04: Tidak Waras

362 62 18
                                    

Tidak Waras

Mestinya, semua baik-baik saja. Mereka bisa ke Bogor, menjalankan "kencan" pertama mereka selama keberpura-puraan konyol sembilan tahun. 
Jika wanita itu tidak datang pagi buta. Menjerit, menangis dan bergulingan di depan rumah mereka.

Edelia, membuat satpam sibuk. Dia berteriak-teriak agar yang punya rumah ke luar. Tetapi pembantu yang muncul, dengan santainya mengatakan nyonya dan tuan sedang tidur di kamar mereka.

"Sekamar?"

"Ya, kan suami isteri."

Edelia menjerit. Dia tak mempercayai hal itu. Pembantu dan satpam hanya memandanginya. Mereka tahu, wanita itu. Sering memaksa masuk mencari tuan mereka. Tapi Tuan Jarot mengatakan, mereka harus tetap menghormati Nyonya Edelia, seakan wanita itu sangat spesial baginya. Mereka bukannya bodoh, tidak memahami jika majikan mereka berselingkuh, lalu isterinya hanya diam pasrah. Tetapi selingkuhannya justru bertingkah seperti layaknya isteri sah.

Pembantu dan satpam, tak bisa melarang Edelia untuk masuk. Dia naik ke lantai dua mencari kamar yang kira-kira dimasuki Jarot. Ada dua kamar besar di sana, tetapi satu kamar tertutup. Dengan lancang Edelia membukanya, dan menerobos masuk, meski satpam dan pembantu telah menahannya.

"Apa-apaan ini?!" jerit Edelia, saat melihat Jarot tidur lelap sambil mendekap tubuh isterinya, Ratu yang bergelung rapat di dada pria itu.

Suara Edelia lalu membangunkan mereka. Jarot bengong, dan Ratu dengan kesal bangkit dan menampar wajah Edelia.

"Kau sudah keterlaluan! Ini rumah kami! Kau pikir dirimu siapa?" bentak Ratu.

Edelia terpana, lalu menoleh pada Jarot yang hanya duduk terdiam di ranjang. Jantung pria itu rasa lepas saat menyadari bahwa Edelia memasuki kamar, dan memergoki dirinya sedang tidur mendekap Ratu.

"Kau bilang tidak pernah menidurinya, Jarot!" Edelia menjerit lagi.

"Memang tidak! Tapi dia isteriku. Apa salah aku tidur bersebelahan dengannya? Dari pada bersamamu aku jadi tambah stres! Selalu banyak drama!" sentak Jarot, seraya bangkit dan masuk ke toilet untuk mencuci mukanya.

Ratu membuang muka pada Edelia, lanjut mengambil handuk di lemari dan menyerahkan pada suaminya. Ratu tidak buru-buru mengusir Edelia, tapi membiarkan wanita itu untuk menyaksikan babak baru kemajuan hubungannya dengan Jarot. Selama ini, Edelia pasti menertawakannya. Tetapi pagi ini, giliran Ratu yang menertawakan Edelia yang tidak waras.

"Kau menyelingkuhiku, Jarot." kata Edelia, dia mulai terisak-isak.

Jarot tak menjawab, hanya mengelap wajahnya, lalu kembali duduk di ranjang. Dia tak menatap Edelia, bahkan menolehpun tidak. Perilaku Edelia kali ini sulit ditolerirnya. Betul-betul seperti orang gila. Dia seperti lupa tentang siapa yang sesungguhnya dinikahi, dan siapa yang menyelingkuhi.

"Jarot, kau dengar aku!" kata Edelia, sambil mendekati pria itu.

"Selingkuh adalah perilaku melanggar komitmen hubungan, yang akhirnya melukai rasa percaya dalam sebuah hubungan percintaan. Oleh karena itu, batasan selingkuh tiap pasangan bisa berbeda, Edelia. Tergantung pada komitmen hubungan mana yang kau maksud. Mungkin kau wanita pertama dalam hidupku, tapi ingat, Ratu adalah isteri sahku!" sahut Jarot, kesal.

"Jadi, kau mau bilang, jika kau mulai mencintainya?"

"Apa itu penting bagimu?"

"Penting, agar kau tahu, bahwa aku bisa mengambil keputusan."

"Ingin berpisah?"

"Jarot!"

"Dulu kau tidak mengerikan  seperti ini, Edelia."

"Kau yang membuatku gila, aku menunggumu sembilan tahun! Lalu sekarang, kau sekamar dengannya. Apa kalian sudah capek bersandiwara, lalu tertarik punya anak? Anak kan yang kau inginkan Jarot? Setelah kau tahu aku sulit bunting kan?"

"Bukan itu!"

"Kau memintaku menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Meskipun tidak semua, namun penggunaan KB hormonal jangka panjang seperti KB suntik bisa menyebabkan wanita sulit hamil. Ini karena KB suntik bisa memengaruhi siklus menstruasi dan pembuahan. 
Dengar Jarot, menggunakan pil KB juga dapat menurunkan kesempatan wanita untuk menjalani kehamilan."

"Ah, sudah! Tak bisa punya anak ya, sudah. Jangan mencari kambing hitam."

"Coba, dengarkan aku dulu. Pil itu mengandung estrogen dan progesteron, yang mencegah pelepasan sel telur saat ovulasi. 
Pil KB menciptakan lendir untuk mencegah sperma mencapai sel telur. Dokter mengatakan itu. Jadi ini karena kau juga. Andai dulu aku kau biarkan hamil…"

"Stop, Edelia!"

"Kau juga membuatku stres selama sembilan tahun, itu juga membuatku sulit hamil."

"Aduh, apalagi ini?"

"Jarot, dengarkan aku! Tingkat stres yang dialami seorang wanita dapat menurunkan peluang untuk mendapatkan kehamilan."

"Semua seakan salahku, apa perilaku keseharianmu yang kacau, apa juga karena aku?"

"Hal itu disebabkan kondisi stres yang dialami olehku, Jarot. Seseorang yang stres, nyatanya dapat menyebabkan kebiasaan hidup yang kurang sehat. Seperti gangguan tidur, kurang mengonsumsi makanan sehat, memiliki gaya hidup yang kurang baik seperti mengonsumsi alkohol atau merokok, dan kehilangan keinginan untuk melakukan hubungan intim."

"Ah, tidak. Soal hubungan ranjang kau selalu menuntut duluan."

"Jarot! Kau lupa semalam jika aku menolakmu. Lalu kau ke sini untuk mencari pelampiasan." Edelia melirik Ratu dengan sinis. "Ya, aku memaklumi kau mencari sekedar pelampiasan."

Ratu menyandarkan tubuhnya ke dinding, lalu melipat tangan di dada. Dia menyaksikan drama ajaib pagi itu dengan tingkat kepusingan luar biasa. Suaminya, sedang ribut berdebat dengan simpanannya. Berdialog garing, seakan sedang konsultasi dengan Dokter Ahli Kandungan.

"Apa kamu tidak instropeksi diri, mengapa kamu tidak kunjung hamil? Jangan sibuk menyalahkan Mas Jarot yang sudah memperjuangkanmu selama sembilan tahun, meski harus mengorbankan pernikahan sahnya." kata Ratu.

Edelia menoleh, matanya melotot. "Aku tidak bicara padamu!"

"Tapi kau sedang ada di rumahku, bertingkah gila mengganggu rumah tanggaku. Masuk ke kamarku dan memarahi suamiku. Apa kau waras?" teriak Ratu.

"Hei, kau ya! Kau bangga ya diperisteri tapi pura-pura?"

"Pura-pura apa? Kami menikah secara sah. Bukan sepertimu yang hanya dijadikan simpanan. Ditutup, dikunci, disembunyikan layaknya aib yang busuk!"

"Kurang ajar!"

"Kau yang kurang ajar, jadi silahkan ke luar. Karena aku dan suamiku sedang bersiap untuk pergi liburan."

Edelia menoleh pada Jarot,"Jarot…kau dengar wanita halu itu bicara?"

Jarot tak menyahut, tetapi malah meminta Ratu mempersiapkan bajunya, sebelum dia masuk toilet lagi. Ratu meninggalkan Edelia dengan kesal, membuka pintu dan menyaksikan satpam dan pembantunya yang berdiri ketakutan. Ratu meminta mereka melanjutkan pekerjaan.

Tapi saat dia sedang masuk kamar sebelah untuk memilihkan baju bagi suaminya, tiba-tiba terdengar teriakan histeris. Suara bak-buk seperti barang jatuh menggelinding di tangga.

Ratu berlari ke menuju tangga, lalu melihat tubuh Edelia berlumuran darah. Satpam dan pembantu ikut histeris kebingungan.

"Dia jatuh sendiri, Nyonya. Kayak berusaha bunuh diri!" teriak mereka.

Lalu tiba-tiba muncul Jarot yang bergegas berlari menuruni tangga.

"Edelia! Edeliaaaa…." teriak pria yang masih memakai piyama itu.

Ratu menghela nafas. Dia tahu, rencana kencan pertama dengan suaminya mendadak menemui kegagalan. Dan itu, sangat menyakitkan.

(Bersambung)

RATU (Sisi Lain Kehidupan Wanita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang