MENU 29

143 31 17
                                    

Please vote ⭐ and leave any commentSupaya author semangat 😆Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please vote ⭐ and leave any comment
Supaya author semangat 😆
Happy Reading!

❁❁❁


“Dijemput Jaemin?” Hyunjin menautkan alis. Terlihat jelas di wajahnya gurat yang ditimbulkan karena rasa takut dan khawatir.

Ibu Ryujin paham benar, jika wajah Hyunjin seperti itu, pasti ada masalah antara pria itu dengan anak perempuannya. Pun sikap Ryujin terlihat berbeda sejak semalam sepulang dari acara ulang tahun Minju. Ibu Ryujin ingin bertanya, tetapi Ryujin adalah tipe orang yang tidak ingin membicarakan masalahnya, karena jika ia buka mulut, disitulah air matanya akan mengalir, dan Ryujin benci sifatnya yang seperti itu.

“Kalian ada masalah? Ryujin kelihatan berbeda sejak semalam.”

Hyunjin mengangguk. “Maafin Hyunjin, ma.”

Wanita itu tersenyum. “Masalah dalam hubungan itu biasa, yang penting jangan dibiarkan berlarut-larut. Segera diselesaikan. Paling-paling dia ke kampus.”

Hyunjin mengangguk. “Iya, makasih ma. Ngomong-ngomong, mau sekalian diantar ke Fluffeur, ma?”

Ibu Ryujin menggeleng. “Nggak usah, kamu langsung ke kampus aja. Mama bisa berangkat sendiri.”

Beberapa menit masih berbicara, akhirnya Hyunjin beranjak dari halaman depan rumah Ryujin, masuk ke mobilnya, hendak menuju ke kampus.

“Ngapain Jaemin jemput cewek gue.” Gumam Hyunjin sesaat sebelum menjalankan mobilnya, terlihat gusar. Ia menghela nafas.

Selama beberapa tahun menjalin hubungan dengan Ryujin, tak sekali pun gadis itu pernah menginjakkan kakinya di kendaraan milik pria lain selain Hyunjin ---selain kendaraan umum tentunya. Bahkan, meski pun akhirnya mereka kuliah di jurusan yang berbeda, Hyunjin tetap konsisten menemui Ryujin ke kelasnya setiap hari. Terkadang, ada saja yang berkomentar bahwa Hyunjin terlalu bucin pada pacarnya yang mungkin sebenarnya tampilannya biasa saja. Namun, ketika Hyunjin memperkenalkan Ryujin kepada teman-temannya, barulah mereka menyadari bahwa gadis itu tidak hanya cantik. Ryujin adalah gadis yang cerdas, berbakat, dan memiliki sifat yang baik.

Lantas, kata bucinyang biasa dikatakan teman-teman Hyunjin itu pun perlahan menghilang, berganti dengan kalimat “Dimana nyari yang kayak Ryujinatau “Kalau lo udah nggak mau sama Ryujin, buat gue aja!”. Berangkat dari sana lah, Hyunjin akhirnya mulai sedikit posesif, meski pun ia tidak ingin terlalu menunjukkannya pada Ryujin, karena takut gadis itu merasa tidak nyaman.

Beberapa menit mengendarai mobil sambil melamun, dengan wajah gusar dan beberapa kali berdecak sepanjang perjalanan, akhirnya Hyunjin tiba di perpustakaan Fakultas Ekonomi, tempat favorit Ryujin untuk mengerjakan skripsinya. Buru-buru Hyunjin memarkir mobilnya, lalu beranjak menuju ke perpustakaan, dan setibanya di dalam, ia menghamburkan pandangan mencari keberadaan gadis itu.

SECRET RECIPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang