Aku meletakkan tas milikku di meja ruangan osis, bersama tas milik temanku yang lain. Kali ini aku datang tepat waktu, bukan lebih awal seperti kemarin tapi tepat waktu. Lima menit sebelum bel Aku baru sampai. Antusiasku sedikit berkurang. Semua teman-temanku sudah datang. Sama saja mereka juga terlihat tidak semangat. Kavi bermain ponsel, Kiran bengong sambil melihat keluar jendela memandangi hiruk pikuk kegiatan siswa. Juno bermain melipat kertas di pojok ruangan dan Bhale, Dia diam menatapku yang sibuk mengamati sekitar. Aku menghela napas dan menekuk bibir kebawah. Bhale malah tertawa melihatku, apa Dia pikir Aku sedang membuat muka lucu untuk menghiburnya.
"tadi Aku bertemu Miss Rena di gerbang" ucapanku menghentikan kegiatan semua orang, mereka beralih memandangku.
"Dia bilang tugas hari ini Bhale dan Juno di koperasi, Kavi ke UKS, dan Kiran ikut Miss Rena" ucapku. Semuanya berdiri dan berjalan menuju pos mereka masing-masing.
"jika sampai seminggu tetap begini Aku tidak akan tinggal diam" gerutu Kavi.
Aku mendekati Bhale, dia tersenyum dan mengatakan "kau ingin pelukan penyemangat ?"
Aku melotot dan mencubit lengannya, sangat tidak sopan. Dia mengaduh kesakitan, padahal Aku tahu Aku mencubitnya hanya sedikit tapi respon yang Dia berikan begitu berlebihan. "dimana ruang perpustakaan ?" tanyaku.
"kuantar saja" Bhale menarik tanganku.
Kami berjalan melalui tangga dan naik ke lantai dua. Sampai di depan ruangan Bhale mengucapkan "jadi anak baik jangan nakal" Bhale mengusap kepalaku sebelum Dia pergi meninggalkanku. Untung saja masih ada Bhale yang bisa membuat suasana hatiku menjadi lebih baik.
Perpustakaan ini, seperti perpustakaan pada umumnya banyak buku. Aku mendekati tempat penjaga perpustakaan, seorang pria muda dengan setelan kemeja rapi berwarna biru dan celana hitam. Setelah Aku memperkenalkan diri beliau memberiku tugas mengembalikan buku yang baru saja dipinjam siswa untuk dikembalikan ke rak sesuai urutannya. Tidak banyak, hanya ada lima buah buku.
Aku belum begitu mengenali tata letak di perpustakaan ini. Aku harus membaca satu persatu rak dan memastikan letaknya benar. Raknya banyak sekali, membuatku pusing dan kesulitan. Untuk mengembalikan lima buku ini Aku membutuhkan waktu tiga puluh menit. Kakiku pegal rasanya mengelilingi seluruh penjuru ruangan.
"sudah Pak" laporku kepada pustakawan.
"oke terimakasih. Untuk sementara tidak ada tugas lagi, anda bisa duduk dimanapun anda merasa nyaman. Jika ada tugas akan saya panggil"
"baik" Aku pergi dan memutuskan untuk mencari buku biologi. Aku membaca buku dengan tenang. Yah setidaknya membaca buku lebih baik dari pada bengong.
Bel istirahat berbunyi, banyak siswa masuk ke perpustakaan. Kukira ketika ada banyak siswa yang datang, pustakawan itu akan memberiku tugas lain. Oke Aku menunggu tugas sambil melanjutkan membaca buku. Berulangkali mataku lari ke posisi duduk petugas perpustakaan, berharap dia memanggilku. Tapi yang kulihat pustakawan itu sibuk dengan komputernya, sepertinya dia belum butuh bantuanku. Aku kembali membaca buku, kutunggu beberapa menit dan kuperiksa lagi ke meja pustakawan dengan harapan yang sama. Dia tidak melirikku sama sekali. Apa mungkin Dia lupa kalau ada aku disini. Ini membuatku tidak fokus membaca buku. Tapi ternyata sampai jam istirahat berakhir, dia tidak memanggilku sama sekali.
Semua siswa bergegas kembali ke kelas, setelah ruang perpustakaan kosong aku mendekati meja pustakawan.
"apakah ada yang bisa saya bantu ?" tanyaku
Dia mengangkat kepalanya dan memandangku dengan senyum"untuk saat ini tidak ada" jawabnya diakhiri senyum.
Astaga aku merasa jadi manusia tidak berguna
Aku kembali duduk dan membaca buku untuk meredam emosiku. Tenang, ini hanya proses. Mungkin beberapa hari kedepan aku akan mendapat tugas mengajar di kelas atau paling tidak jadi asisten guru.
"permisi, saya mau mengembalikan buku ini" suara yang sepertinya kukenal. Setelah kulihat dan kupastikan, dugaanku benar itu Miss Rena. Tanpa berpikir panjang aku segera mendekati Miss Rena. Aku sudah tidak tahan dengan keadaan seperti ini.
"Miss Rena maaf apa boleh saya ikut Miss Rena mengajar di kelas ?" tanyaku dengan sopan dan senyum.
Miss Rena menatapku, bibirnya yang semula senyum sekarang perlahan berubah menjadi datar, tatapannya meneliti wajahku dengan serius "tidak bisa. Tugasmu disini, selesaikan tugasmu dengan baik" jawab Miss Rena yang berhasil membuatku berkecil hati. Ingin sekali mulutku mengucapkan segala protes tapi dengan akal yang rasional aku mengurungkan niat itu.
"saya tidak melakukan apapun disini Miss, saya ingin ke kelas" rengekku memohon.
Miss Rena kembali menatapku serius, lama sekali dan aku menunggu keputusannya. Kuharap dia mengabulkan permohonanku.
"jelaskan perbedaan reaksi gelap dan reaksi terang pada fotosintesis"
"reaksi gelap aaa- rekasi terang mmm re-re-reaksi" jawabku terbata-bata
"tidak bisa jawab ? kau hanya belajar ketika akan ujian saja ?" Miss Rena menggelengkan kepalanya.
"Kau harus belajar meskipun ada ujian atau tidak. Kau harus belajar meski ditanya atau tidak. Karna pengetahuan kita ketika sudah lulus diperlukan sewaktu waktu tanpa peringatan, kau jangan membuat orang kecewa karena kau tidak tahu" ucap Miss Rena memberiku nasihat, ucapnya dengan nada kesal.
"begitu saja tidak tahu kok minta ke kelas" kemudian Miss Rena meninggalkan perpustakaan.
Aku juga tidak tahu kenapa aku tiba-tiba terbata. Aku tahu apa itu reaksi gelap dan reaksi terang, kepalaku mengingat itu tapi mulutku kesulitan mengeluarkan jawaban. Aku seperti terkejut dan otakku sulit terhubung. Aku tidak menduga Miss Rena akan memberiku tes tiba-tiba. Aku merutuki kebodohanku, seharusnya tadi aku bisa jawab.
Kulihat pustakawan itu sibuk dengan komputernya, aku kembali ke tempat dudukku. Astaga pasti aku semakin tidak dipercaya untuk mengajar di kelas. Mungkin para guru disini berhati-hati untuk membawa orang asing ke kelas. Tujuan utama mereka untuk menjaga kualitas siswa jadi mereka pasti menjaga betul dan menyeleksi, siapa yang boleh berada di kelas. Setelah kupikir ulang, kesempatan untuk mendapat ilmu dari guru-guru disini semakin jauh.
Tapi surat ijin magang dari kampus bertuliskan untuk mengajari mahasiswa magang mengajar bukan untuk bengong dan di suruh-suruh. Apa iya aku tidak akan diberi kesempatan mengajar di kelas.
"anak magang !" seru pustakawan memanggilku.
Aku berjalan mendekati mejanya dengan langkah gontai.
"Miss Rena menunggumu di ruang osis"
Aku hanya mengangguk dan berlalu begitu saja. Sampai disana sudah ada teman-temanku yang lain. Mereka duduk rapi dan Miss Rena berdiri dengan tatapan menusuk, aku tahu dia masih kesal.
"kalian semua jangan merengek lagi, telingaku sakit mendengarnya. Sekarang kerjakan ini jika nilai kalian sempurna maka kalian boleh ke kelas sesuai permintaan kalian" Miss Rena membagikan lembaran yang berisi soal.
"harus sempurna, jika tidak maka kalian kembali ikuti aturan saya" ucap Miss Rena lagi.
Ini seratus lima puluh soal biologi SMA. Aku menelan ludah, kurasa yang melakukan protes bukan hanya aku. Teman-temanku juga pasti melakukannya. Aku harus mengerahkan segala kemapuanku.
"Saya sudah mempersiapkan jadwal untuk kalian. Bukan sekarang saatnya kalian mengajar di kelas. Tapi kalian sudah tidak sabar dan banyak protes. Sudah kerjakan dengan baik, jika kemampuan kalian memang bagus maka akan saya kabulkan permintaan kalian" ucap Miss Rena dengan tegas.
..................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
academic adventures (Season 2)
RomanceBhale : bagaimana maksutnya, bisa Aku melakukan panggilan video, Aku ingin melihat marmutnya secara langsung ? What the, Bhale akan menelfonku, astaga Aku harus merapikan rambut dan riasanku. Aku berlari ke meja rias dan menyisir rambutku yang sudah...