29: Anggun

163 25 2
                                    

"Bisakah Aa tidak terus menerus membantu si Jarot? Dia bukan bayi yang harus terus disuapi!" Kata Angel, saat mengetahui, jika Gun kembali menggelontorkan uang untuk membantu Jarot.

Gun yang sedang bermain dengan bayi mungil bernama Anggun di kamar, hanya menoleh sesaat, lalu bersikap tak peduli. Sama tak pedulinya pada Lovely yang duduk di sebelahnya, berharap ditegur dan disapa. Tetapi Gun lebih senang fokus terhadap anak kandungnya, Anggun. Ketimbang Lovely yang jelas bukan anak Gun.

Angel melihat itu, perubahan yang begitu besar dirasakannya dari Gun, saat Anggun lahir. Tak ada lagi kepedulian pada Lovely. Bahkan Gun sempat meminta agar Lovely diserahkan pada bapak biologisnya, Kei Zorach.

"Gila kau, ya? Lovely anakku!" Teriak Angel waktu itu.

Gun langsung melotot,"Tapi dia bukan anakku!"

Lovely sering mendengar pertengkaran itu, sampai dia merasa takut dan mulai menjauh. Usianya 8 tahun kini, dan cukup paham makna "bukan anakku." Jiwa anak itu lama-lama semakin terganggu, dia kemudian tumbuh menjadi anak pendiam dan pemalu. Angel terpaksa memanggil guru ke rumah untuk program home schooling, karena Lovely takut bersekolah umum.

"Semua bilang aku bukan anak papi," keluhnya.

Angel hanya bisa diam melihat kondisi mental anaknya. Sampai suatu hari Lovely  berkata,"Aku membuka internet, ada berita  gosip yang menyatakan bahwa aku mirip Kei Zorach, mami. Siapa Kei Zorach itu...."

Sulit menjelaskan hal itu pada anak sekecil itu, Angel sendiri merasa itu belum saatnya. Dia juga tak berusaha mengamankan jiwa anaknya, karena bagaimana pun, hidup bersama Gunarsa lebih menjadi prioritasnya. Apalagi kini dia memiliki Anggun, sesuatu yang membuatnya lebih punya alasan untuk dipertahankan suaminya. Tak peduli Gun sering bercinta dengan banyak wanita di luar sana, asal seorang Angel tetap menjadi ratu satu-satunya di rumah.

Kei Zorach, adalah masa lalu baginya. Kesalahannya di masa silam, ibarat serpihan kecil debu yang bisa ditiup. Toh, suaminya masih menerima. Lagi pula, dia tak sendiri. Di luar sana juga ada si Ratu, yang juga pernah mengandung bibit Kei Zorach juga. Meski dia mendengar kabar, bahwa anaknya Ratu si Putri, yang dulu seperti kembar dengan Lovely, tiba-tiba wajahnya berubah drastis. Usai pulang dari Amerika, pergi hanya tak sampai dua tahun lamanya dengan alasan pengobatan penyakit langka, kok wajah bisa berubah total?

Angel menertawakan Jarot dan keluarganya, yang mungkin tidak begitu cerdas memahami perubahan yang tak wajar itu. Apa karena mereka masih stres karena jatuh bangkrut, sampai tak bisa berpikir secara logika, entahlah! Tetapi Angel yakin, Ratu telah mengirim anaknya itu ke meja operasi. Merombak wajahnya, agar mirip si Jarot.

Suatu hal yang juga diragukannya, juga masalah tes DNA si Putri. Gun bahkan menggunakan bukti si Ratu untuk menyerang masa lalu Angel,"Mbak Ratu bisa membuktikan jika Putri adalah anak Jarot. Apa kau bisa melakukan itu? Kurasa tidak, karena tak mungkin. Jadi jangan selalu menuntut aku menerima Lovely. Sudah bagus dia bisa diurus di rumah ini. Soal tanggung jawab lain, kenapa kau tak minta pada bapak biologisnya?"

Angel, tak bersuara. Dia selalu kalah dengan pertanyaan menyudutkan itu. Lalu, dia akan menyuruh Lovely untuk menjauh. "Bermainlah sendiri. Jangan dekati papi dan adikmu," bisik Angel, yang membuat Lovely terpaksa patuh.

Entah sampai kapan, Angel terus menyiksa bathin anaknya. Terkadang, air matanya juga bercucuran. Tetapi baginya, hidup adalah pilihan. Terkadang ada hal-hal yang terpaksa dikorbankan, termasuk perasaan.

"Aku mau menolong Mas Jarot, itu dengan ikhlas. Sebagaimana aku menolong dirimu dari aib besar masa silam," kata Gun, saat Angel menutup pintu kamar, usai Lovely ke luar.

Angel mendongak, dia menahan air matanya jatuh. "Semoga suatu hari kau juga ikhlas mencintai Lovely," sahutnya, lirih.

Gun tak peduli, dia terus menciumi Anggun yang semakin imut dan lucu. Darah dagingnya yang semakin disayangnya, dan diutamakannya. Lebih dari siapa pun!

"Aa Gun, tolonglah." Bujuk Angel,"Lovely sudah dua kali ke psikolog anak. Aku takut..."

Gun tiba-tiba bangkit, dia bergegas mendekati Angel, dan... PLAK!!

"Sudah berkali-kali kubilang, tolong jaga kesabaranku! Tetapi kau tidak pernah mau tahu! Hanya keinginanmu yang kau pikirkan! Apa kau tidak pernah tahu kondisi mentalku saat anak yang kau kandung dulu adalah anak Kei? Pernah berpikir tidak!!" Teriak Gun, marah.

"Aa...," Angel memegangi pipi kirinya yang merah, setelah ditampar suaminya. Air matanya makin deras mengalir. Apalagi, terdengar jerit tangis Anggun yang kaget dengan teriakan papinya. "Aku tidak bermaksud..."

"Diam!!" Bentak Gun,"Mestinya kau bersyukur aku masih membiarkan anak itu tinggal di sini. Tetapi kau terus menerus menuntut, tanpa mempertimbangkan rasa sakit hati yang kupendam selama ini. Kau bunting karena Kei, semua orang tahu! Juga semua orang menertawai kebodohanku. Aku menikung Kei, tapi justru aku yang makan getah, dia nangkanya!"

"Tapi, Aa..."

"Aku tak mau melihat anak kalian si Lovely itu di sini. Antar dia pada Kei, sekarang! Atau, kau kuceraikan dan tak akan pernah lagi bertemu Anggun!"

***

Katie sedang meneguk susu hangatnya, ketika melihat Kei memasuki apartemennya. Sikap anggunnya mendadak berubah ketika melihat pria yang masih menjadi suaminya, karena sidang gugatan perceraian mereka masih menunggu minggu depan.

Tak ada salam dan sapa, sejak Katie dan Kei memutuskan untuk tinggal terpisah. Dia tidak mau lagi tinggal di Bandung, sementara Kei kini juga memutuskan untuk tinggal di Bogor lagi. Kei membeli rumah yang tak begitu jauh dari rumah lamanya yang telah dibeli Gun, dan kini dipinjamkan pada Jarot. Awalnya, Kei berharap bisa melihat Putri, tetapi saat melihat anak itu di rumah Nyonya Menur di Jakarta, Gun jadi tak punya alasan untuk lama di Bogor.

"Kita perbaiki saja hubungan ini," kata Kei, saat mereka duduk berhadapan.

Katie tersenyum kecut,"Kau tak pernah usai dengan masa lalumu, dan aku juga mandul. Sikapmu yang terus berusaha mengejar dua anak biologismu, membuat jiwaku rapuh."

"Tetapi, satu dari anak itu ternyata bukan anak biologisku!"

"Hah?!"

Kei mengangguk,"Putri ternyata bukan. Tes DNA itu benar. Wajah anak itu kini makin hari mirip Jarot."

"Oh," Katie membuang muka. "Jadi tinggal si Lovely? Ah, andai kau tahu perasaanku selama ini, saat bertemu Angel dan Ratu. Rasanya mereka berdua seperti menertawakanku yang tidak subur seperti mereka."

"Katie..."

"Tak usah dibahas, bukan? Maumu begitu?"

"Kau pun juga punya masa lalu, Katie..."

BRAKK!!

Katie memukul meja, hingga gelas terguling dan susunya tumpah. Dia sangat marah, ketika Kei coba menyetarakan kasus masa lalunya yang pernah berselingkuh dengan bekas tunangannya, Gun. Ketika mereka telah terlanjur menikah. Ini seperti upaya mempermalukannya. Suatu hal yang membuatnya sangat tersinggung.

"Setidaknya, hubunganku dengan Gun tidak meninggalkan jejak seorang anak! Kami selesai jauh lama, dan tidak terus menerus terperosok dalam lubang masa lalu. Paham?!" Bentak Katie, lanjut bangkit berdiri dan meninggalkan Kei.

"Katie! Please....," bujuk Kei, berusaha menenangkan. "Kita bisa mulai segalanya dengan lebih baik. Cabut gugatan ceraimu, kita bisa...."

BRAKK!!

Kini pintu kamar yang dibanting Katie. Membuat Kei menghela nafas, lalu bangkit dan memilih tidur di sofa ruang tamu. Dia masih berharap Katie memaafkannya, dan bisa berdamai malam itu. Kei sudah memutuskan untuk tetap bertahan di apartemen Katie, demi menyelamatkan pernikahan mereka.

Senyum Kei merebak, ketika sekitar setengah jam kemudian dia melihat Katie tiba-tiba ke luar kamar. Dia bangkit dari sofa dan ingin memeluk wanita itu. Namun Katie malah mengusirnya, "Cepat kembali ke Bandung sekarang juga. Jemput anak biologismu di rumah Gun. Gun bilang, dia tak sudi mengurus anakmu si Lovely lagi!"

Kei bengong, dia tak sanggup berkata-kata.

(Bersambung)

RATU (Sisi Lain Kehidupan Wanita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang