36 | dinas malam

155 65 0
                                    

"Apaan tuh?"

Zhang Yuxi, tengah melalukan pekerjaannya memeriksa sebuah sample ketika ujung matanya menangkap bayangan seseorang yang baru saja lewat di depan laboratorium tempatnya bekerja.

Yuxi melihatnya melalui lubang kecil yang ada. Rasa takut yang sudah ada sedari tadi; akibat menonton vlog misteri di channel youtuber favoritenya, semakin bertambah ketika sosok yang iya yakini mengenakan pakaian serba putih, lewat begitu saja.

"Orang apa bukan ya yang tadi..." gumam Yuxi yang kemudian memukul mulutnya sendiri karena sudah berbicara yang tidak-tidak.

Well, sebenarnya bisa saja ia keluar sebentar dari dalam laboratorium dan memeriksakan hal tersebut. Namun, Yuxi takut kalau yang dilihatnya itu bukan manusia. Ia takut, takut kalau yang dilihatnya itu menampakkan wujud aslinya.

Bukan apa-apa, di lantainya berada saat ini sama sekali tidak ada pasien. Kalau ada, mungkin Yuxi masih bisa mendapati salah satu anggota keluarga pasien yang menunggu. Sayangnya ini tidak. Dan pikiran Yuxi condong ke arah keyakinan kalau sosok tadi bukanlah manusia seperti dirinya.

Saat ini, hanya ada Yuxi dan perawat lain di ruangan yang berada di bagian depan.

Pikiran Yuxi jadi sulit untuk fokus ke pekerjaan yang tengah dilakukannya. Mendadak ia teringat perkataan salah satu rekan sesama perawat yang juga kedapatan dinas malam, malam ini. Temannya yang kini tengah berada di tempat lain itu sempat bercerita kalau setelah dia bangun dari tidur tadi, dia mendapati area pojok laboratorium dalam keadaan sangat berantakan. Banyak alat-alat yang berpindah posisi. Centrifuge yang bergeser. Bahkan tabung-tabung berjatuhan di atas lantai begitu saja.


DUK! DUK!


Di tengah lamunannya, Yuxi dikejutkan dengan sebuah ketukan di lubang; seperti lobang loket, yang sangat tiba-tiba.

Seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian khas pasien, mengetuk kaca di ruangan tersebut, bertingkah seolah ia melakukan hal itu untuk memanggil Yuxi untuk menanyakan sesuatu.

"A-ada apa, Pak?" tanya Yuxi kemudian.

"Kamar mandi di mana ya, sus?"

"H-hah?"

"Kamar mandi, sus."

"O-oh, iya. Dari sini bapak lurus terus. Nanti sampai pertigaan yang ada anak tangga, bapak belok kanan. Abis itu lurus terus dan nggak jauh dari sana ada penunjuk arah buat ke toilet."

"Oh iya. Terima kasih, sus."

"I-iya, Pak. Sama-sama."

Yuxi menelan salivanya. Lalu membalas senyuman yang diberikan oleh orang yang baru saja bertanya.

Tubuhnya mendadak kaku. Namun itu tak berlangsung lama karena setelah punggung pasien yang baru saja bertanya padanya tadi mendadak hilang dalam sekejap, ia langsung menurunkan tirai krey plastik berwarna putih yang menjadi penutup dinding kaca laboratorium tempatnya berada.

urban legend; c-idols  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang