"Mas Jarot!"
Ratu bergegas menghampiri suaminya, yang malah berdiri di luar gedung sambil merokok. Tapi Jarot malah cemberut saat melihatnya,"Ngapain nyusul ke sini?"
Ratu menhela nafas letih, saat melihat reaksi tak menyenangkan dari suaminya. "Ayolah, Mas. Ini acara keponakanmu, loh!"
"Paling malas menghadiri acara begini, " Jarot mendengus kesal. "Nanti malah ditanya kapan punya anak. Orang aku yang tidak mau punya anak dari kamu. Pernikahan kita kan cuma sandiwara!"
Ratu menelan ludah, tiba-tiba dia merasa darahnya tersedot hingga ke dasar tulang. Ucapan suaminya itu, bukan satu dua kali didengarnya sepanjang pernikahan mereka, membuatnya harus terbiasa untuk tidak marah dan kecewa karena tidak dicintai. Bahkan seakan tak pernah dianggap sebagai istri oleh suami sendiri.
"Baiklah, Mas. Aku masuk ke dalam lagi. Nyusul, ya. Takut ibu nanya," ucap Ratu akhirnya, meski suaranya seakan seperti kambing yang sedang disembelih. Tercekat dan tercekik. Dia lalu berbalik langkah, dan bergegas melewati para tamu undangan yang semakin banyak datang.
Ratu mencoba untuk tersenyum saat kembali memasuki ruangan keluarga. Upacara Tedak Siten keponakan suaminya, baby Rangga, digelar hari ini di rumah Pawon Kemuning, salah satu rumah keluarga milik mertuanya. Rumah terbesar, paling indah, dan biasa dijadikan tempat pertemuan hajatan besar.
"Sudah semuanya, Ratu?"
Ratu menoleh, lalu mengangguk pada Ratih Sitoresmi, ibu mertuanya.
Wanita berkonde dengan kebaya hijau lumut itu mendekati Ratu, mengelus pundaknya dengan lembut. "Sabar, sebentar lagi giliran kamu. Nanti juga kamu hamil," bisik Ratih.Ratu mengangguk hormat, membuat Ratih membelai wajah Ayu menantunya itu. Ratu dan Jarot, putra sulungnya, telah menikah hampir 9 tahun. Ratih yang memilihkan wanita cantik, cerdas, berasal dari keluarga terpandang itu. Termasuk sudah memastikan bahwa Ratu adalah wanita yang subur. Sama seperti Jarot, keduanya tak ada masalah soal itu. Tetapi kenyataannya, 9 tahun Ratih lama menunggu cucu. Untunglah anak bungsunya Saraswati telah menikah, dan kini telah memiliki Rangga, cucu kecil tampannya.
"Ibu, maafkan saya. Saya..." suara Ratu tercekat.
Ratih menggeleng, lalu memegang pundak menantunya itu dengan kuat. "Itu takdir cah ayu. Takdir! Jangan jadi pikiran. Kami semua menyayangimu. Apalagi Jarot kan? Dia memperlakukan seorang Ratu Kedaton, layaknya sebenarnya ratu. Itu yang penting!"
Ratu menggigit bibir, air matanya juga nyaris tumpah. Beruntung ibu mertuanya segera pergi. Mungkin, ada banyak menantu yang selalu berseteru dengan mertua. Namun Ratu sebaliknya, mertuanya sangat baik. Meski suaminya, si Jarot, bisa dikatakan masuk kategori Jahanam.
Jarot, hidup senang dari lahir. Keluarganya kaya raya. Dia kuliah di Amerika, pulang diberi amanah mengelola sebagian usaha keluarga, lanjut dicarikan jodoh pula.
Ratu, bukan gadis sembarangan. Papinya Jenderal, sementara ibunya dikenal dengan beragam kegiatan sosialnya. Lulus dari kampus negeri, dia sempat bekerja di perusahaan asing. Saat sedang proses meraih S2, dia dilamar Jarot, berkat prakarsa ibunya, Ratih Sitoresmi, seorang keturunan pahlawan nasional, keluarga kaya dan bangsawan pula.
Mestinya, semuanya akan luar biasa. Jika Jarot, tidak dulu lebih mengenal Edelia sejak zaman SMA. Edelia, gadis cantik keturunan Belanda, yang terlihat begitu memesona. Tetapi tidak bagi Ratih Sitoresmi dan Laksono Umar, orangtuanya. Bibit, bebet, bobot, sangatlah penting bagi mereka. Sehingga tidak mungkin, mereka menerima Edelia, yang ibunya pernah hamil entah dengan siapa. Bapaknya tidak tahu, jejak masa silam ibunya juga mengerikan. Miskin pula. Sehingga Edilia ditolak mentah-mentah.
Tetapi apa mereka tahu, jika Jarot anak mereka justru memuliakan gadis itu? Dia memang tidak menikahinya. Tetapi selama 9 tahun pernikahannya dengan Ratu, dia tak pernah menyentuh wanita itu. Wanita yang mengisi kehangatan ranjangnya hanyalah Edilia. Meski mereka juga tak memperoleh anak dari hubungan terlarang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RATU (Sisi Lain Kehidupan Wanita)
RomansaRatu, tak pernah menjadi ratu dalam rumah tangganya. Karena sebelum menikahinya, suaminya Jarot telah menjadikan Edelia, sebagai ratu dihatinya. Perasaan terhina, putus asa, dan sedih dalam fase 9 tahun pernikahan itu, akhirnya malah semakin berkonf...