Gunarsa, terkagum-kagum dengan lukisan besar di hadapannya. Gambar dua burung merpati, tampak hidup dan begitu indah.
"Wow, Katie. Ini kado pernikahan yang luar biasa." Kata Gun, seraya memeluk dan mencium pipi Katie. Mantan kekasihnya itu hanya tertawa.
Angel melihat itu, dia hanya bisa terbatuk, agar kedua orang itu sadar jika dirinya berada diantara mereka. Gunarsa menoleh, lalu tersenyum. "Kau lihat, Angel? Wanita hebat ini menghadiahi kita hadiah hebat juga!"
Wanita hebat, bathin Angel. Betapa tidak ragunya suaminya itu memuji seorang Katie yang benar-benar terlihat sangat mengagumkan. Cantik, cerdas, pengusaha papan atas.
Tiba-tiba, Angel merasa sangat terbebani dengan keakraban yang tercipta bahkan jauh sebelum dirinya ada itu. Dia sudah siap-siap ingin menyindir mereka dengan kalimat,"Oh ya, jadi kalian masih saling mengagumi. Lalu kenapa tidak menikah saja?"
Tetapi, kalimat itu mendadak kandas tertelan di mulut Angelina, ketika Katie tiba-tiba bersuara. "Lukisan ini aku pesan khusus dari pelukis muda berbakat bernama Kei Zorach! Wow, karyanya sangat luar biasa, bukan?"
"Kei Zorach?" Gunarsa membelalakkan mata, lalu melirik isterinya dengan jenaka."Katie tidak tahu bahwa itu mantan pacarmu, Angel?"
Katie ikut terbelalak,"Betulkah?"
Gunarsa mengangguk,"Ya, aku maklum. Kau tak akan punya waktu mengurusi gosip-gosip artis, Katie."
"Ya, tentu saja." Sahut Katie tertawa. "Artinya aku juga tidak perlu bertanya mengapa mereka putus. Sebab menurutku, Kei Zorach jauh lebih menawan darimu Gunarsa."
Gunarsa terkekeh,"Buat apa menawan jika tak punya uang? Kere menahun. Menggembel kayak orang udik. Tetapi, dulu Angel pernah bodoh menilai pria. Sama seperti dirimu."
"Oho, tidak Gun!" Katie mengedipkan mata. "Aku punya uang yang jauh banyak, jadi tidak melihat pria dari sisi materi saja. Justru, aku melihat pria itu dari sisi berbeda, dan itu tidak bisa disebut bodoh. Aku lebih senang menyebutnya sebagai keluhuran budi pekerti, alias ketulusan dalam memandang kepribadian seseorang."
"Hayo, kau mengajakku berdebat lagi? Inilah yang membuat kita jadi tidak bisa menikah. Pandangan kita berbeda."
"Pandanganmu cuma harta."
"Ayolah, bukankah semua wanita menginginkan hidup berkecukupan?"
"Itu hanya untuk wanita yang tidak cukup punya otak untuk mencukupi kehidupannya atas kemampuannya sendiri."
"Ya, jangan terlalu mandirilah jadi wanita. Hiduplah dengan sedikit bertopang pada suami, biar agak dibutuhkan kami-kami kaum Adam ini."
"Hei, tak jadi masalah bertopang pada suami. Sebab kalian jelas pemimpin. Maksudku, yang bahaya itu, memilih pria hanya karena harta yang dibawa si calon suami. Bukankah itu tidak tulus? Serasa pedagang yang cuma ingin mencari keuntungan."
"Hidupkan memang harus selalu untung?"
Katie mencibir,"Beruntung di harta, belum tentu cinta."
"Eh, kata siapa?" Gunarso pura-pura cemberut."Buktinya aku sudah menikah, kau belum."
"Belum dibawa ke penghulu saja."
"Emang beneran ada?"
"Haloo..., jangan bilang kau cemburu ya."
"Ih, aku sudah beristeri."
"Beristeri, tapi mata ke mana-mana. Jangan bilang kau masih ngejar si Shanon, ya?"
"Wah, kau masih cemburu saja dengan si cantik itu."
"Ya, dia memang berkelas."
"Iya, sih. Tetapi dia menolak kulamar. Entah mengapa. Sampai sekarang jadi penasaran juga. Cuma biarlah, sekarang aku telah menikahi Angelina. Shanon akan jadi kenangan."
"Terindah?"
"Indah itu kamu! Bertahun pacaran denganmu, malah nggak jadi."
"Tapi kan kita masih bersahabat?"
"Sampai?"
"Sampai suamiku nanti bilang, 'jauhi Gunarsa', ya begitulah kira-kira!"
Gunarsa terbahak, Katie juga. Keduanya saling pukul dan terus tergelak dengan riangnya.
Angel, melihat itu. Tapi dia hanya bisa menelan ludahnya.
(Bersambung)

KAMU SEDANG MEMBACA
RATU (Sisi Lain Kehidupan Wanita)
RomanceRatu, tak pernah menjadi ratu dalam rumah tangganya. Karena sebelum menikahinya, suaminya Jarot telah menjadikan Edelia, sebagai ratu dihatinya. Perasaan terhina, putus asa, dan sedih dalam fase 9 tahun pernikahan itu, akhirnya malah semakin berkonf...