33

8 1 0
                                    

Hari yang melelahkan, melakukan hal yang belum pernah kulakukan sebelumnya. Meskipun sedikit kesal tapi ambil sisi positifnya saja, suatu hari pengalaman berharga ini akan bermanfaat untukku.

Singkat cerita, kehidupanku selama KKN berjalan lancar. Observasi sekolah lalu pulang ke posko dan bila dapat jadwal memasak maka aku tidak bisa langsung beristirahat. Aku harus menyelesaikan tugas memasak terlebih dahulu bersama teman-teman yang mendapat tugas yang sama.

Tugas KKN ku selesai dan diakhiri dengan pembuatan perpustakaan bagi sekolah yang belum memiliki ruang perpustakaan. Sekolah tersebut tidak memiliki perpustakaan, namun hanya sebuah ruangan seperti gudang yang dipenuhi dengan buku. Kami membersihkan ruangan tersebut, mengecat ulang dan menata kembali seluruh isi ruangan. Kami memberikan rak-rak buku juga hiasan di dinding agar nampak lebih rapi. Semua kami lakukan sendiri sampai selesai. Selama KKN, Aku dituntut harus bisa apapun, mulai dari menjadi guru, pengasuh anak yang menggantikan celana dalam, koki, hingga kuli bangunan yang mengecat tembok dan menggotong rak-rak berat. Sudah sepatutnya jika aku lulus dengan nilai bagus di program KKN ini.

Setelah 45 hari terlewati, kami semua kembali ke kampus. Aku merasa lega, tugasku sudah selesai.

"ELEEEE I miss u so bad" suara Kiran memekikkan telinga. Ia berlari dan menghambur memelukku. Itu membuatku terkejut. Kami baru saja upacara pembubaran KKN, jadi ini pertama kalinya kami bertemu setelah berpisah 45 hari lamanya. Aku bahkan belum meninggalkan tim KKN ku tapi Kiran sudah menemukanku disini, cepat sekali dia.

"bagaimana genre KKN mu? seru ? romantis atau horor ?" tanya Kiran setelah melepas pelukan kami.

Aku memberinya senyum "seruu, menarik. Aku harus menggantikan popok anak kecil"

"Itu sangat lucu dan menarik" jawab Kiran dengan menahan tawa.

"kau sendiri ?"

Kiran menjawab sambil malu-malu "romantis"

"what ? tidak sia sia aku mengajarimu berdandan"

Kiran mulai menceritakan kisah romantisnya selama KKN. Dia merasakan hal yang belum pernah dia rasakan. Kebahagiaan sederhana yang membuat hatinya berbunga-bunga. Ia menceritakan setiap detil kejadian yang membuatnya senang bukan kepalang itu. Hal-hal kecil seperti berjalan menyusuri sawah berdua, meminjamkan almamater, mendapat tugas piket berdua dan hal sederhana lain. Tapi ternyata mereka masih dalam tahap pendekatan. Satu sama lain belum ada yang menyatakan menyukai, tapi dari ceritanya sikap mereka berdua menunjukkan mereka saling peduli. Aw that so sweet, aku ikut bahagia untuk Kiran. Kuharap ini awal yang bagus.

..............................................

Aku mulai menjalankan tugas berikutnya. Persiapan pengajuan judul skripsi sekaligus membuat proposal. Sisa waktu di semester enam ini akan disibukkan dengan membuat proposal penelitian.

"latar belakang yang anda buat tidak runtut sehingga tidak jelas arah masalah dari penilitian anda ini kemana" ucap dosen mata kuliah seminar proposal sambil memberikan coretan besar bertuliskan 'tidak jelas, buat ulang' dengan pena tinta merah.

Aku segera berdiri dari kursi dan maju ke meja dosen untuk mengambil proposal milikku. Wajahku tertekuk setelah mendengar komentar dosen barusan. Ada rasa kekecewaan, tugas yang kukerjakan sebaik mungkin ternyata mendapat hasil seperti ini. Teman-temanku yang lain juga bernasib sama denganku. Tidak ada satupun di kelas ini yang latar belakang proposalnya sudah benar, kami semua salah.

"Bhalendra Caraka, isi latar belakangmu sudah bagus" semua mata tertuju ke depan. Akhirnya ada juga yang benar, tapi tidak terlalu terkejut karena itu pekerjaan milik Bhale.

"tapi cara penulisan rujukanmu salah semua, apa kau membuat aturan sendiri ? cek kembali aturan yang digunakan di kampus ini, jangan membuat aturan sendiri. Bukankah kau sering membuat jurnal penelitian, kenapa bisa hal seperti ini masih salah, jangan ngawur" ucap dosenku. Ternyata masih ada yang salah juga. Kami semua manusia biasa, yang bisa salah kapan saja, untuk itu kami harus belajar setiap harinya untuk menjadi lebih baik lagi. Meskipun akan ada kesalahan kesalahan lain yang akan kami buat tapi setidaknya setiap hari kami berkembang. Pikirku untuk menghibur diri.

Setelah dosen kami keluar, kelas mulai gaduh. Semua mahasiswa rata-rata mengeluhkan hasil pekerjaan mereka.

"aku tidak mengerti salahku dimana, selama ini aku membuat latar belakang seperti ini ya aman saja. Lalu ini salahnya di bagian mana ?" keluh Kiran. Apa yang Kiran rasakan hampir sama denganku. Rasanya pekerjaanku sudah benar dan aku tidak tahu salahnya dimana.

"aku ke perpustakaan dulu" pamitku. Aku harus membaca banyak buku penelitian agar tahu letak kesalahanku.

"ikut" Kavi menyusulku.

.................................................................

Kembali kami menghadap dosen seminar proposal setelah mendapat waktu satu minggu memperbaiki pekerjaan kami.

"Elee lavanya, pekerjaanmu masih salah. Kau ini sudah semester 6 tapi pekerjaanmu masih begini. Apa yang kau pelajari selama kuliah disini" ucapan dosenku berhasil menusuk hatiku dan menghancurkannya menjadi berkeping-keping. Aduh, seburuk itukah pekerjaanku. Aku merasa menjadi manusia paling bodoh di dunia ini. Aku menggigit bibir untuk menahan agar tidak menangis saat itu juga.

"silahkan kedepan"

Tamatlah riwayatku

"awal masalahmu ini dimana ?"

"minat belajar siswa Pak"

"lalu kenapa kau membahas tujuan pendidikan dalam undang-undang di paragraf pertama ?"

Aku tidak menjawabnya, karena aku juga tidak tahu.

"membuat latar belakang harus runtut, masalahnya apa, buktinya apa, analisis kebutuhannya bagaimana dan jangan lupa jelaskan alasan kau menggunakan variabel penelitian itu. pekerjaanmu ini masih tidak jelas arahnya kemana"

"coba sebutkan ada berapa variabel penelitianmu ?"

Aku semakin merunduk karena tidak yakin dengan jawaban yang ada di kepalaku. Aku takut salah dan semakin disalahkan.

"variabelnya saja tidak tahu, pantas saja tidak bisa menjelaskan. Silahkan kembali duduk. Ini bawa proposal kamu, pusing saya melihat proposalmu itu"

Aku benar-benar merasa seperti manusia paling gagal di dunia ini. Aku merasa tidak layak berada disini. Dimarahi di depan semua mahasiswa. Perasaan takut dan malu campur jadi satu. Semua hal negatif masuk ke kepalaku.

"tenang Elee, pekerjaan semua orang juga salah bukan kau saja" Kiran mengusap pundakku. Ya aku tahu kebenaran dari ucapan Kiran, Aku mulai sedikit berpikir tersadarkan sekarang.

Apa yang dilakukan dosenku hanya untuk kebaikanku, bukan untuk menjatuhkanku tapi ini untuk membuatku menjadi lebih baik lagi.

Setiap kesulitan dalam hidup datang untuk dua tujuan. Ujian atau hukuman. Jikapun ini hukuman maka itu tidak sepenuhnya untuk menghukum kita melainkan dari sebuah hukuman kita harus belajar agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Jangan fokus ke hal yang membuat kita mengeluh, coba fokus ke sesuatu yang membuat kita bersyukur. Lihat dari sudut pandang yang positf saja, tapi jika memang tidak bisa sebaiknya lakukan dengan seimbang. Setelah mengeluh lanjutkan dengan bersyukur. 

..............................................................................

academic adventures (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang