14. Hamil

419 42 2
                                    

"Masya Allah, alhamdulilah, Allahu Akbar!"

Teriakan itu berhamburan dari mulut sang ibu mertua yang sekian tahun lamanya merindukan cucu. Ratih Sitoresmi, akhirnya berjoget riang bersama suaminya Laksono Umar, di ruang Dokter Meisya, Dokter Ahli Kandungan yang baru mengumumkan berita bahagia. Semua terlihat tersenyum gembira, kecuali, Ratu.

Ratu yang masih lemas dan terbaring di tempat tidur, bahkan sulit mengungkap ekspresinya. Hamil? Benarkah? Tapi, benih siapa?

Dia ragu, apakah itu benar benih dari suaminya. Atau justru malah dari Kei? Jarot memang telah berhubungan intim sekarang dengannya. Meski awalnya dalam keadaan setengah mabuk juga. Tetapi, bukankah jarak hubungannya dengan Kei dan Jarot termasuk dekat? Bisa jadi, salah satu dari mereka adalah bapak dari janinnya. Bagaimana jika itu malah anakbya Kei? Mendadak Ratu merasa takut. Tubuhnya gemetar hebat.

"Mas Jenderal Harsono dan Mbak Niniek senang betul ditelpon tadi. Yakin aku, Mas Jenderal sembuh dari stroke-nya gara-gara cucu pertama ini." Kata Ratih Sitoresmi, sambil mematikan ponselnya, usai menghubungi besannya.

Laksono tertawa,"Sudah pasti. Apalagi kalau nanti cucunya lelaki, bisa-bisa dipaksa jadi Jenderal juga, hahaa...."

"Yo, pasti itu!"

Tawa kedua orangtua itu masih membahana, membuat Dokter Meisya hanya bisa tersenyum. Sebagai kerabat mereka, dia juga turut merasa senang dan maklum.

Jarot datang setengah jam kemudian, dalam keadaan sumringah. Dia langsung memeluk dan mencium ratu dengan bahagia. "Terima kasih, sayang." Bisiknya tulus, namun justru membuat Ratu bersedih.

Di saat dia mampu meraih hati suaminya, justru dia sedang gelisah tentang benih di rahimnya. Rasa takut menghianati Jarot, juga mertua dan orangtuanya, membuat wajahnya makin pucat pasi. Tetapi Jarot justru semakin mempedulikannya,"Kehamilan memang tidak mudah, kau masih merasa sangat sakit."

"Pastinya, Jarot." Sahut Ratih, sambil menepuk pundak anaknya."Kau harus makin istimewakan isterimu. Jaga dia baik-baik. Ingat, dia sedang mengandung calon generasi keluarga besar kita..."

Lalu, itulah yang terjadi. Perubahan hidup yang luar biasa, yang mungkin dulu sangat diimpikan Ratu kini telah tergenggam ditangannya. Perhatian dan kasih sayang Jarot, menjadi semakin berlebih saja. Pria itu memang sangat berubah. Bahkan dia bisa melupakan Edelia dengan mudah.

"Mengapa kau memblokir nomor Edelia? Kau bahkan menolak kedatangannya?" Tanya Ratu, saat suatu pagi melihat Jarot memerintahkan satpam mengusir Edelia.

Jarot mendengus kesal,"Wanita itu, hamil dengan pria lain. Aku sudah tahu siapa bajingan itu, cuma seorang manajer sepatu yang gemar meniduri banyak wanita. Pastinya, dia tak mau bertanggung jawab atas janin diperut Edelia. Tololnya Edelia malah minta tanggung jawab padaku. Ngaku-ngaku jika itu anakku. Huh, anak dari mana?"

Ratu menelan ludah, dia jadi bingung. Lalu, mengapa ceritanya jadi sama dengan dirinya? Sama-sama ragu tentang bapak biologis si janin. Sementara menunggu proses tes DNA, pastinya setelah si bayi lahir.

"Ba-bagaimana, jika anak itu memang benar anakmu Jarot?" Tanya Ratu, gugup.

Jarot tertawa,"Selama lebih dari tiga bulan ini aku tidak menyentuhnya. Lalu dia hamil dua bulan, bagaimana bisa?"

"Kau... kau sudah menghitungnya?"

"Dengan berulang malah. Berbeda denganmu, kamu hamil dua bulan, ya memang kita sudah tidur bersama lebih dari dua bulan bukan? Dan kau tidak pernah berselingkuh! Aku tahu itu, jadi aku yakin benar jika anak yang kau kandung jelas anakkku."

"Lalu soal Edelia?"

"Biarkan dia membusuk dengan ulahnya. Ah, seharusnya aku menyudahi hubungan dengannya itu sejak lama. Dia bukan wanita yang layak untuk diberi mahkota. Cocoknya hanya jadi simpanan saja. Pelacur murah!"

"Kenapa kau bisa mengatakan hal itu sekarang?"

"Karena dia hamil dengan pria lain! Apa sebutannya selain pelacur murah? Ada satu ladang tapi mampu digarap oleh lebih satu pria?"

Ratu menggigit bibirnya, dia hanya bisa mengelus perutnya dengan tangan yang terasa berat dan lemah.

(Bersambung)

RATU (Sisi Lain Kehidupan Wanita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang