Kami memutuskan untuk menghargai keputusan Kiran yang tidak ingin melanjutkan atau memperbesar masalah yang tengah ia alami. Terkadang seorang teman mengeluh bukan berharap untuk diselesaikan masalahnya tapi hanya ingin berbagi keluh kesah agar dia sendiri merasa lega. Aku hanya berpesan padanya jika terjadi hal lebih buruk dari itu maka bisa dipastikan kami tidak tinggal diam. Aku paling sensitif jika ada seseorang mengganggu teman baikku.
Saat ini kami disibukkan dengan tugas esai lagi. Tugasnya mengulas sebuah hutan yang rusak dan menjadi langganan bencana longsor. Kami diminta mengulas penyebab dan mencari solusi yang mungkin bisa dilakukan. Kami juga diminta membahas perubahan kondisi hutan tersebut dari masa ke masa. Hutan yang kami bahas bebas, asalkan masih di wilayah Indonesia.
Kami berlima memutuskan untuk mengulas salah satu hutan yang sama. Tujuannya untuk memudahkan Kami saling bertukar informasi. Mungkin fakta lapangan dan penyebab kerusakan hutan, kami memiliki materi yang sama tapi untuk bagian solusi tentunya kami punya pemikiran yang berbeda.
Hutan yang kami bahas adalah Hutan kupu-kupu. Hutan ini menjadi habitat alami kupu-kupu spesies asli Indonesia. Hutan ini terkenal dengan banyaknya kupu-kupu yang hidup di sana. Dengan banyaknya kupu-kupu membuat hutan ini tampak seperti di Negeri dongeng. Jika dilihat di internet akan muncul foto dari hutan kupu-kupu sepuluh tahun lalu yang masih asri. Berbagai macam pohon dan tumbuhan berbunga tumbuh subur disana. Sekelompok kupu-kupu hidup rukun serta damai yang membuat suasana menjadi indah. Ada banyak jenis kupu-kupu mulai dari bersayap kecil hingga bersayap lebar, berwarna hitam, coklat, merah bahkan biru. Corak yang ada di sayap kupu-kupu juga memiliki ciri khas masing-masing, membuat pemandangan itu semakin indah.
Tapi itu kondisi dulu sekitar sepuluh tahun yang lalu. Sekarang kondisinya sudah berubah. Banyak spesies yang berkurang. Jumlahnya berkurang drastis. Hal itu juga terjadi di jumlah pohon serta tanaman berbunga. Padahal hutan itu terletak jauh dari pemukiman dan jarang orang berkunjung. Itu menjadi teka teki tersendiri. Hutan itu tidak dibuka untuk umum tapi kenapa bisa rusak. Beberapa jurnal membahas kerusakan serta perubahan yang terjadi. Banyak jurnal juga yang membahas bahwa hutan itu rusak akibat perubahan iklim atau seleksi alam. Jadi mereka pikir ini sebuah hal yang normal dan alami karena merupakan bagian dari evolusi.
Seperti ada yang janggal, itu sebabnya kami mulai mencari tahu lebih detil mengenai hutan tersebut. Hampir semua jurnal penelitian hutan kupu-kupu memberikan hasil analisis bahwa itu perubahan iklim tapi aku masih penasaran tentang faktor lain yang menjadi penyebab kerusakannya.
Longsornya memang tidak sampai ke perkampungan tapi yang menjadi korban adalah tanaman yang ikut hancur tergiling tanah. Tetap saja meskipun tidak ada korban, longsor tetap pertanda yang tidak baik, tidak ada akar yang kuat untuk menahan tanah.
"apa kalian menemukan informasi baru ?" tanyaku di tengah keheningan semua orang yang sibuk berkutat dengan laptop masing-masing.
Kulihat Kavi menggeleng.
"belum" jawab Kiran.
Lalu Juno, dia hanya menghela napas sambil menggaruk kepala.
Aku kembali menatap layar laptop. Harus dengan kata kunci apa lagi aku menggali informasi tentang hutan kupu-kupu ini.
"coba cari di artikel lain yang bukan resmi atau cari pendapat orang lain mengenai hutan kupu-kupu, apakah ada mitos atau gosip yang beredar" Bhale memberi saran, tapi bagiku itu terdengar seperti komando. Bhale menjadi pemimpin kelompok belajar kami tanpa pemungutan suara. Bhale selalu jadi ketua bagi kami meskipun tanpa persetujuan secara resmi. Entah kenapa setelah memikirkan betapa berkarismanya pacarku, itu membuatku senyum-senyum sendiri tanpa sadar. Aku tidak salah memilih.
"tidak ada yang lucu Elee, kenapa kau senyum-senyum sendiri, apa kau menghina Bhale" Juno mulai menggangguku. Aku segera memberinya tatapan tajam dengan alis berkerut.
"gigimu ada cabainya" ucap Juno. Aku segera menyapukan lidahku di semua gigi-gigiku. Tidak lucu jika dari tadi aku bicara dengan cabai menempel di gigi. Memalukan.
Ketika aku tengah sibuk meneliti gigi, semua orang menerwatakan tingkahku "kenapa ?" tanyaku. Apakah posisi cabai ini membuatku terlihat lucu.
"Juno hanya mengganggumu Elee, dia berbohong" ucap Kiran
"berhenti menjilati gigi. Menjijikan" tambah Kavi.
Cukup, ini cukup membuatku merasa malu. Juno sialan. Aku melempar satu buku besar ke arah kepalanya. Bisa-bisanya aku dikerjai. Bersikap bodoh di depan pacarku yang menawan. Bhale pasti melihat tampang bodohku.
Mengabaikan Juno, aku kembali menatap fokus layar laptop dan mencari informasi sesuai perintah Bhale. Aku mulai menyelami artikel dari beberapa penulis lepas dan para wartawan.
Di duga tanah longsor akibat penebangan secara besar-besaran di hutan kupu-kupu
Aku mulai membaca artikel itu. Di dalam artikel tertulis bahwa ada penebangan besar-besar sejak lima tahun terakhir yang dilakukan sebuah perusahaan furniture. Tapi dia tidak menyebutkan perusahaan yang mana. Jika memang benar begini, ini berarti sebuah tindakan ilegal. Menebang hutan secara besar-besaran tanpa melakukan tebang pilih atau reboisasi itu tidak boleh dan juga harus ada persetujuan secara resmi dari pihak perhutani. Perhutani tidak mungkin mengijinkan hal ini terjadi dan merugikan negara.
Aku kembali menelusuri beberapa artikel lain, tapi sayangnya tidak ada satupun artikel yang menyebutkan nama perusahaan itu. Sulit sekali menemukan fakta perusahaan. Sepertinya nama perusahaan disembunyikan dengan rapat, sepertinya pemilik perusahaan adalah orang yang berpengaruh. Ini membuatku semakin penasaran.
Mataku melotot ketika menemukan foto proses penebangan. Pohon pohon besar di pangkas. Kupu-kupu berterbangan menjauhi area penebang itu. Lahan hutan yang kosong dan gundul terlihat sangat jelas. Ada salah satu foto juga yang diambil dari atas. Foto itu membandingkan kondisi hutan jaman dulu yang masih lebat serta pada masa sekarang yang sudah gundul dan terlihat kosong. Kenapa hatiku sakit melihat hal ini. Astaga apakah para penebang itu tidak pernah mendapat ilmu lingkungan selama di bangku sekolah. Tega sekali. Coba saja jika oksigen itu berbayar pasti semua tanaman akan kaya raya.
"ada penebangan liar di hutan ini" ucapku memecah kesunyian.
"ya aku juga sudah membacanya" jawab Kavi.
"aku mengutuk siapapun yang menyakiti hutan" ucap Kiran dengan geram. Kurasa Kiran juga tengah membaca informasi tersebut. "apa pihak perhutani tahu hal ini ?"
Aku menggelengkan kepala
"entahlah" jawab Kavi. "tapi sulit sekali menemukan perusahaan yang ada di balik ini semua"
Ternyata sama saja, Kavi juga belum menemukan dalang dibalik ini.
"kita cari pohon yang dominan tumbuh di hutan itu lalu cari perusahaan mana yang menggunakan jenis pohon itu sebagai produksi furniture mereka" Bhale kembali bertitah.
"itu ide bagus" ucapku antusias. Kenapa aku tidak terpikirkan hal itu dari tadi.
Kami mulai sibuk mencari informasi itu. kubaca satu persatu artikel mengenai pohon dominan disana. Tangan kananku sampai capek karena terus menggerakkan kursor serta mataku sudah mulai lelah.
"kayu jati" ucap Kavi
"dan hampir semua perusahaan furniture menggunakan jati" tambahku. Ini tidak semudah yang kita duga ternyata. Kami sangat penasaran tapi kami hampir menyerah karena tidak ada jalan menemukan jawabannya.
"grandis furniture" ucap Bhale
.................................................................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
academic adventures (Season 2)
RomanceBhale : bagaimana maksutnya, bisa Aku melakukan panggilan video, Aku ingin melihat marmutnya secara langsung ? What the, Bhale akan menelfonku, astaga Aku harus merapikan rambut dan riasanku. Aku berlari ke meja rias dan menyisir rambutku yang sudah...