21 | kelurahan Jaruan

312 111 0
                                    

"Mas orang baru ya?" tanya sang penjual martabak yang tengah didatangi oleh Justin. "Tinggal dimana, Mas?"

"Iya, Pak. Baru sebulanan. Di kelurahan Jaruan, Pak," jawab Justin sembari mengambil tempat untuk duduk sambil menunggu pesanannya dibuatkan oleh sang penjual.
 
 

Namun jawaban Justin membuat sang penjual menghentikan pergerakan tangannya, lalu berbalik ke arah Justin dengan kedua mata melotot karena kaget.
 
 

"Mas!" serunya pada Justin.

"I-iya, Pak?"

"Kelurahan Jaruan itu udah lama nggak ada. Sekarang daerah itu cuma jadi lahan kosong aja. Nggak ada penduduk di sana."

"Ah, bisa aja bapak bercandanya. Wong saya aja udah sebulan tinggal di situ sama kakak saya. Kebetulan kakak saya dapet SK di salah satu rumah sakit daerah di sana."

"Serius, Mas. Saya nggak bercanda. Saya udah tinggal di sini selama 40 tahun. Buat apa saya bercandain hal kayak gini ke, Mas?"
 
 

Justin menelan salivanya. Ia yang awalnya tenang sekarang jadi risau. Sang penjual di depannya sama sekali tak terlihat seperti sedang bergurau kepadanya. Namun, perkataan beliau juga sulit untuk bisa Justin percaya.

Sekarang saja ia sedang dalam perjalanan untuk menjemput kakaknya dan pulang ke rumah kontrakan. Bagaimana bisa penjual tersebut bilang bahwa kelurahan yang disebutkan Justin sudah tak berpenghuni. Dan bukan cuma sehari, bahkan sudah sebulan belakangan ini mereka tinggal di sana.
 
 

"Sekitar 30 tahun lalu, ada kejadian mengenaskan di daerah sana, Mas. Ada seorang nenek tua yang mengamuk dan membakar rumahnya karena cucunya meninggal akibat dianiaya penduduk sekitar karena diduga punya ilmu hitam. Kebakaran yang awalnya di rumah si nenek menyebar sampai satu kelurahan. Beberapa orang yang selamat dari peristiwa kebakaran itu lebih milih buat pindah dari sana. Dan lama kelamaan daerah sana kosong dan nggak berpenghuni. Bahkan bangunan-bangunan di sana juga banyak yang sudah hancur, Mas. Kalau Mas masih nggak percaya coba aja Mas cari di internet. Biasanya ada kan Mas berita-beritanya?"
 
 

Justin menurut. Dengan cepat ia langsung membuka ponselnya dan menjelajah di salah satu browser yang terpasang.

Dan benar saja apa kata sang penjual martabak tersebut.

Justin menemukan satu blog yang menceritakan kejadian tersebut secara lengkap, bahkan lebih lengkap dari apa yang diceritakan oleh sang penjual di hadapannya.
 
 

"P-pak! Saya tinggal dulu. Nanti saya ambil pesanan saya!" ucap Justin yang langsung berlari ke arah kendaraan roda duanya.
 
 

Buru-buru ingin menjemput sang kakak perempuan yang masih berada di daerah Jaruan tersebut.

urban legend; c-idols  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang