Sedari kecil, Zhai Xiaowen, tinggal di salah satu daerah yang terletak di dataran tinggi. Dikarenakan hal tersebut, cuaca di sekitaran rumah Xiaowen tergolong dingin. Termasuk air yang berasal dari sumber mata air di daerah pegunungan.
Sejak dulu, sumber mata air di sana tidak pernah kering. Airnya pun tidak pernah berkurang meski perubahan iklim sudah jelas berubah seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penduduk.
Dan sekarang ini, karena ada sedikit kerusakan pada pipa yang mengalirkan air ke rumahnya, Xiaowen berinisiatif untuk pergi ke sumber mata air tersebut. Niatnya, ia ingin memperbaiki pipa tersebut.
Di mana sumber mata air yang dituju Xiaowen terletak di dalam sebuah goa di dekat kaki gunung.
Sebenarnya, ibu Xiaowen sudah melarang Xiaowen untuk pergi ke sana sore-sore begini. Bukan apa-apa, konon katanya, di dalam goa tersebut terdapat makhluk astral; tepatnya siluman ular, penjaga sumber mata air yang sudah ada selama 3 generasi tersebut. Yang membuat air selalu keluar dan jernih bagaimanapun cuaca dan keadaannya.
Penduduk setempat dilarang berada di sana pada waktu maghrib karena dipercaya siluman itu akan berubah wujud menjadi manusia dan memandikan dirinya sendiri di sumber mata air tersebut.
Namun, karena merasa hal tersebut hanya mitos atau urban legend belaka, Xiaowen tak terlalu mempedulikannya. Ia tetap nekat pergi ke sana meski hanya seorang diri dan sekadar bermodalkan beberapa perkakas.
Xiaowen hanya ingin air tetap mengalir ke rumahnya dan ia bisa segera membersihkan diri setelah seharian bekerja di kebun teh milik pamannya.
Setidaknya, hanya itu niatan Xiaowen sebelum akhirnya langkahnya terhenti ketika dari jauh ia melihat ada seseorang yang turut berada di dalam goa, seperti dirinya.
Tak lagi fokus pada tujuannya ke sana, Xiaowen malah jadi penasaran dengan sosok perempuan yang berada di dalam goa tersebut. Ia segera menyalakan senter di tangannya begitu sampai di bibir goa. Mengarahkannya jauh ke dalam kegelapan yang ada di depan.
Xiaowen menelan salivanya. Langkahnya mulai terayun satu persatu.
"Hah? Mau ngapain dia?" ucap Xiaowen ketika melihat perempuan tersebut mulai masuk ke dalam sumber mata air dengan posisi memunggunginya.
Xiaowen sama sekali tak memikirkan perihal mitos yang beredar di kalangan penduduk kampungnya. Fokusnya saat ini hanya tertuju pada rasa penasaran akan hal yang dilakukan orang yang tak pernah dilihatnya tersebut.
Perlahan, posisi Xiaowen semakin dekat. Kini ia bersembunyi di balik sebuah batu besar.
Hawa dingin dan lembab yang berasal dari dinding goa menusuk setiap relung tubuh Xiaowen. Membuatnya tanpa sadar mengusap-usap lengannya untuk menghadirkan sebuah rasa hangat.
Xiaowen sudah terbiasa dengan hawa dingin, tapi tidak yang seperti ini.
Lama ia tunggu, perempuan yang menenggelamkan kepalanya ke dalam sumber mata air tersebut tak kunjung menyembulkan kepalanya kembali. Hal itu membuat Xiaowen makin penasaran. Ia meletakan kotak perkakasnya di dekat batu tempat persembunyiannya, lalu berjalan semakin dekat menuju kolam sumber mata air tersebut.
Xiaowen berjongkok dan mengarahkan senternya ke dalam permukaan air. Baru beberapa detik ia melakukannya, secara tiba-tiba sesuatu menyembul keluar. Membuat air terciprat ke sana ke mari, termasuk ke arah Xiaowen yang kini kuyup akibat air yang mengenainya.
Kepala Xiaowen perlahan terangkat, matanya terbuka lebar, mulutnya tercekat, lidahnya terasa kelu, bahkan untuk sekedar mengucap satu kata.
Sosok manusia dengan badan setengah ular muncul di hadapannya secara tiba-tiba. Dengan mata menyalang dan penuh amarah menatap Xiaowen tanpa berkedip.
p.s tambahan dari pengirim cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
urban legend; c-idols ✅
Fanfic[BOOK EIGHT] horror short stories collection starring by chinesse idols 🎥 started: 29th June 2020 finished: 21st March 2022