32 | pagar gaib

183 64 1
                                    

Dilraba Dilmurat, baru saja terbangun dari mimpi buruknya.

Ia baru saja memimpikan ada sosok menyeramkan yang datang padanya lalu marah dan hampir mencelakainya.

Mimpi itu terasa sangat nyata, di mana saking nyatanya, ia merasakan sakit yang amat sangat ketika dicekik meski hanya di dalam mimpi.

Beranjak dari tempat tidur, Dilraba langsung berjalan ke arah meja rias. Ia lalu menyampaikan rambutnya dan melihat lehernya yang terasa sakit ketika bangun barusan.

Benar saja dugaannya. Ada bekas lebam merah yang sebelumnya tak pernah ada ketika ia hendak tidur tadi.

Meski baru dua jam tidur, rasa kantuknya mendadak hilang tergantikan dengan rasa takut akan tidur. Takut kalau ia kembali tidur, ia akan mengalami hal serupa.

Maka dari itu, Dilraba memilih untuk terus terjaga sampai pagi.

Sampai ia tiba di kantornya dalam keadaan kantung mata yang membesar dan menghitam akibat kurang tidur.


"Lo yakin itu penjaganya Nana?" tanya Zhang Yuxi pada Dilraba yang baru saja menderita perihal kejadian yang menimpanya semalam tadi.

Dilraba mengangguk.

Nana yang dimaksud adalah Nana Ouyang, rekan kerja berbeda divisi yang kemarin sore ia bawa ke salah satu pemuka agama yang bisa memberikan pagar gaib untuk Nana.

Dilraba merasa iba pada Nana yang sering dan mudah sekali dirasuki oleh makhluk astral. Saking seringnya, dalam sebulan, paling sedikit ia mengalami kerasukan sebanyak dua kali.

Dan berbekal kenalan dari sang ayah, Dilraba mengajak Nana ke pemuka agama tersebut. Nana diberi pagar gaib, di mana tujuannya untuk membatasi makhluk-makhluk gaib yang hendak mengganggu dan masuk ke dalam tubuh Nana.

Di mana Dilraba pikir, semuanya akan baik-baik saja setelah proses pemagaran tersebut dilakukan.

Sialnya, ia malah didatangi makhluk yang konon katanya; menurut pemuka agama yang sempat Dilraba telepon pagi tadi, adalah penjaga dari Nana yang tidak terima akan tindakan Dilraba yang menyarankan Nana untuk memasang pagar gaib.

"Karena mereka nggak bisa masuk lagi ke dalam badan Nana, mereka marah ke gue. Mediumnya jadi nggak ada lagi."

"Katanya penjaga? Kok malah nyelakain?"

"Ya mereka, 'kan, penjaga Nana. Bukan gue. Lagian katanya mereka marah karena jadi nggak bisa deket-deket dan jaga Nana lagi."

"Lah? Mereka jagain Nana dengan cara masuk ke badannya?"

"Kayaknya, sih, gitu."

"Anjrit!" seru Yuxi yang langsung menutup mulutnya. Ia keceplosan berkata kasar. "Terus gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya elo. Elonya gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana. Cuma, rencananya pulang nanti gue mau ke tempat beliau."

"Beliau?"

"Yang masang pagar gaib."

"Buat? Pasang pager gaib juga?"

Dilraba menganggukkan kepala.

"Kalau nggak gitu, nanti malah gue jadi bulan-bulanannya mereka. Baru sehari aja gue udah dibikin lebam begini," ucap Dilraba sambil menunjukkan lehernya. "Gimana nanti-nanti?"

Yuxi menelan salivanya. Ia kemudian menganggukkan kepala. Tanda mengerti maksud Dilraba.

"Gue kira yang bisa dipagerin gaib itu cuma rumah atau gedung, ternyata orang juga bisa?"

"Gue juga baru tahu pas nganterin Nana kemaren. Gue pikir cuma mau dilakuin pengusiran aja. Nggak tahunya dipasangin pager gaib juga."

"Efeknya beneran ada nggak, sih, itu?"

"Ya ada. Kata Nana sekarang badannya jadi lebih enteng. Nggak berat kayak biasanya. Yang biasanya dia selalu kebangun kalau tengah malem. Semalem enggak. Tidurnya bisa nyenyak."

"Gila ya, ternyata makhluk astral bisa sejahat itu. Gue pikir karena mereka nggak kasat mata, mereka nggak bisa ngelukain. Ternyata eh ternyata."

"Iya kan, nggak manusia nggak setan, sama-sama hobi nyelakain."

urban legend; c-idols  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang