17 | it's gone

396 124 2
                                    

"Yahilah pake kempes segala!" rutuk Dylan ketika merasakan laju kendaraannya yang semakin berat. Ia mengembuskan napas kasar, lalu memukul bagian depan kendaraan roda duanya. Biar begitu, Dylan mencoba tetap melajukan motornya di tengah kesunyian malam yang semakin mencekam.

Hingga beberapa menit berlalu. Tempat tujuannya masih jauh, namun laju kendaraannya makin terasa berat untuk Dylan melanjutkan perjalanannya. Mau tak mau, ia akhirnya memutuskan untuk berhenti dan melipir ke salah satu warung tenda yang berada di pinggir jalan.

"Permisi, bu," ucap Dylan setelah selesai memarkirkan kendaraannya dan duduk di depan warung tenda tersebut.

Ada seorang wanita paruh baya yang tersenyum menyambut kedatangan dan membalas sapaannya.

"Minta kopinya ya bu, sama mie instan kuah 2," ucap Dylan yang kemudian mengambil satu gorengan tempe yang ada di hadapannya.

"Ibu udah lama jualan di sini, bu?" tanya Dylan mencoba membuka obrolan dengan sang pemilik warung yang tengah memasak mie instan pesanannya.

"Iya, udah ada mungkin 30 tahun."

"Hoalah, kalau saya baru pertama kali ini, bu, lewat jalan sini. Tadinya mau coba lewat jalur utama, tapi takut kejebak macet. Maklum bu musim mudik," kata Dylan lagi.

"Iya, memang kalau lewat jalur atas itu ramai kalau musim mudik begini. Nggak siang nggak malam mengular terus itu kendaraan yang lewat. Kebanyakan dari arah Jakarta."

"Untung aja saya lewat sini ya, bu, jadinya aman hehehehe."

"Iya."
   
 
 
Obrolan terus berlanjut, hingga akhirnya makanan yang Dylan pesan dihidangkan. Dylan memakan makanan tersebut dengan lahapnya. Udara dinginnya malam dan rasa lapar yang tertahan membuatnya kalap dan memesan 2 porsi lagi mie instan, ditambah dengan 3 buah  bakwan jagung, 2 buah tempe goreng serta 4 tahu isi.

Porsi makan Dylan memang tidak bisa dibilang sedikit.

Hingga waktu terus berjalan, Dylan yang merasa kenyang perlahan merasakan rasa kantuk yang mulai datang. Ia melenguhkan tubuhnya, ia tutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap.
 
 

"Bu, saya numpang tidur sebentar ya, bu," ucap Dylan memohon izin.

"Iya silakan, dek."

"Makasih bu," sahut Dylan yang kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat duduk yang terbuat dari potongan batang bambu tersebut.

 
 
 
 
 
Pagi pun menjelang, suara kicauan burung dan serangga yang terus bersautan sukses membangunkan Dylan dari tidurnya. Terlebih sinar matahari mulai menusuk kelopak panca inderanya.

Dylan terbangun. Ia meregangkan tubuhnya sebelum membuka mata.

"Hah?" serunya ketika kulit tubuhnya bersentuhan dengan benda yang tak seharusnya.

Mata Dylan terbuka, ia bangun dari posisi tidurnya dan langsung mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"K-kok gua di sini?" ucapnya kebingungan karena mendapati dirinya tertidur di atas semak belukar tak jauh dari posisi motornya yang terparkir.

"L-loh warung semalem mana?"

urban legend; c-idols  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang