43

0 0 0
                                    

Penjaga itu ternyata adalah pengawal dari perempuan yang dibilang sombong oleh Kavi, Dia seorang selebriti muda pendatang baru yang tengah mendapat banyak sorotan. Dia tengah melakukan shooting sebuah film terbaru yang mana kerahasiaan proses shooting film sangat dijaga ketat, untuk itu tidak satupun orang boleh melakukan foto dilokasi shooting apalagi berfoto dengan selebriti muda tersebut.

"kau baik baik saja ?" tanya perempuan cantik itu kepada Juno. Juno tengah duduk di sebuah kursi dengan tangan serta badan yang terikat dengan kursi. Perempuan itu tampak khawatir dengan kondisi Juno. Juno pikir perempuan itu akan memaki, menampar dan memukulnya tapi lihat berbeda 180 derajat.

"ya-a-a a-aku baik" jawab Juno terbata dengan mata mengagumi kecantikan perempuan itu. Mata bulat, alis tebal wajah yang bersih dan terlihat halus. Juno seperti terhipnotis lalu kemudian Dia tersadar "tidak, maksudku aku tidak baik, lihat apa yang pengawalmu lakukan padaku" meskipun perempuan ini sangat cantik tapi tidak mungkin Juno menyerahkan dirinya secara cuma cuma kepada mereka, Juno harus menyelamatkan diri.

"maafkan aku, mereka melakukan ini karena tuntutan pekerjaan" perempuan itu menyatukan telapak tangannya memohon maaf kepada Juno. Sementara para pengawal masih berada tak jauh dari kamar hotel itu mengawasi gerak gerik mereka berdua.

Perempuan itu menjelaskan semuanya, dan sekarang Juno harus disandera sampai Kavi mau datang dan menghapus foto yang telah dia ambil dengan lancang tadi. Tapi sialnya Juno tidak membawa ponsel jadi tidak mungkin bisa menghubungi Kavi. Beberapa pengawal masih mencari keberadaan Kavi di sekitar lokasi tadi.

...........................

Kavi berlari begitu cepat, menjauh dari kejaran para pengawal.

"sepertinya sudah cukup jauh" Kavi mulai memelankan langkahnya dan memeriksa belakang apakah pengawal itu masih mengejarnya.

"but wait, mana Juno?" Kavi mulai tersadar

"oh shit" Kavi meremas rambutnya gusar. Dia baru ingat jika Juno masih disana tertinggal, kemungkinan terburuk yang ada di kepala Kavi adalah Juno yang menjadi tumbalnya.

Kavi memutuskan untuk pulang dan meminta pertolongan Ibu Juno. "Ibu Juno pasti tidak akan membiarkan putra mahkotanya diculik, ya benar"

Kavi mencari keberadaan Ibu Juno, dia mengetuk semua pintu di seluruh ruangan dan memanggil tante.

Karena rumah Juno terlalu besar, jadi butuh banyak waktu sampai akhirnya Kavi bisa menemukan Ibu Juno di sebuah ruangan perpustakaan.

"ada apa ? kenapa kau berkeringat dan panik ?" Ibu Juno terlihat panik

"ada sebuah musibah tante, tapi tante tenang dulu jangan terkejut"

"apa ? musibah apa ? bagaimana aku bisa tenang jika kau seperti itu dan mengatakan ada musibah ?"

Kavi belum menjawab dia masih terbatuk batuk kehabisan napas karena berlari

"cepat katakan, dimana Juno ?"

"itudia masalahnya tante, Juno dibawa orang?"

"dibawa orang bagaimana ?"

"diculik"

Ibu Juno panik seketika, Dia segera mengambil ponselnya dan menelpon seseorang untuk meminta mencari keberadaan Juno. Setelah itu beberapa orang datang, bahkan polisi juga berdatangan, Kavi diinterogasi untuk memudahkan proses pencarian. Semua orang panik, bagaimana tidak, anak dari konglomerat pemilik banyak usaha tengah hilang, hal ini diperkirakan bisa mempengaruhi perekonomian negara.

Tidak butuh waktu lama, mereka bisa menemukan keberadaan Juno. Titik posisi Juno ada di sebuah hotel yang juga merupakan hotel milik keluarga Juno. Ibu Juno segera menelpon penanggungjawab hotel tersebut dan memintanya untuk menahan semua orang yang hendak keluar masuk hotel sampai Juno ditemukan. Semua orang bergegas ke hotel tersebut. Dengan wajah panik dan penuh harap Ibu Juno bergegas ke hotel tersebut.

Mereka mendatangi sebuah kamar yang diduga tempat Juno disekap.

"JUNOO" teriak Ibu Juno ketika menemukan Juno tengah duduk santai disamping perempuan cantik dengan tawa riang. Juno telah dilepaskan dari jeratan tapi Dia masih disekap.

Semua orang yang berada di ruangan tersebut baik pengawal, kru film, bahkan hingga perempuan selebritis muda itu seketika di borgol oleh polisi yang ikut datang dengan Ibu Juno.

Ibu Juno segera memeluk Juno dan menciuminya, sementara Juno terkejut dan panik melihat adegan tiba tiba ini "Ma kenapa di borgol, Ma lepasin mereka" Juno mendatangi salah satu polisi yang menahan perempuan cantik itu dengan kasar.

"Pak lepasin, lepasin nanti lecet anak orang"

"Kau sudah di cuci otak oleh mereka Juno, mereka menculikmu jadi mereka pantas dihukum" Ibu Juno menahan tangan Juno

"Ma ini enggak seperti yang Mama kira, lepasin dulu mereka Aku jelasin" mata Juno mencari cari seseorang yang harus bertanggung jawab atas semua peristiwa ini.

Kavi mengambil langkah pelan dengan mundur perlahan, Dia harus segera kabur menyelamatkan diri

"ini Ma penjahat yang harusnya diborgol" Juno menahan kerah belakang baju Kavi diwaktu yang tepat sebelum Kavi berhasil kabur.

...................................................

Suatu pagi yang cerah, seorang ibu muda berdiri dengan wajah sumringah di depan ruang guru. Beliau menunggu kedatangan seseorang. Ibu muda tersebut membawa beberapa kantong berisi beberapa makanan ringan. Ibu muda tersebut sengaja membawa kue buatannya untuk diberikan kepada guru guru di sekolah ini.

Mahasiswa magang datang paling pagi. Maksudnya mereka datang sebelum guru-guru datang. Mereka segera mendekati ibu muda tersebut.

"selamat pagi Ibu, ada yang bisa Kami bantu ?" tanya Kavi dengan nada ramah.

"saya sedang menunggu guru-guru datang, saya ingin memberikan ini sebagai rasa terimakasih saya karena sudah baik dengan anak saya"

"oh kalau begitu silahkan Ibu tunggu disini, silahkan duduk"

Kemudian mereka meninggalkan Ibu muda tersebut dan melanjutkan aktivitas mereka. Namun tak berapa lama Ibu itu tampak gelisah. Ibu itu mendekati Kavi.

"boleh saya titip ini," Ibu tersebut memberikan kantong yang ia bawa kepada Kavi "tolong berikan ini kepada wali kelas 4, katakan ini dari wali siswa yang Bernama Brian.

Kavi menerima bingkisan tersebut kemudian Ibu muda itu pergi meninggalkan sekolah. Semua mahasiswa magang penasaran dengan isinya, alhasil mereka mengintip sedikit ke dalam kantong. Ternyata berisi brownis yang terlihat seperti buatan rumahan dan tentunya sangat menggugah selera.

Tidak lama setelah itu, beberapa guru datang termasuk guru wali kelas 4. Kavi segera memberikan bingkisan tersebut. Namun, bukannya senang guru tersebut tampak seperti tertekan. Dengan wajah murung dengan alis bertaut.

.......................................................

academic adventures (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang