Hidup itu ibaratkan hitam dan putih, disetiap kesedihan pasti akan ada kebahagiaan. Dibalik kegelapan, percayalah akan ada secercah cahaya yang menjemput nantinya.
***Nigel melangkahkan kakinya dengan perlahan memasuki rumah. Disana sudah ada Pak Chandra dan Millo yang duduk di sofa sembari menatap tajam si bungsu.
Nigel terpaku di depan pintu, kala Joan tiba-tiba berdiri tepat dihadapannya dan menatapnya tajam. Pergelangan tangan kanannya dicengkeram dengan erat membuat Nigel meringis kesakitan.
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Joan menarik Nigel untuk mengikutinya mengabaikan Papa juga Kakaknya yang hanya diam menyaksikan.
"Mas, sakit." Keluh Nigel.
Joan melepaskan cengkeramannya, sekarang mereka berdua berada di tempat latihan Joan biasa berlatih karate.
Joan berjalan kearah laci kemudian melemparkan baju karate kearah Nigel.
"Cepat, ganti baju mu." Suruh Joan.
Nigel berjalan menuju ruang ganti, Joan juga memakai baju karatenya.
"Wiihh, dapet tontonan gratis nih." Celetuk Haidar yang datang bersama dengan Zidan dan Agham.
Lelaki gembil itu bahkan membawa kripik kentang.
"Ki... Kita mau ngapain Mas?" Tanya Nigel. Matanya menyiratkan ketakutan.
Duaghh...
Tanpa menjawab pertanyaan dan juga tanpa aba-aba, Joan menendang perut Nigel. Belum siap dengan serangan mendadak membuatnya tersungkur.
"Bangun!!" Sentak Joan.
"Dih, lemah." Celetuk Haidar kemudian memakan kripiknya.
"Gue disini buat nyaksiin pertandingan gratis, bukan buat liat Lo tiduran." Agham berucap sinis.
"Cowok kok lemah, penyakitan Lo?" Ucapan tajam Zidan membuat Nigel menoleh kearah lelaki tersebut.
Nigel bangkit masih dengan menatap Zidan. Apa Kakaknya itu tahu perihal penyakitnya? Tapi darimana Kakaknya tahu jika dia sendiri tidak memberitahu siapapun termasuk kedua sahabatnya.
"Apa Lo lihat-lihat? Omongan Gue salah? Lo tuh kayak cowok penyakitan tau nggak. Lemah!!!" Ucap Zidan.
Nigel bernapas lega, setidaknya Zidan tidak mengetahui rahasianya. Berbicara tentang penyakitnya Nigel baru ingat jika dia belum meminum obatnya sejak kemarin karena lupa membawanya saat ke rumah Liam.
"Mau kemana Lo? Gue belum puas hajar Lo." Langkah Nigel terhenti mendengar suara deep Joan.
"Aku capek Mas, mau istirahat." Ucap Nigel.
"Istirahat di kuburan mau nggak? Gue sama yang lainnya siapin deh kuburannya." Celetuk Haidar tanpa beban dan mengundang tawa ketiganya.
Dughh, buaghh.....
Setelahnya hanya terdengar suara pukulan disana, dengan Nigel yang pasrah menjadi samsak Kakaknya. Bukan tak ingin melawan hanya saja dia tidak bisa untuk melawan.
Joan merasa puas dengan ketidakberdayaan sang adik, begitupun dengan ketiga penonton yang merasa puas dengan tontonan menarik yang disuguhkan didepan mereka.
***
Kenanga tengah memandikan burung kesayangan Papanya. Niat hati ingin menjadi kaum rebahan selama dua hari malah berakhir menjadi babu untuk para burung Papanya.
Kenanga mengeluarkan burung lovebird dan memasukkannya kedalam baskom yang sudah berisi air, membiarkan kedua pasang burung itu berenang didalam baskom. Kemudian dia melangkah ke kandang burung perkutut yang berjumlah sekitar 30 burung. Diambilnya semprotan air yang terletak tak jauh dari kandang dan mulai menyemprotkan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGEL (TAMAT)
Teen FictionIni kisah tentang anak bungsu bernama Nigel Ghaitsa yang selalu dibanding-bandingkan dengan keenam kakaknya, kata siapa jadi anak bungsu itu enak. Siapa yang mengatakan jika anak bungsu itu dimanja dan apapun yang diinginkan di turuti. Buktinya Nige...