22: Amerika

224 27 1
                                    

USC Norris Comprehensive Cancer Center, Los Angeles, CA, Amerika Serikat, atau Pusat Kanker Komprehensif USC Norris yang terletak di Los Angeles, adalah sumber utama regional dan nasional untuk penelitian, pengobatan, pencegahan, dan pendidikan kanker.

Tercatat, setidaknya ada lebih dari 200 ilmuwan dasar dan populasi, yang merupakan dokter dari fakultas Keck School of Medicine of USC, dan beberapa sekolah ataupun departemen profesional USC dan College of Letters, Arts and Sciences yang tergabung dalam USC Norris Comprehensive Cancer Center menggelar penelitian, mulai dari asal dan perkembangan kanker, mengembangkan strategi pencegahan, dan mencarikan obat terbaik dari penyakit mematikan tersebut.

Bahkan National Cancer Institute (NCI) telah menetapkan USC Norris Comprehensive Cancer Center sebagai salah satu dari 51 pusat kanker komprehensif bangsa, sekelompok institusi terpilih yang memberikan kepemimpinan dalam pengobatan, penelitian, pencegahan, dan pendidikan kanker.

Jarot membaca plang merah pada beton, lalu memandangi gedungnya. Ratu menggandeng lengannya dengan lembut, lalu menariknya untuk dapat melajukan langkah dengan tenang. Mudah bagi Ratu untuk membuat kebohongan berikutnya. Dia jadi sudah terbiasa.

Kepada Jarot, yang mengantar mereka sampai ke Amerika, dan telah mendadak membeli rumah seharga USD 28 juta di Beverly Hills, terletak di Chalette Drive, dengan luas
3.842 meter persegi. Tersedia kolam renang, lift untuk tiap lantai, ada enam kamar tidur dan sebelas kamar mandi, bahkan ada juga fasilitas mini bar dan salon kecantikan. Bertetangga pula dengan para artis Hollywood, yang merasa sangat nyaman tinggal di kawasan Los Angeles, California itu. Rumah mewah itu, kemudian dihadiahkan Jarot untuk Putri.

"Tapi ini terlalu mahal, Mas!" Kata Ratu, merasa tak enak hati akan kebaikan suaminya.

"Demi anakku, apalah artinya uang dan harta? Aku sangat lemah, saat mengetahui dia terkena kanker. Aku sangat mencintainya. Semua milikku adalah milik Putri juga," kata Jarot, sambil menciumi Putri dengan berlinang air mata. Dia tahu, bakal sangat jarang bertemu Putri nanti, karena harus fokus mengurusi banyak perusahaannya.

Dulu, dia sangat stres dengan pekerjaannya. Edelia, bertahun-tahun lalu kemudian menjadi sesi hiburan yang menyenangkan. Tapi sekarang, dia memiliki Putri yang dia yakini sebagai anak dari benihnya sendiri. Lalu, harus berpisah, karena isterinya mengatakan anak itu terkena penyakit kanker kulit.

Ratu juga yang membawanya ke USC Norris Comprehensive Cancer Center hari itu, meski tanpa Putri. "Kita berdua dulu yang ke sana, agar kau dapat memastikan bahwa kita berada di lingkup terbaik pengobatan kanker untuk anak kita. Putri kita tinggal dulu dengan pengasuh, agar tidak stres melihat kondisi di sini. Dia butuh waktu," bisik Ratu, membuat Jarot patuh.

Ratu tak membawa pengasuh dari Indonesia, Jamin yang datang lebih dulu ke LA, telah memilihkan seorang baby sitter untuk Putri. Wanita Afro Amerika bernama Tutsi Dalton, janda yang membutuhkan pekerjaan usai suaminya tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Tutsi memiliki dua anak usia remaja, dan bersedia untuk bekerja paruh waktu untuk mengasuh dan membereskan dapur dan kamar tidur.

Sementara untuk mengurusi rumah seluas itu, Jamin memilihkan tempat layanan jasa khusus yang bertugas kapan saja jika dipanggil. Biaya hidup di Amerika tidak murah, Jamin lama tinggal di negara itu, dia jadi sangat paham untuk mengatur keuangan dan menyarankannya pada Ratu. Dia telah sangat loyal pada wanita yang telah memberinya banyak uang itu. Semua sudah diatur dengan baik, termasuk untuk mengelabui suami wanita itu, membuat Jarot bahkan tak sadar jika sedang berada dalam sandiwara mengerikan. Dia menurut, seperti kerbau dicucuk hidung.

"Ayo, masuk. Kita akan bertemu pihak konsultannya dulu untuk memilihkan penanganan terbaik untuk Putri," ucap Ratu, yang lebih mirip terdengar sebagai perintah. Tetapi sekali lagi, Jarot manut.

USC Norris Comprehensive Cancer Center, dikenal sebagai salah satu dari delapan pusat kanker komprehensif pertama. Di mana penelitian Ilmuwan Pusat Kanker Komprehensif USC Norris merangkum pemahaman yang lengkap tentang aspek paling mendasar dari kanker.

"Di sini semua berawal. Mulai dari mempelajari karakteristik pertumbuhan sel kanker yang abnormal untuk menentukan apa yang salah dan bagaimana proses tersebut dapat diubah. Tentunya ini merupakan sebuah kerja keras untuk menemukan strategi pengobatan dan pencegahan penyakit kanker. Semua jenis kanker, termasuk kanker kulit. Kita selalu berusaha keras untuk memperjuangkan peluang kesembuhan para pasien," terang Danielle Hobson, yang hari itu memberi pemahaman pada Jarot bahwa tempat itu merupakan salah satu pilihan terbaik.

Jarot setuju, dan mereka kembali ke Beverly Hills dengan pemikiran Jarot yang tulus: Putri harus segera dirawat! Apapun kondisinya, bagaimanapun biayanya. Semua harus dilakukan demi keselamatan anaknya. Anak yang masih diyakininya sebagai anak biologisnya. Bahkan Jarot, telah menjadwalkan untuk berada sekitar dua minggu di LA, demi menemani pengobatan Putri. Suatu hal yang membuat Ratu ketar-ketir, dan Jamin harus terpaksa mengerahkan sejumlah preman di Indonesia untuk melakukan sesuatu.

Saat itu, Jarot sedang berenang bersama Putri, ketika telepon dari Jakarta membuatnya hampir terserang jantung. Dia terduduk lemas, di pinggir kolam renang. Nyaris tak bergerak jika Ratu tidak memeluknya. Tutsi Dalton, cepat membawa Putri menjauh dari kolam renang, setelah menyelimuti gadis kecil itu dengan handuk.

"Apa yang terjadi," bisik Ratu seakan risau, sambil membelai wajah suaminya. Dia sudah tahu skenarionya, tetapi harus tegas bertingkah dan terus berpura-pura."Katakan padaku, sayang."

Jarot menggeleng-gelengkan kepala, nafasnya tersengal-sengal. "Aku harus pulang ke Indonesia. Pabrik roti kita yang di Cengkareng terbakar. Ini rasanya tidak mungkin. Ada sabotase ini, aku yakin!"

"Oh, Tuhan..." Ratu mulai berakting menangis, dia bertingkah seakan sedang tertimpa musibah besar. Musibah yang justru disebabkan oleh niatnya untuk menutupi aib.

Awalnya, dia memang kurang setuju dengan rencana Jamin untuk membakar salah satu pabrik itu. Tetapi pria itu justru menyodorkan pemahaman berbeda,"Kalau kita bakar pabrik konveksinya, dia bisa menjahit di tempat lain. Bakar restorannya? Jarot tak bakal mudik! Dia bisa suruh orang beli resto baru. Tapi pabrik roti itu, adalah salah satu pemasok roti rawar terbesar untuk para pedagang roti bakar, roti kukus, roti telur dan aneka kuliner roti terbesar se-Jabodetabek! Terbayang kan, jika pabrik itu tutup? Dia bakal kehilangan seluruh pelanggan. Pabrik Roti Selasih, bakal tinggal sejarah jika tidak sigap diatasi!"

Ratu menghela nafas. Pabrik Roti Selasih, adalah salah satu usaha milik keluarga Jarot yang terbanyak menyumbang kekayaan, setelah pabrik konveksi. Pabrik yang sangat berarti, meski Ratu juga khawatir jika terjadi hal mengerikan. Kalau kerugian, bisa diatasi. Tapi kalau nyawa?

"Kalau begitu, berarti kau akan suruh orang untuk membakar habis tempat itu?"

"Tidak sampai terlalu habis. Aku punya banyak orang yang bisa bekerja dengan rapih."

"Tapi, jangan sampai ada yang mati..."

Jamin terkekeh, suaranya terdengar seperti setan dari telepon. "Sudah kubilang, mereka bekerja sangat rapih. Proses dilakukan, saat kegiatan produksi usai. Hingga tak ada satupun karyawan di sana, paling hanya satpam yang berjaga."

"Tapi, satpamnya?"

"Mereka akan memancing para satpam itu untuk fokus di posisi pembakaran kecil namun menyulitkan di bagian depan. Lalu tim merangsek ke bagian belakang..."

"Bagaimana dengan CCTV?"

"Preman yang saya maksud, adalah mafia, Nyonya. Mereka juga punya tehnisi elektronik, bahkan pakar IT, bukan hanya tukang eksekusi. Orangnya tidak banyak, tapi cerdas dan licik. Semua bekerja dengan profesional, sesuai bayaran."

Ratu terdiam. Dia mulai menuliskan cek. Pikirannya saat itu begitu kalut. Tetapi saat melihat Jarot bergegas kembali ke Jakarta, Ratu langsung tersenyum.

"Sekarang, kau carikan klinik ilegal yang mampu mengoperasi anak usia jelang enam tahun. Berapapun biayanya," ucap Ratu, sebelum mematikan ponselnya. Dia merasa sangat lelah, dan mulai berpikir untuk membawa anaknya ke pantai.

(Bersambung)

RATU (Sisi Lain Kehidupan Wanita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang