diikuti oleh Riska berjalan menghampiri dua pria dewasa itu.

"Mang, koper Kana taruh mana?" Tanya Kana sembari menunjuk kedua kopernya.

"Kok dua neng kopernya? Apa aja isinya?" Tanya Mang Ujang sedikit heran dengan dua koper didepannya.

"Baju Mang." Jawab Kana.

"Banyak ya bajunya neng." Kata Mang Udin sambil menggaruk rambutnya.

"Gimana mau nggak banyak Mang, kalau setiap hari bilang, 'baju gue udah habis, kudu beli lagi.' Mangkanya bajunya satu lemari penuh." Ejek Riska, Kana menggeplak lengan sahabatnya itu.

"Mang Udin, sini Mang...." Panggil Mama dari dalam rumah.

Tanpa menjawab, Mang Udin langsung berlari kedalam rumah. Tak lama Mang Udin keluar disusul oleh Mama. Mang Udin membawa kardus yang nampaknya berat, sepertinya itu kardus berisi foto-foto keluarga mereka.

Semua barang sudah siap, Kana berpamitan kepada Riska gadis itu tengah menangis sekarang padahal Kana berulang kali mengingatkan kalau dia hanya pindah kompleks bukan pindah planet.

"Tapi Gue gak bisa pisah dari Lo, huuuaaa......" Tangisnya kencang.

"Biasanya kita ngobrol lewat jendela, tapi sekarang...." Riska menyeka air matanya.

Kana, kedua orangtua Kana sampai kedua orangtua Riska bergeleng kepala melihat tingkah gadis itu.

"Jangan lupakan kami yang Mbak, sering-sering kesini nanti." Ucap Mama Riska.

"Ah iya pastinya, toh kami cuman pindah ke kompleks belakang." Kata Mama Kana.

"Hati-hati Mbak." Mama Riska memberi salam perpisahan dengan melakukan cipika cipiki dengan Mama Kana.

"Pergi dulu Tante, Om." Kana bersaliman dengan kedua orangtua Riska.

"Sering-sering main yah nanti." Ucap Mama Riska sembari mengelus surai panjang Kana.

"Siap Tante." Kata Kana sembari memberi hormat.

"Dadah bestai sampai jumpa besok disekolah." Ucap Kana kemudian berjalan memasuki mobil.

"Kami permisi dulu." Ucap Papa Kana, kemudian berjalan menuju mobil berwarna hitam.

"Monggo Pak, Bu." Mang Udin ikut berpamitan, kemudian berjalan ke mobil silver yang berisi barang bawaan.

NIGEL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang