Lin Yi menghela napas panjang. Lagi-lagi, ia temukan helaian rambut rontok di lantai kamarnya.
Tak hanya di kamarnya, ia turut menemukan helaian rambut yang sama di lantai kamar mandi, dapur, serta ruang tamu.
Ia belum sempat menyapu kamar kedua orang tuanya, jadi ia tak tahu apakah di dalam sana juga terdapat hal yang sama.
Bukan apa-apa, Lin Yi yang gila kebersihan, sedikit merasa jengkel tiap kali melihat ada rambut yang tersangkut di sapu yang ia gunakan.
Kalau itu rambut miliknya, Lin Yi mungkin akan memaklumi. Tapi ini bukan.
Helaian rambut panjang itu bukan milik ia ataupun ayahnya yang memiliki rambut pendek. Pun bukan pula milik sang ibu karena rambut ibunya tak sepanjang itu dan masih berwarna hitam; sedangkan rambut yang ia temui berwarna putih.
Intinya, rambut yang ia temukan bukan dimiliki oleh anggota keluarganya.
Lin Yi yang awalnya bingung, lama-lama jadi merasa kesal. Ia merasa kalau ada orang asik yang dengan tidak sopannya masuk ke dalam rumah serta kamarnya secara sembarang.
Dan kali ini puncak kemarahannya sudah tidak bisa dibendung lagi. Dengan segera ia menghampiri sang ibu yang tengah berada di dapur.
"Ma?"
"Iya?"
"Kalau siang-siang suka ada yang dateng ke rumah, ya?"
"Hah?"
"Iya, orang paruh baya. Temennya almarhum kakek atau nenek, mungkin?"
Sekadar informasi, sudah sebulan sejak Lin Yi dan keluarganya menempati rumah peninggalan sang kakek. Semenjak mendapat surat pemindahan tugas, ayah Lin Yi pindah ke kampung halamannya. Dan karena kampus yang letaknya dekat dengan rumah ini, Lin Yi memilih tinggal bersama kedua orang tuanya.
"Nggak ada. Kenapa emang?"
"Atau orang yang seumuran mama sama papah? Yang sampe masuk-masuk ke kamar aku?"
"Nggak ada. Kita kan orang baru. Belum banyak kenal tetangga di sini kecuali papah kamu. Itu juga palingan malem. Papah kamu kan kalau siang kerja."
"Mama yakin?"
"Iya, yakin. Kenapa sih emangnya? Kok kamu bisa ngira ada yang main sampe ke kamar-kamar?"
Lin Yi menghela napas panjang. Ia kemudian menunjukkan gumpalan helaian rambut yang ia dapatkan dari kamarnya dan beberapa tempat yang telah ia sapu.
"Rambut siapa itu?"
Lin Yi menggedikkan kedua bahunya. Tanda tak tahu.
"Tiap pagi pas aku nyapu, aku nemuin rambut putih panjang ini terus."
"Dek..."
"Kenapa, Ma?" tanya Lin Yi yang bingung dengan perubahan raut wajah sang ibu yang tiba-tiba berubah menjadi tegang.
"Coba kamu cari di google arti dari temuan helaian rambut."
Kening Lin Yi mengerut. Namun, ia menurut. Diambilnya ponsel yang berada di dalam saku celana bagian depan. Lalu melakukan apa yang ibunya perintahkan.
Mata Lin Yi membulat. Membesar tatkala muncul hasil pencarian seperti yang diperintahkan.
Ia menatap ibunya dengan pandangan terkejut.
"Apa katanya?"
Lin Yi meneguk ludah. Lidahnya terasa tercekat. Rasanya menyesal karena telah menuruti perintah sang ibu.
"I-itu tanda-tanda d-dari keberadaan makhluk astral yang mau ngasih tahu keberadaan mereka, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
urban legend; c-idols ✅
Fanfic[BOOK EIGHT] horror short stories collection starring by chinesse idols 🎥 started: 29th June 2020 finished: 21st March 2022