"permisi" suster memanggil dari kaca yang ada di pintu . Kami bertiga memutar kepala menghadap suster bersamaan.
"ya ?" tanyaku
"pasien sudah sadar" kami segera berdiri dan masuk ke ruangan.
Nindi memberikan wajah kesalnya. Dia bahkan memutar bola mata kesal ketika Nina menatapnya dengan senyum.
"aku sudah cerita semua ke mereka" ucapan Nindi ketika sampai di samping Nina, seketika membuat ekspresi wajah Nina berubah. Ia menjadi kaku, senyum itu hilang.
"eee terimakasih sudah membantu saya, anda bisa meninggalkan saya karena sudah ada adik saya" Nina mengusir kami secara halus.
Aku memutuskan untuk pergi. Aku menarik tangan Kiran.
"Iya kami pergi, semoga Nina segera membaik" ucapku, tapi ketika aku berjalan pergi aku sempat berbisik kepada Nindi "masalah kita belum selesai" ucapku lirih.
..................................................................
Aku datang bersama Bhale ke rumah Kavi. Aku tidak sabar bertemu teman-teman ku yang lain untuk menceritakan masalah ini. Aku butuh bantuan mereka untuk memberiku saran perihal solusi masalah ini.
Aku melompat turun dari motor Bhale lalu berlari "hati-hati" ucap Bhale ketika melihat kelakuanku.
Sampai di garasi belajar, Kavi dan Juno duduk bersebelahan. Tak jauh dari sana kulihat Kiran di sofa membaca buku.
Aku berlari tidak sabar mendekati Kavi, ketika mulutku terbuka hendak mengucapkan sepatah kata, tangan Kavi memberikan isyarat untukku diam. Kavi mengacungkan jari telunjuknya. "sebentar urusan lelaki"
Oke sepertinya ini tidak bisa diganggu gugat. Kavi dan Juno tampak akan memulai sebuah diskusi dengan wajah serius.
"aku menyukai perempuan" ucap Juno serius. aku mendengarnya dari tempatku duduk. Aku hampir tertawa mendengarnya, tapi kutahan takut merusak suasana serius ini.
"terus ?"
"tapi aku tidak tahu apa dia menyukaiku atau tidak"
"lalu ?"
"sebaiknya aku bagaimana ?"
"hemm pakar cinta mau bicara dengarkan" Kavi menepuk nepuk dadanya membanggakan diri. Tidak lama kemudian Bhale bergabung duduk disampingku.
"aku tahu semua orang yang sedang jatuh cinta pasti mendadak bodoh, memang begitulah ketika kau belum pengalaman. Tapi kau harus bersyukur karena mengenalku yang memiliki banyak pengalaman" ucap Kavi.
"ya cepat jangan kebanyakan kata pengantar"
"kau tanyakan langsung saja padanya" ucap Kavi dengan enteng.
"hah ?" Juno melongo dengan wajah kecewa. Aku justru tidak bisa menahan tawaku.
"hah heh apa ?"
"hanya itu ?"
"ya memang apa, kau mau kuberi saran tanyakan ke dukun atau tanyakan kepada rumput yang bergoyang"
Juno menggaruk kepalanya
"sebelum bertanya kau harus memberikan dia perhatian, menunjukkan bahwa kau peduli dengannya, kau suka dengannya jangan asal tanya saja. Tiupkan benih benih cinta dengan romantis"
"sudah pernah, aku berikan dia coklat, boneka"
"bagus. Kau sudah mengajaknya berkencan ?"
"belum. Aku tidak berani, aku selalu gugup jika berhadapan dengannya. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang dan aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
academic adventures (Season 2)
RomanceBhale : bagaimana maksutnya, bisa Aku melakukan panggilan video, Aku ingin melihat marmutnya secara langsung ? What the, Bhale akan menelfonku, astaga Aku harus merapikan rambut dan riasanku. Aku berlari ke meja rias dan menyisir rambutku yang sudah...